Lompatan ruang yang kulakukan berjalan dengan sukses. Aku mendapati diriku sedang berdiri di samping tangki besar yang kini terisi dengan air laut dari Bumi.
Kelihatanya proses konversi telah berhenti sekitar dua hari yang lalu. Ruangan hanya diterangi oleh beberapa lampu redup dan AI sama sekali tidak menyambut kedatanganku. Namun, saat sensor di dalam tangki mengkonfirmasi adanya pasokan air baru, konverter mulai kembali berfungsi dan menyedot air dari dalam tangki untuk melakukan elektrolisis.
Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mendengar suara menyebalkan dari AI yang kini sudah kembali aktif.
"Yah~ luar biasa Anda bisa menemukan air di tempat antah-berantah seperti itu."
"Jadi selama ini kau tahu bahwa permukaan adalah neraka?!"
Aku membentaknya dengan kesal saat dia mengatakan hal yang menjengkelkan.
"Tidak terlalu banyak. Hal yang saya tahu hanyalah saya tidak sanggup mencapai sumber air sendirian. Jika saya memberi tahu Anda dari awal, peluang Anda untuk mengikuti perintah saya dengan sukarela akan sangat kecil."
"Kurasa kau benar." Aku menghela napas berusaha menurunkan emosiku.
Ruang rekreasi agak jauh dari tempat ini, jadi aku meminta AI untuk mengirimkan salah satu robot dan membawaku ke ruang rekreasi. Di tengah perjalanan, aku banyak berdiskusi mengenai apa yang terjadi selama aku pergi.
"Biasanya mustahil untuk men-teleport sejauh itu. Apakah Anda yakin dengan tempat itu?"
"Tentu saja. Langitnya biru dan hanya ada satu bulan. Selain itu, banyak sekali kehidupan di Bumi yang belum pernah kulihat sebelumnya. Gravitasi dan tekanan udaranya juga lemah, bagaimana mungkin aku salah menilai?"
Suara AI tidak terdengar untuk beberpa saat. Mungkin dia sedang melakukan penilaian menggunakan perhitungan paralel untuk menilai situasiku. Lalu, saat suasana hening dan hanya terdengar langkah kaki logam dari robot yang kududuki, AI mulai kembali berbicara.
"Sengatan T-13 mungkin membuat teleporter abnormal. Namun, biasanya keabnormalan akan membuat lompatan ruang tidak lengkap sehingga pengguna mungkin akan tercerai-berai saat mencapai tujuan. Anda sangat beruntung bisa kembali dalam keadaan utuh."
"Hei apa-apaan itu? Jangan menakutiku!"
"Tidak, ini kebenaran ... " AI kembali berhenti berbicara, lalu mengubah topik secara tiba-tiba. "Pemeriksaan teleporter telah selesai dan tidak ada kerusakan yang terdeteksi. Semuanya berfungsi dengan normal."
"Apa?!"
Bagaimana itu mungkin? Sudah jelas bahwa aku terlempar ke planet lain dan dia bisa-bisanya mengatakan bahwa teleporter yang kugunakan masih berfungsi dengan baik.
"Saya memiliki satu kesimpulan dengan kemungkinan paling tinggi, tetapi ini masih merupakan tesis tanpa bisa dibuktikan."
Basis data AI merupakan peninggalan selama ribuan tahun. Saat dia menyimpulkan sesuatu, tingkat akurasinya sangatlah tinggi. Jadi, seharusnya baik-baik saja jika aku mendengarnya walau seaneh apa pun itu.
"Tidak apa-apa, katakan saja."
"Kesadaran paralel menggunakan sel otak kuantum untuk memproses data secara bersamaan. Rangsangan yang diterima, ingatan, perintah, dan sensasi diproses dalam dunia kuantum. Anda mungkin tidak tahu karena ini cukup kompleks dan terkesan tidak berguna, tetapi proses kuantum yang terjadi cukup mirip dengan cara kerja komputer kuantum dimana proses berpikir menyebabkan paradoks kejadian.
"Secara fisika hal ini tidak dapat dibuktikan. Namun, dunia kuantum berjalan tidak berdasarkan hukum fisika. Eksperimen yang saya lakukan kepada Anda meningkatkan beban kerja pemikiran paralel di dalam otak Anda. Hal ini membuat sel kuantum berjalan terus tanpa pernah bisa dihentikan.
"Di sisi lain hasil ini sangat bagus karena pemikiran kuantum Anda terus terlatih secara tidak sadar. Anda mungkin dapat terus memperbanyak kesadaran tanpa batas seiring berjalannya waktu. Namun, sepertinya aktivitas kuantum tersebut juga berpengaruh pada peralatan elektronik berbasis kuantum.
"Teleporter menggunakan quark untuk melakukan pemecahan tubuh, mengirimnya ke alam kuantum, dan membangunnya kembali di luar dunia kuantum. Dalam kasus Anda, teleporter memecahkan tubuh Anda, tetapi tidak mengeluarkannya kembali saat tubuh Anda tersusun. Hal ini membuat tubuh Anda terjebak di dalam dunia kuantum. Walaupun begitu, tidak ada basis data yang cocok untuk menjelaskan bagaimana Anda bisa sadar saat di dunia itu dan kenapa Anda bisa membawa barang lain yang tidak berhubungan dengan tubuh Anda."
"Aku ... tidak mengerti."
Kepalaku seakan mau meledak saat mendengar ocehannya yang membingungkan.
"Sederhananya, dunia yang Anda masuki bukanlah planet lain di dalam sistem bintang yang berbeda. Melainkan planet ini di alam semesta yang sama sekali berbeda. Semacam dunia paralel."
Dunia paralel, ya?
Selama ini banyak ilmuwan di antara pengungsi yang menyatakan tentang hal ini. Namun, tidak ada seorang pun yang dapat membuktikan keberadaannya. Tidak kusangka, seorang anak biasa saja sepertiku menjadi orang pertama yang membuktikan keberadaan dunia paralel.
Kesampingkan dulu tentang hal ini. Mari bahas topik paling penting yang harus kuprioritaskan.
"Apakah aku bisa kembali ke sana? Seberapa aman untukku melakukan perjalanan antara dimensi?"
"Jawabannya bisa dan sangat aman. Menurut basis data yang saya miliki, seharusnya perpindahan dimensi akan mengakibatkan lonjakan energi karena atom yang identik. Hal ini dapat mengakibatkan distorsi ruang dan keruntuhan alam semesta. Mengingat Anda masuk ke sana dan berhasil keluar tanpa terjadi lonjakan energi, saya menyimpulkan bahwa kedua alam semesta sama sekali berbeda. Daripada disebut sebagai dunia paralel, Anda mungkin memasuki alam semesta paralel yang sama sekali berbeda."
"Apa bedanya kedua hal yang kau sebutkan itu?"
"Dunia paralel adalah alam semesta yang tercipta dari potongan kemungkinan suatu tindakan. Di dalam dunia paralel, bisa saja ada Anda yang lain sedang melakukan kegiatan yang berbeda. Sementara itu, alam semesta paralel adalah alam semesta yang sama sekali berbeda. Di sana, Anda sama sekali tidak eksis."
Aku sedikit mengerti walaupun tidak terlalu paham secara keseluruhan. Namun, ada sesuatu yang sedikit menggelitik tentang pernyataannya.
"Kalau bumi berada di alam semesta yang sama sekali berbeda, lalu kenapa kau mengatakan bahwa bumi adalah planet ini di alam semesta paralel?"
"Kordinat setiap alam semesta itu identik. Dahulu titik kordinat dihitung relatif terhadap pengamat, tetapi penentuan titik kordinat sekarang menggunakan pergerakan neutrino, salah satu partikel kuantum yang pergerakannya tidak dapat terpengaruh oleh apa pun. Jadi, berdasarkan pergerakan neutrino, Bumi dan shelter berada pada kordinat yang sama. Inilah kesimpulan yang membuat saya menganggap bahwa bumi adalah planet kita di alam semesta lain."
Aku tidak tahu harus menjawab apa. Sebenarnya aku tidak mengerti sepenuhnya dengan pembicaraan kami. Jadi, tidak ada gunanya juga melanjutkan diskusi ini. Hal terpenting adalah kenyataan bahwa aku bisa kembali ke bumi tanpa masalah.
Sekarang lebih baik aku beristirahat terlebih dahulu.
Saat sampai di ruang rekreasi, aku langsung menuju kapsul pemulihan dan memerintahkan AI melakukan proses pemulihan.
Selama aku terdampar di bumi, hidungku sempat mengalami pendarahan dan beban dari paket bahasa juga kelihatanya memengaruhi otakku. Jadi, tidak ada salahnya untuk menggunakan kapsul pemulihan agar tubuhku kembali seperti semula.
Barisan kalimat muncul dihadapanku secara virtual disertai dengan gambar anatomi tubuhku sendiri dalam bentuk tiga dimensi. Keterangan yang tertulis di hadapanku hanyalah luka ringan yang sebenarnya dapat diabaikan. Akan tetapi, karena sudah terlanjur masuk, aku membiarkan proses pemulihan tetap berjalan seraya tertidur di dalam kapsul karena kelelahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Lutfa
menarik, meski tidak paham./Smirk/
2023-10-15
0
John Singgih
berat topik yang dibahas, sampai pusing aku bacanya.
2020-12-19
4
*Ephixna Neesama* >>>[Cieciel]
(Ephixna)!! : "Rasanya aku nonton Dr Stone lagi."
2020-11-20
2