Ayana, tentang Rendra

Satu Minggu setelah perjodohan

“Bu. Aku mau dijodohkan dengan mas Rendra.”

“Syukurlah... kalau kamu mau nak.”

“Tapi, aku harus memperkenalkan Aila pada mas Rendra dulu.”

“Tidak masalah. Rendra itu penyayang kok. Ibu pernah tahu sendiri. Lagipula... Jadi single parent itu sangat beraaaaat sekali. Kamu butuh pelindung. Ibu rasa, Rendra orang yang cocok.”

...****************...

Ayana amat sibuk di dapur. Ia menyiapkan banyak masakan yang dimasak mendadak hari ini.

Pagi tadi...

“Maaf ya Ay. Ini mendadak, nanti beberapa temanku mampir ke rumah. Katanya rapatnya ingin ke rumah kita. Anak-anak kamu titipkan ke rumah ibu saja. Tolong kamu siapkan makan malam untuk mereka.”

“Iya mas. Tidak apa-apa. Nanti aku siapkan makanan untuk teman-teman mas.”

Begitulah pinta sang suami yang menjadi Ayana sibuk sekali di dapur. Sore hari menjelang, tapi masakan untuk makan malam sudah siap semua. Ayana hanya tinggal menyiapkan minuman dan menaruhnya di meja makan. Ayana akan menjemput anak-anak di rumah ibu Rendra sekalian akan membeli buah-buahan sebagai hidangan pencuci mulut. Tadi, Rendra mengatakan akan ada sekitar tiga orang yang akan datang. Ayana sekali lagi melihat seluruh hidangan yang ada di meja makan. Ya. Ia rasa sudah cukup dan ia berharap teman-teman Rendra akan menyukainya.

Setelah ganti baju, Ayana bersiap dan memasukkan dompet serta smartphone ke dalam tasnya. Ia mengambil kunci motornya yang ada di meja kerjanya. Meja kerjanya saat ini hanya berisi satu buku catatan dan sebuah bolpoin, karena laptop miliknya masih dipakai dan dibawa Rendra. Sementara, sebagai pengganti laptop Rendra yang masih diperbaiki.

Drrrrt... Drrrrt... Tiba-tiba, ia merasakan ada getaran di dalam tasnya. Ia terhenti melangkah keluar dan membuka tasnya seraya mengambil ponsel. Ada satu pesan masuk. Saat akan membuka pesan itu, badannya kaku sejenak. Dahinya mengernyit. Ada sebuah nomor tak dikenal sedang mengiriminya pesan. Ayana membuka pesan itu. Saat membacanya, walaupun tak tercantum nama pengirim pesan tersebut, Ayana sudah bisa langsung tahu dari siapa pesan itu. Dengan sedikit keraguan, ia segera memblokir nomor yang baru saja mengiriminya pesan. Lalu, ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya amat kuat sambil menutup kedua matanya. Lupakan. Pikirnya. Ia akan kembali fokus dan segera menjemput kedua anaknya.

...****************...

Ayana membuka pintu rumahnya dari dalam. Rendra berdiri disana. Ayana bersama anak-anaknya menyambutnya dengan gembira. Seperti penjanjian tadi pagi, Rendra tidak datang sendiri. Ia mengajak beberapa temannya untuk melakukan aktifitas kantornya sekalian menjamu teman-teman kantornya. Lagipula, setelah Rendra pindah rumah teman-temannya belum pernah mampir ke rumah barunya.

“Silahkan masuk.” Ucap Rendra pada teman-temannya.

“Selamat malam...”

“Permisi...”

Kata para teman Rendra yang mulai menginjakkan kakinya masuk ke dalam rumah Rendra. Rendra berdiri di samping Ayana bersama kedua anaknya saat ini.

“Ini, istriku. Ayana.” Ucap Rendra memperkenalkan kembali istrinya.

“Kita kan datang ke pernikahanmu. Tentu saja kita tahu.” Salah satu teman menanggapi Rendra.

“Ya... Ini kan perkenalan secara resmi.” Balas Rendra lagi.

Ayana menjabati semua teman Rendra dengan tersenyum. Mereka menanggapi jabat tangan Ayana dengan sopan.

“Ayana... Ini Toni, Damar dan Willy.” Kata Rendra balik memperkenalkan teman-temannya pada Ayana. “Dan ini, anak-anakku. Bulan dan Aila.” Lanjut Rendra mengenalkan putri-putrinya.

“Salim sayang...” Pinta Ayana dengan lembut pada anak-anaknya. Mereka menurut dan menyalimi teman-teman Rendra.

“Mari, silahkan duduk.” Kata Rendra kembali mempersilahkan mereka.

Perbincangan terjadi setelah itu. Ayana menemani Rendra sebentar dengan duduk di sebelah Rendra. Kemudian mempersilahkan mereka makan malam yang sudah disiapkan Ayana. Aila dan Bulan juga ikut makan. Semuanya nampak berjalan lancar. Teman-teman Rendra ter-jamu dengan baik. Saat makan malam, para tamu memuji masakan Ayana.

Rapat dimulai ketika makan malam sudah selesai. Ayana membereskan dapur, kemudian ia menemani anak-anak di kamarnya untuk menidurkan mereka. Segalanya sesuai harapan. Baik Rendra maupun Ayana nampak puas. Ayana keluar dari anak-anak. Anak-anaknya sudah tidur. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Saat ia keluar, ia melihat salah satu teman Rendra, Willy masih berada disana ketika teman Rendra yang lain sudah pulang.

“Aku, tinggal ke kamar dulu ya mas.” Ucap Ayana santun pada suami dan temannya.

“Ya. Silahkan.” Balas Willy yang tak kalah sopan.

Willy adalah salah satu teman Rendra di kantor yang paling dekat. Willy tahu kehidupan Rendra sebelum ia menikahi Ayana. Sebaliknya, Rendra juga mengenali anak dan istri Willy. Mereka juga sering keluar berdua. Sehingga mereka sudah saling mengetahui kehidupan masing-masing.

Setelah masuk kamar, Ayana membereskan sebentar ranjangnya karena tadi, anak-anaknya masuk ke kamarnya dan sempat membuat berantakan. Setelahnya, ia akan mengganti bajunya dengan baju tidur. Sebelumnya, ia memakai pakaian lebih sopan untuk menemui teman Rendra.

Setelah selesai mengganti baju, ia berjalan ke arah pintu dan akan membuka kunci pintu kamarnya, dengan masih menutup pintunya. Jika seandainya nanti ia sudah tidur dan Rendra ingin masuk kamar, Rendra bisa masuk.

“Apa malam pertamamu berjalan dengan lancar?” Suara Willy terdengar dari dalam kamar saat Ayana mendekati pintu kamarnya untuk membuka kuncinya.

Ayana terkejut saat tidak sengaja mendengar pertanyaan itu dari Willy. Sedangkan Rendra yang sedang minum air, hampir tersedak mendengarnya. Ia terbatuk-batuk. Lalu berdehem beberapa kali.

“Ya... Begitulah.” Jawab Rendra canggung. Seperti yang selalu dikatakannya jika ada pertanyaan yang sama.

“Apa dia tahu tentang mantan istrimu?” Tanya Willy lagi.

“Kami masih sama-sama saling menjaga privasi.” Jawab Rendra singkat.

“Kalau mantan suaminya?” Tanya Willy kembali. Ayana jadi penasaran saat mendengarnya dari dalam kamar. Ia yang tadinya ingin segera tidur jadi terhenti dan ingin mendengarkan percakapan antar kedua laki-laki itu.

“Secara pribadi aku tidak pernah tahu. Tapi, dulu aku pernah mendengar bahwa dia bukan laki-laki yang baik. Katanya bahkan sampai berpisah-pun, ia masih mencoba menghubungi Ayana.” Jelas Rendra. Ayana jadi teringat akan siang tadi saat ia memblokir nomor seseorang. Memang ia membenarkan penjelasan Rendra. Entah dari mana Rendra mengetahuinya? Tapi semua pernyataan dari Rendra memang benar adanya.

“Kalau seandainya... Mantan suaminya itu datang untuk mencari Ayana dan anaknya bagaimana?”

“Aku akan melindunginya.” Jawaban tegas dan amat jelas terlontar dari Rendra. Membuat Ayana terkesima. “Saat ini, dia sudah menjadi tanggung jawabku. Dua Minggu lebih bersama, Ayana sudah membuktikan dia adalah seorang ibu yang baik untuk anakku. Apapun yang terjadi, aku akan memastikan dia aman dan nyaman menjadi istriku saat ini.” Kata Rendra sangat mantap.

Ayana terdiam dan mencoba meresapinya. Ia tertegun mendengarkan kalimat Rendra. Ia melihat ke arah pintu, seakan-akan bisa tembus pandang dan dapat melihat wajah Rendra. Kemudian ia tersenyum haru untuk suaminya.

...***...

Terpopuler

Comments

EndRu

EndRu

ada ya laki laki bertahan walaupun sudah nikah hampir sebulan tapi belum memberikan nafkah batin pada istrinya

2023-07-26

0

Sonya Tansy

Sonya Tansy

Pelan pelan saja dalam menjalin hubungan.. walaupun masih dalam tahap pengenalan karakter setidaknya Rendra telah menunjukkan bahwa dia seorang suami yang bertanggung jawab.❤️

2021-06-17

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kekakuan itu Masih ada
3 Rendra, tentang Ayana
4 Ayana, tentang Rendra
5 Munculnya Pertanyaan
6 Mengenal satu sama lain
7 Saling Mengerti
8 Kejadian tak Terduga
9 Terpesona
10 Perasaan Aneh yang Muncul
11 Perasaan Aneh yang Muncul bag 2
12 Penenang Hati
13 Ungkapan Hati
14 Kejujuran Membawa Damai
15 Bulan Madu Pertama
16 Ini Hanya Masalah Waktu
17 Solusi dan Kejanggalan
18 Masalah baru
19 Laki-laki itu Bernama Naufal
20 Pertemuan dengan Naufal
21 Ayana Bukan Milikmu Lagi
22 Jangan Hiraukan Lagi
23 Kejutan untuk Rendra
24 Masa Lalu Rendra
25 Kebohongan Pertama
26 Kenyataan Pahit
27 Kecemburuan Ayana
28 Tak Menyerah
29 Kebimbangan Rendra
30 Ijin dari Ayana
31 Rumor
32 Kecemasan Ayana
33 Semakin Dalam
34 Ayana Vs Dila
35 Semakin Runyam
36 Masa Instrospeksi
37 Rindu untuk Ayana
38 Lagi-lagi...
39 Berakhirkah?
40 Terlebur
41 Kacau Tanpamu
42 Arion Restoran
43 Tak kan Rela
44 Menyerah
45 Satu Lagi Hari Bahagia
46 Sebuah Kekhawatiran
47 Masalah Kantor
48 Beban
49 Pertemuan tak Direncana
50 Mainan Baru
51 Salah Paham
52 Saling Memahami
53 Terdesak
54 Ijin dari Rendra
55 Pertemuan dengan Naufal ke-2
56 Minggu Depan
57 Keberangkatan Rendra
58 Tak Disangka
59 Tersadar
60 Kemesraan ini...
61 Masalah Aila
62 Surat Gugat Hak Asuh
63 Mengajak Damai
64 Terselubung
65 Tak Merubah Apapun
66 Mengadu pada Rendra
67 Pengacara
68 Sidang Pertama
69 Kabar Kebenaran
70 Satu Kejadian di Hari Normal
71 Keributan di Supermarket
72 Kebijaksanaan
73 Penjelasan pada Aila
74 Munculnya Keanehan
75 Rendra Ingin Bayi
76 Pembicaraan Serius
77 Periksa ke Dokter
78 Sebuah Kenyataan
79 Belum Memberi Keputusan
80 Tidak Tega
81 Penjelasan Masing-masing
82 Selesai Sudah
83 Percakapan Malam
84 Masa Lalu
85 Rendra vs Naufal
86 Keyakinan Rendra
87 Salah Sangka
88 Periksa Kandungan
89 Janin Yang Berharga
90 Suami Perhatian
91 Lengkap Sudah
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
Kekakuan itu Masih ada
3
Rendra, tentang Ayana
4
Ayana, tentang Rendra
5
Munculnya Pertanyaan
6
Mengenal satu sama lain
7
Saling Mengerti
8
Kejadian tak Terduga
9
Terpesona
10
Perasaan Aneh yang Muncul
11
Perasaan Aneh yang Muncul bag 2
12
Penenang Hati
13
Ungkapan Hati
14
Kejujuran Membawa Damai
15
Bulan Madu Pertama
16
Ini Hanya Masalah Waktu
17
Solusi dan Kejanggalan
18
Masalah baru
19
Laki-laki itu Bernama Naufal
20
Pertemuan dengan Naufal
21
Ayana Bukan Milikmu Lagi
22
Jangan Hiraukan Lagi
23
Kejutan untuk Rendra
24
Masa Lalu Rendra
25
Kebohongan Pertama
26
Kenyataan Pahit
27
Kecemburuan Ayana
28
Tak Menyerah
29
Kebimbangan Rendra
30
Ijin dari Ayana
31
Rumor
32
Kecemasan Ayana
33
Semakin Dalam
34
Ayana Vs Dila
35
Semakin Runyam
36
Masa Instrospeksi
37
Rindu untuk Ayana
38
Lagi-lagi...
39
Berakhirkah?
40
Terlebur
41
Kacau Tanpamu
42
Arion Restoran
43
Tak kan Rela
44
Menyerah
45
Satu Lagi Hari Bahagia
46
Sebuah Kekhawatiran
47
Masalah Kantor
48
Beban
49
Pertemuan tak Direncana
50
Mainan Baru
51
Salah Paham
52
Saling Memahami
53
Terdesak
54
Ijin dari Rendra
55
Pertemuan dengan Naufal ke-2
56
Minggu Depan
57
Keberangkatan Rendra
58
Tak Disangka
59
Tersadar
60
Kemesraan ini...
61
Masalah Aila
62
Surat Gugat Hak Asuh
63
Mengajak Damai
64
Terselubung
65
Tak Merubah Apapun
66
Mengadu pada Rendra
67
Pengacara
68
Sidang Pertama
69
Kabar Kebenaran
70
Satu Kejadian di Hari Normal
71
Keributan di Supermarket
72
Kebijaksanaan
73
Penjelasan pada Aila
74
Munculnya Keanehan
75
Rendra Ingin Bayi
76
Pembicaraan Serius
77
Periksa ke Dokter
78
Sebuah Kenyataan
79
Belum Memberi Keputusan
80
Tidak Tega
81
Penjelasan Masing-masing
82
Selesai Sudah
83
Percakapan Malam
84
Masa Lalu
85
Rendra vs Naufal
86
Keyakinan Rendra
87
Salah Sangka
88
Periksa Kandungan
89
Janin Yang Berharga
90
Suami Perhatian
91
Lengkap Sudah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!