Aku jatuh terjerembab menghantam tanah. Semua ototku terasa sangat sakit dan sulit bagiku untuk bergerak. Tubuhku masih tertimpa oleh T-13, tetapi arus listriknya sudah berhenti. Aku juga tak bisa mengendalikannya lagi, dia mungkin sudah rusak.
Kesadaranku mulai memudar saat aku mencoba untuk berdiri. Terserahlah, aku yakin AI akan menolongku sebentar lagi.
Ketika aku membuka mata setelah kehilangan kesadaran, aku mulai menyingkirkan T-13 dengan seluruh kekuatanku dan duduk di tanah. Tubuhku masih terasa sakit, tetapi sudah lebih baik daripada sebelumnya.
Pandanganku beralih ke sekitar dan sangat terkejut dengan apa yang kulihat. Kedua bola mataku menatap terpisah ke berbagai arah, berusaha meyakinkan diriku dengan apa yang sedang kulihat sekarang.
"Po-pohon!" Aku menunjuk salah satu pohon besar di hadapanku. "Pohon, pohon, dan pohon. Ada banyak sekali pohon dan sangat besar juga!"
Apakah aku sedang bermimpi? Apakah ini dunia setelah kematian?
Aku melihat begitu banyak pohon dan rumput di sekitarku. Bahkan ada sangat banyak suara asing yang kuyakin bahwa itu adalah suara serangga.
Mustahil ini adalah kenyataan. Bahkan di shelter sekalipun tidak ada tempat seperti ini. Pohon yang banyak dan serangga itu mustahil.
Aku menghabiskan dua jam hanya untuk melihat pohon dan serangga yang hinggap pada daun-daunnya. Udaranya yang segar juga sedikit membantuku untuk tenang. Jadi, sepertinya tidak masalah jika aku berbaring di sini untuk istirahat.
Saat aku membaringkan tubuhku, langit biru cerah mengintip dari celah-celah daun, seolah berusaha memberi tahuku sesuatu yang sangat penting.
"Tu-tunggu dulu! Langit biru? Sejak kapan langit berwarna biru?"
Menurut tim ekspedisi, langit selalu berwarna oranye di siang hari dan menjadi hitam saat malam tiba. Sementara itu, saat pagi atau sore, langit akan berwarna merah.
"Kalau begitu, apakah mereka berbohong tentang langit?"
Aku mulai bangkit. Kali ini aku memaksakan diri untuk berjalan menyusuri hutan ini.
Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mencapai ujung hutan. Kelihatannya aku hanya berada sedikit ke dalam dari pintu masuk hutan. Saat aku melangkah keluar, apa yang kulihat selanjutnya bahkan membuatku tercengang.
Penglihatanku dipenuhi dengan air yang tidak ada habisnya. Saking luasnya hamparan air di hadapanku, ujung cakrawala terlihat menyatu dengan langit.
Aku berlari, menginjak pasir halus yang basah dan berusaha mencapai air. Kemudian, ragu-ragu aku meraihnya sedikit dengan tanganku dan mencicipinya.
"Asin! Sangat asin! Tidak salah lagi, ini adalah laut!"
Ahh, ahh. Aku ada di laut! Luar biasa! Ini pemandangan terbaik yang pernah kulihat!
"Dengan ini aku bisa membawanya ke shelter dan ... "
Aku menghentikan ucapanku saat menyadari sesuatu.
"Bagaimana caraku kembali? Teleporter tak bisa dipakai dan aku bahkan tidak rahu ini di mana. Belum lagi spesies aneh berbahaya itu."
Saat aku kebingungan dengan apa yang harus kulakukan, tiba-tiba aku baru saja mengingat sesuatu.
"Ah, bukankah AI memberikan komunikator padaku? Kenapa aku bisa lupa."
Penggunaan fitur komunikator jenis nirkabel itu sangat mudah. Alatnya kecil dan ringan, juga sudah terpasang di salah satu pergelangan tanganku. Jadi, aku hanya perlu fokus pada fiturnya dan melakukan panggilan melalui pikiranku. Kurasa lebih cocok disebut telepati daripada melakukan panggilan.
Bidang penglihatanku dipenuhi dengan layar virtual berwarna hijau. Jika aku berhasil terhubung, layar ini akan menampilkan tempat dimana si penerima panggilan berada. Akan tetapi, selama apa pun aku menunggu, layar tidak berubah sedikit pun.
"Gagal terhubung? Bagaimana mungkin? Bukankah shelter telah memetakan seluruh planet dan mengatakan bahwa jangkauan sinyal telah ditingkatkan sampai dapat menjangkau semua daratan?"
Ah, benar-benar tidak berguna.
Aku duduk diam di atas pasir, memandangi lautan dimana matahari mulai tenggelam. Langit kini berwarna oranye dan semakin redup seiring berlalunya waktu. Akhirnya warna langit menjadi lebih familier dibanding dengan langit biru aneh tadi.
Udaranya semakin dingin dan angin juga jauh lebih kencang. Mungkin lebih baik aku bermalam di dalam hutan dan menyalakan api untuk sementara. Semoga juga ada sesuatu yang dapat kumakan di sini.
Aku berdiri dan berbalik untuk kembali memasuki hutan. Namun, saat aku memandangi langit di atas hutan, aku sangat terkejut melihatnya.
"Bulan, itu bulan, 'kan?"
Kudengar dari para tim ekspedisi, selain ada matahari dan bintang, ada benda langit lain yang disebut bulan. Namun, ada yang aneh dengan pemandangan ini.
"Kenapa hanya ada satu? Dan warnanya putih?"
Jumlah bulan adalah tiga, ini merupakan pengetahuan umum di antara para pengungsi. Warnanya juga seharusnya merah terang karena atmosfer yang kotor. Lalu, kenapa hanya ada satu dan berwarna putih?
Kemungkinan paling logis adalah bahwa atmosfer planet sudah mulai bersih dalam kurun waktu seribu tahun terakhir. Hal ini juga menjelaskan kenapa langit bisa berwarna biru. Namun, itu tidak masuk akal mengingat sebelumnya aku sudah mengkonfirmasi dengan mata kepalaku sendiri bahwa planet ini masih tetap sama.
Kalau begitu, hal kedua yang bisa aku pikirkan hanyalah ...
Aku buru-buru mengaktifkan komunikatorku lagi dan berusaha menangkap segala jenis bentuk gelombang. Tepat ketika aku melakukannya, ribuan suara aneh memenuhi kepalaku.
"A-apa ini?! Suara makhluk hidup? Apakah ini bahasa? Kalau begitu, bisakah ini berfungsi?"
Aku mengaktifkan paket bahasa dan menaruh banyak harapan ke dalamnya. Semoga saja penilaianku benar dan paket bahasa dapat berfungsi dengan baik.
[Paket bahasa telah terinstal. Anda menguasai 7.000 bahasa.]
"Ba-banyak sekali?!"
Untung saja kapasitas memori otak kami sudah ditingkatkan berkat evolusi ribuan tahun selama hidup di shelter. Kalau kapasitasku masih sama seperti nenek moyang, mungkin kepalaku sekarang sudah meledak. Benar-benar berbahaya.
Baiklah, mari coba fokus pada salah satu suara saja.
[Proses terraforming Planet Mars berjalan baik. Sampai sekarang telah dikonfirmasi bahwa ada tujuh jenis serangga dan tiga jenis tumbuhan paku yang berhasil beradaptasi dengan lingkungan Mars tanpa bantuan dari Bumi.]
Terraforming? Apakah planet ini rusak? Bukankah masih baik-baik saja? Kenapa mereka repot-repot mengubah planet kalau planet mereka masih baik-baik saja?
Tunggu dulu, bukan itu yang aku cari!
Aku membagi kesadaranku hingga maksimum dan menjelajahi semua basis data yang bisa aku masuki. Perlahan aku mulai mengerti tentang peradaban dunia ini, para penghuninya, wilayah-wilayah, tingkat teknologi, dan yang paling penting, aku berhasil masuk dan mengendalikan alat-alat yang aku butuhkan untuk mengkonfirmasi situasiku.
Dari apa yang aku lihat melalui teleskop di luar planet dan basis data astronomi, aku tahu bahwa tempat ini bukanlah planetku. Walaupun begitu, aku juga tidak tahu ini ada di mana.
Teleporter seharusnya tak bisa mengirimku ke tempat yang sangat jauh seperti planet lain dalam tata surya yang sama. Apalagi sampai di tempat dimana sistem bintang kami berbeda.
Kami memang lebih maju dalam bidang teknologi tertentu, tapi kuakui ilmu astronomi mereka lebih maju. Yah, mungkin karena kami hidup di shelter sehingga ilmu pengetahuan mengenai ruang hampa tidak begitu didalami.
Baiklah, lebih baik aku hentikan komunikator ini dan memeriksa teleporter milikku.
Awalnya kupikir tidak akan berguna memeriksa teleporter karena AI mengatakan bahwa energi yang tersimpan hanya cukup untuk sekali jalan. Namun, kalau aku terlempar sampai jauh sekali seperti ini, harusnya memeriksa teleporter menjadi fokus utamaku.
Ketika aku mengaktifkannya, kolom kordinat menunjukan kode yang aneh. Padahal sebelumnya aku mengisi kolom itu dengan kordinat shelter.
Untuk berjaga-jaga, mari simpan kordinat ini terlebih dahulu di dalam fitur penyimpanan. Kemudian, kucoba mengganti kordinat itu dengan kordinat shelter dan mengaktifkan lompatan ruang.
[Energi tidak cukup. Butuh 5% untuk mencapai tempat tujuan. Energi saat ini adalah 1%]
Ah ... sudah kuduga akan menjadi seperti ini. Namun, aku sama sekali tidak khawatir karena kandungan hidrogen di planet ini sangat banyak! Bahkan laut berada tepat di hadapanku!
Jika aku membongkar T-13 dan membuat alat konversi sederhana dari tubuhnya, aku pasti bisa mengisi teleporter ini. Bahkan membawa air laut kembali bersamaku tidak akan menjadi masalah.
Akhirnya kesempatanku untuk menggunakan armor eksoskeleton sudah berada di depan mata.
Fuhahahahah ...
Aku tertawa puas seraya berjalan kembali memasuki hutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Adi Gala
Makin seru
2021-03-11
0
Just N
Karen manusia atau robot? atau keduanya?
2021-03-05
0
John Singgih
Ada misteri yang blm terpecahkan dalam cerita ini.
2020-12-19
3