Melintasi Dunia
Konon lima ribu tahun yang lalu orang-orang membangun sebuah shelter untuk berlindung. Mereka mengklaim bahwa dunia di luar shelter itu berbahaya. Jadi, kami dilarang untuk keluar dari tempat ini.
Namaku Karen. Aku lahir dan dibesarkan di shelter ini tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya ada di luar sana.
Sebenarnya sekitar seribu tahun yang lalu, aku dan seluruh generasi penerus shelter dilatih dengan ketat. Kami diasah menjadi seorang tentara yang nantinya akan dikirim keluar untuk melakukan ekspedisi. Sayangnya, nilaiku tidak pernah bagus sehingga ketika pemilihan personel tiba, aku tidak lolos seleksi dan gagal untuk masuk ke dalam pasukan ekspedisi.
Ketika regu yang terdiri dari satu peleton --30 orang-- memulai ekspedisi ke dunia luar, aku melepas kepergian mereka dengan penuh rasa iri dan frustrasi. Jujur saat itu aku benar-benar kesal. Kesempatanku untuk melihat dunia luar harus tertunda sampai diadakan seleksi selanjutnya. Namun, selang beberapa waktu setelah regu ekspedisi meninggalkan shelter, sesuatu yang aneh menimpa tempat ini.
Satu-persatu pengungsi jatuh sakit dan meninggal tidak lama setelahnya. Pada awalnya kami yang panik mengira bahwa telah terjadi wabah hingga melakukan tindakan karantina. Akan tetapi, seluruh obat yang telah susah payah kami kembangkan tidak ada yang berguna.
Aku masih ingat dengan jelas kepanikan dan kerusuhan yang terjadi saat itu. Suasananya benar-benar mencekam.
Belakangan kami tahu bahwa inti planet sedang mengalami perubahan kutub magnet dan menyebabkan radiasi tingkat tinggi yang bahkan sanggup menembus shelter. Siapa pun yang terpapar cukup lama akan mengalami gagal organ dan mati mengenaskan.
Menyadari hal ini, semua orang mulai fokus dalam membangun kapsul perlindungan untuk melindungi kami dari radiasi. Jadi, selama dua tahun kami berusaha sekuat tenaga memproduksi ribuan kapsul yang cukup untuk menampung seluruh pengungsi di dalam shelter. Tentu saja, selama dua tahun itu banyak sekali orang yang berjatuhan dan mati mendadak.
Hal terakhir yang aku ingat adalah kami memasuki kapsul hampir bersamaan dan melakukan proses krionika atau biasa kami sebut sebagai hibernasi jangka panjang.
Hari ini sudah seribu tahun berlalu semenjak kami terlelap dalam kapsul. Aku telah bangun sebulan sebelumnya dan sedang memeriksa setiap kapsul yang ada untuk membangkitkan semua orang.
"Radiasi sudah stabil. Mungkin posisi kutub magnet sudah berbalik sekarang." Aku bergumam sekadar untuk menghibur diri sendiri yang kesepian.
Di hadapanku terbaring seorang lelaki paruh baya di dalam kapsul nomor 993. Aku memperhatikannya dengan penuh harap, memandang layar status yang sama sekali tak memunculkan apa pun. Kubuka kapsul itu secara paksa dan memegang leher lelaki paruh baya di dalamnya.
"Dingin. Tapi jelas bukan dingin yang ekstrim."
Proses krionika menggunakan nitrogen cair untuk membekukan seluruh sel tubuh agar metabolisme berhenti. Jadi, seharusnya orang ini berada pada suhu dingin yang ekstrim. Namun, sama halnya dengan kapsul lain, tubuhnya hanya sedingin mayat.
Aku menghela napas, merasa kecewa dengan satu-satunya harapanku.
"Apa ini yang terakhir?" Aku memandang kamera pengawas yang mengarah padaku.
Shelter memiliki program AI yang terintregrasi dengan seluruh sistem elektronik di tempat ini. Dialah yang mengendalikan semuanya selama kami melakukan proses krionika.
"Benar. Semua kapsul telah diperiksa dan sebanyak 99,9998% rusak. Anda adalah satu-satunya yang berhasil dihidupkan kembali pasca perubahan kutub."
Kenapa semuanya jadi begini? Kupikir melihat orangtuaku terbujur kaku di dalam kapsul adalah mimpi buruk, ternyata hal itu tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan fakta bahwa aku satu-satunya penghuni di shelter ini.
"Bagaimana itu bisa rusak?"
"Kita membuatnya terlalu terburu-buru. Bahkan uji coba hanya dilakukan dua kali tanpa prosedur yang tepat. Wajar jika semuanya mati."
"Jangan bilang itu wajar, AI sialan! Dan tidak semuanya mati, aku di sini masih hidup!"
Kekesalanku memuncak saat mendengar ocehanya yang bernada santai seakan hal ini bukan apa-apa.
"Yah~ syukurlah kalau ada yang masih hidup. Sebagai kompensasi atas kelalaian saya dalam menyelamatkan pengungsi lain, saya akan memberikan otoritas penuh pada Anda. Hak akses Anda kini ditingkatkan hingga level administrator."
"Hee~ apa aku harus bahagia mendengarnya?"
"Tentu saja tidak. Energi shelter ini sebentar lagi akan habis. Hidrogen di luar shelter juga sudah tipis. Sumber air tidak dapat saya jangkau. Kalau terus seperti ini, saya akan kehabisan energi dan Anda pasti akan ikut menyusul mereka yang terbaring di kapsul."
Sialan! Keadaanku sekarang benar-benar keterlaluan. Bagaimana mungkin aku bisa mengalami semua mimpi buruk ini sendirian?
"Lalu bagaimana caraku untuk mendapatkan bahan bakar?"
"Sebenarnya sangat sederhana. Anda hanya perlu mengisi satu kilometer kubik air ke dalam tangki bahan bakar dan saya akan bertahan untuk waktu satu tahun. Dalam mode hemat tentunya."
"Memangnya kau tidak bisa menggunakan air yang ada?"
"Saya tidak mengira Anda akan sebodoh ini. Jika saya menggunakan air yang tersisa, Anda akan mati kehausan."
Ugh ... mesin sialan ini mengejekku lagi.
"Kalau begitu, dari mana aku harus mendapatkan air?"
"Di luar sana ada sesuatu yang disebut laut. Tempat itu adalah hamparan luas yang dipenuhi dengan air dan garam."
"Penuh dengan garam?!"
"Apa Anda tidak tahu? Di luar sana laut adalah sekumpulan air yang sangat asin sampai-sampai Anda tak dapat meminumnya."
Itu mustahil, 'kan? Selama ini garam adalah barang yang cukup langka. Sama halnya dengan daging hewani dan sayuran segar, pembeliannya sangat dibatasi untuk setiap pengungsi. Kalau saja aku bisa menambang garam, aku pasti akan kaya!
"Asal Anda tahu, menambang garam sekarang tidak ada gunanya. Tak ada yang akan membelinya karena Anda satu-satunya orang selamat di shelter."
Kuhh ... kenapa mesin bodoh ini suka sekali menghancurkan imajinasi bahagiaku? Lagipula bagaimana kau bisa tahu isi kepalaku?!
"Saya akan menyiapkan satu mecha untuk membantu Anda menjelajah keluar dan sebuah senjata api. Anda juga akan dilengkapi dengan teleporter dan komunikator nirkabel."
Dia tiba-tiba membahas sesuatu yang tidak terduga. Terus terang aku agak kaget mendengarnya.
"Tunggu dulu. Aku memang dilatih untuk ekspedisi, tetapi aku tak lulus dalam seleksi. Masih belum ada izin untukku keluar dari shelter."
"Siapa yang peduli? Lagipula saya yang mengeluarkan izin. Kenapa harus repot-repot lulus seleksi?"
Ah, benar juga. Mendengar dia bicara membuatku mengingat sesuatu.
"Bagaimana keadaan tim ekspedisi yang berangkat keluar?"
Sebenarnya dalam dua tahun saat kami membangun kapsul krionik, sudah ada dua seleksi yang diadakan untuk membentuk tim baru. Namun, seperti biasa, nilaiku sama buruknya dengan seleksi pertama.
Tim ekspedisi juga mengatakan bahwa dunia luar cukup aman. Bahkan ada peradaban primitif di luar sana dan kami bisa melakukan perdagangan dengan mereka. Aku penasaran apakah orang-orang itu selamat dan mati karena usia tua.
"Mereka lepas kontak sebulan setelah kalian memasuki kapsul. Kemungkinan lapisan ozon rusak karena kutub magnet yang kacau dan radiasi kosmik menghanguskan kehidupan daratan. Hidrogen bahkan sulit didapat sekarang."
"Dan kau mau mengirimku ke neraka seperti itu?!"
"Jangan khawatir, saya melakukan eksperimen selama Anda tidur dan memodifikasi tubuh Anda dengan hasil yang memuaskan."
"Apa-apaan itu?!" Aku reflek memeluk tubuhku sendiri.
"Radiasi kutub sudah tak akan memengaruhi Anda. Sedikit radiasi kosmik tidak apa-apa, tetapi Anda akan hangus jika suhunya ekstrim. Kemampuan Anda dalam beradaptasi juga sudah meningkat pesat. Intinya Anda akan aman menjelajahi dunia luar."
"Itu ... mengerikan. Sekarang aku adalah mutan."
"Sama-sama."
"Aku tidak sedang memuji!"
Aku berjalan memasuki gudang militer dan menghubungkan salah satu kabel yang terpasang dengan sebuah komputer ke dalam lubang elektronik pergelangan tanganku. Seketika itu juga pandanganku dipenuhi dengan tulisan-tulisan virtual yang menunjukan berbagai macam menu.
"Armor Eksoskeleton, Cyborg, dan Mobile Fortress? Aku tidak pernah melihat ini sebelumnya."
"Itu adalah hak untuk jendral militer. Anda sekarang memiliki hak administrator. Jadi, semua fitur ditampilkan."
"Kalau begitu aku ingin menggunakan eksoskeleton dan membawa lima cyborg."
"Anda ingin daya saya habis dalam sekali jalan? Saya kekurangan daya, Anda ingat?"
Ah, sial. Padahal aku sudah sangat bersemangat dan ingin mencoba alat-alat keren ini. Terserahlah, saat bahan bakar kudapatkan, aku pastikan bahwa diriku akan memakai semua kemewahan ini dan menghancurkan dunia!
"Jadi, apa yang bisa kau siapkan?"
"Mecha tipe T-13 satu unit, senapan anti-tank, dan senapan mesin ringan bertenaga mesiu."
"Apa-apaan dengan peralatan kuno itu?!"
"Tidak ada pilihan lain. Kita harus berhemat."
Hahh~
Aku menghela napas malas seraya memilih barang yang dia sebutkan barusan dari tampilan menu virtual yang ada di hadapanku.
Beberapa saat kemudian kesadaranku mulai terbagi, aku bisa melihat ruangan lain yang berbeda jauh dengan tempatku sekarang. Lalu, aku mulai melangkah ke depan, tetapi tubuhku sama sekali tidak bergerak. Walaupun begitu, penglihatanku yang lain terus mendekat ke arah pintu baja.
Salah satu pintu gudang mulai terbuka dengan suara berdecit mengganggu. Bola mata kiriku menatap ke arah pintu itu sementara bola mata kananku tetap fokus pada tampilan virtual di hadapanku.
Dari balik pintu, sebuah robot setinggi dua meter berwarna hitam mulai berjalan mendekatiku. Dia membawa senjata raksasa di salah satu tangannya.
Penglihatanku dari kesadaran yang terbelah kini menatap sosok gadis kecil yang terhubung dengan komputer. Saat aku melakukan pengamatan dan menggunakan fitur zoom, aku dapat melihat bola mata kiri dan kanannya terpisah fokus. Ya, itu adalah diriku sendiri.
Aku bisa membagi kesadaranku sampai lima tempat dan setiap bola mata dapat mengamati tempat yang berbeda. Hal ini membuatku sanggup melihat ke sepuluh tempat berbeda dalam satu waktu dan memproses semua informasi dari penglihatan itu. Sebenarnya ini bukanlah sesuatu yang luar biasa mengingat orang-orang berbakat kadang sanggup menangani hingga 20 kesadaran sekaligus. Namun, tetap saja aku cukup beruntung bisa menguasainya walau hanya lima kesadaran.
Robot lain kini mulai berjalan memasuki ruangan setelah aku selesai memilih perlengkapan dan mencabut kabel penghubung. Dia membawa sepasang sarung tangan teleporter yang terintegrasi dengan perisai thermal, senapan mesin ringan kuno, komunikator nirkabel, kain hijau yang terbuat dari primorial karbon, dan pistol kecil kuno sebagai senjata cadangan.
"Semoga Anda bisa kembali dengan selamat." Robot itu tidak dikendalikan olehku, melainkan oleh AI bedebah yang sejak tadi mengoceh.
Aku memakai semua perlengkapan yang dia berikan dan menggerakan tangan kiri T-13 yang kukendalikan untuk menjadi tempat duduk. Memang tidak terlalu nyaman duduk di telapak tangan robot raksasa, tetapi aku terlalu malas untuk berjalan kaki.
Dengan ini perjalananku di luar shelter akan segera dimulai.
\=\=\=\=\=\=\=
Note :
Pada saat AI mengatakan "senapan mesin ringan", itu merujuk pada semua senapan yang dapat menembak secara terus-menerus dan dapat dipindahkan. Sederhananya, Pistol Mitraliur (Sub-machine Gun); Senapan Serbu (Assault Rifle); dan Senapan Mesin Ringan (Light Machine Gun) akan disebut sebagai "senapan mesin ringan kuno" oleh Karen dan AI.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Agis
ninggalin jejak, penulisnya bagus, mudah dipahami.
2024-07-17
0
Agis
matanya mencar wkwk...
2024-07-17
0
Agis
dijadiin cyborg?
2024-07-17
0