Pertemuan

Di kediaman Charlose, Manda Mamah-nya Erica sedang beristirahat di dalam kamar, dia membaringkan tubuh-nya di atas kasur empuk milik-nya dan David. Manda mencoba untuk tidur, berusaha melupakan ke khawatiran-nya, tapi tetap saja, seorang Ibu tidak akan bisa tenang jika tidak melihat anggota keluarga-nya.

Manda bangun dari tidur-nya dan berpindah posisi menjadi duduk di atas ranjang. Dia melihat jam dinding di kamar-nya menunjuk kan pukul 15.30.

"Duh... Papah kok belum pulang-pulang juga, padahal kan udah sore. Apa mungkin masalah di Perusahaan Papah belum selesai?" Tanya Manda pada diri-nya sendiri.

"Ini lagi, Erica. Katanya tadi cuman bentar, bukti-nya sampai sekarang belum pulang-pulang juga." Gerutu Manda.

"Sebenar-nya mereka itu pergi kemana sih? Dihubungin berkali-kali juga nggak pernah dijawab." Ucap Manda dengan kesal. Manda memutuskan untuk berdiam diri di kamar-nya, menunggu kepulangan Suami-nya dan sang putri. Dia membaringkan kembali tubuh-nya dan memejamkan mata-nya.

Baru beberapa menit Manda memejamkan mata-nya, suara dobrakan pintu yang cukup keras terdengar dari ruang depan dan membuat kaget Manda. Manda membuka mata-nya dan bangun dari tempat tidur. Dalam hati-nya dia bertanya-tanya, siapa yang membuka pintu dengan begitu keras, apa mungkin itu Erica atau David? Batin Manda.

Tiba-tiba suara teriakan memecah kan lamunan-nya, Manda langsung berjalan ke arah pintu kamar-nya, dia memegang gagang pintu itu dan membuka-nya.

Manda kaget setelah membuka pintu kamar-nya, yang pertama dia lihat adalah rumah-nya yang berantakan dengan sekejap dan orang-orang yang berlari masuk ke dalam rumah-nya. Yang paling membuat Manda kaget adalah orang-orang yang berlari masuk ke dalam rumah-nya tidak seperti manusia biasa-nya, ditambah maid yang biasa bekerja di rumah itu kini tergeletak di lantai dan memuntahkan darah dari mulut-nya.

Manda menatap tidak percaya, dia menutup mulut-nya dengan tangan kanan-nya.

"Ya, Tuhan..." Lirih Manda dan melihat orang-orang yang mulai ramai berlari masuk ke dalam rumah-nya. Manda langsung menutup pintu-nya, dia terduduk dan bersandar di pintu itu, kaki-nya gemetar, dia takut setengah mati.

Tiba-tiba Manda teringat pada Erica dan David.

Manda melihat handphone-nya yang berada di atas meja di samping tempat tidur-nya, dia langsung berdiri dan mengambil ponsel-nya itu.

•••

Di sisi Erica dan Velyn, mereka sekarang berada di Perumahan Kota.

Mereka beristirahat di bawah pohon itu kira-kira kurang lebih tiga puluh menit. Velyn tertidur karena kelelahan sedangkan Erica hanya menutup mata saja. Suatu keberuntungan bagi mereka berdua dapat beristirahat.

Erica membuka mata-nya, dia melihat ke samping kanan-nya terdapat Velyn yang masih tertidur. Erica melihat jam di pergelangan tangan-nya menunjukkan pukul 16.15

"Udah sore." Ucap Erica. Erica melihat ke sekeliling-nya, sepi, tidak ada siapa-siapa. Erica beralih dan melihat Velyn kembali yang masih tetap tidur. Dia menarik nafas-nya dan menghembuskan-nya, Erica memegang dagu Velyn dan berniat untuk membangunkan-nya.

"Vel.. Velyn. Bangun!" Ucap Erica sambil menggoyangkan tubuh Velyn.

Mendengar nama-nya, Velyn pun terbangun. Dia mengedip kan mata-nya beberapa kali dan menatap Erica.

"Kita harus pergi, entar keburu malam." Ucap Erica.

"Hm..?" Velyn menggosok mata-nya menggunakan tangan-nya.

"Kita pergi kemana..?" Tanya Velyn.

"Kita cari tempat yang lebih aman." Jawab Erica dan berdiri dari duduk-nya. Velyn mengangguk dan ikut berdiri. Mereka memulai perjalanan mereka. Mereka berjalan lurus ke depan, karena jika mereka kembali ke jalan semula, maka kemungkinan mereka akan berjumpa dengan makhluk itu lagi.

Erica dan Velyn berjalan secara bersisian.

"Lo kok bisa ada di mall?" Tanya Velyn dan menatap Erica. Erica melihat Velyn sekilas dan menatap lurus ke depan.

"Waktu itu gue habis belanja dan mau pulang. Tapi kunci mobil gue hilang, gue ngerasa kunci mobil gue itu jatuh di mall. Gue berniat buat kembali ke mall itu lagi. Pas gue jalan, gue nggak sengaja dengar orang minta tolong." Ucap Erica.

Velyn mulai menyimak penjelasan Erica. Erica pun mulai bercerita tentang kejadian nya sebelum memasuki mall itu untuk yang ke dua kali-nya.

"Di waktu itu gue bingung mau pergi kemana, akhir-nya gue berinisiatif buat kembali ke mall itu lagi." Jelas Erica.

Velyn mengangguk-anggukkan kepala-nya tanda mengerti.

"Lo masih sekolah?" Tanya Velyn dan di jawab anggukan oleh Erica.

"Lo sekolah dimana?"

"Gue ngampus di Amerika. Gue pulang baru minggu lalu." Jawab Erica.

"Berarti, lo masih seminggu disini?" Ucap Velyn.

"Hm..." Jawab Erica.

Sejenak di antara mereka berdua diam, Velyn melihat ke samping kanan dan kiri-nya. Dia melihat seorang wanita sedang berdiri sambil bersandar di sebuah dinding bangunan dan sebuah tongkat kayu di tangan-nya. Tampak jelas wanita itu sedang kelelahan.

Velyn berhenti, dia mengerutkan kening-nya sambil menatap wanita itu. Erica ikut berhenti dan menatap bingung Velyn.

"Itu bukan-nya...." Velyn berjalan dan menghampiri wanita itu, Erica makin bingung dengan tingkah Velyn. Dia menatap arah tujuan Velyn, Erica melihat wanita itu, dia was-was, takut kalo wanita itu bukan manusia biasa. Tapi seperti-nya dia normal, fikir Erica.

Erica pun berjalan dan menyusul Velyn.

***

Velyn tepat berada di samping wanita itu, wanita itu seperti-nya tidak sadar akan kehadiran Velyn karena dia menutup mata-nya.

"Clara..." Ucap Velyn dan menatap wanita itu. Wanita itu membuka mata-nya dan menatap Velyn.

"V-velyn.." Ucap nya dengan terbata-bata.

"Ini benaran lo?" Tanya Velyn tidak percaya.

"G-gw nggak nyangka kita bisa ketemu lagi." Ucap Velyn dengan berlinang air mata.

Velyn memeluk Clara dan di balas oleh Clara.

Mereka berdua menangis sambil berpelukan. Erica hanya bisa menatap mereka berdua, melihat mereka berdua, Erica teringat dengan sahabat-sahabatnya yang berada di Amerika. Apa kabar mereka sekarang?, apa disana baik-baik saja?, fikir Erica.

Velyn melepas pelukannya dan menatap Clara yang masih menangis.

"Udah. Lo jangan nangis lagi, gue ada disini." Ucap Velyn dengan tersenyum. Clara membalas senyuman Velyn.

"Oh iya..." Ucap Velyn.

"Clara, kenalin ini Erica. Fan Erica, kenalin ini Clara Diana teman sekelas gue di kampus." Ujar Velyn dan menatap Erica. Clara mengulurkan tangan-nya dan di jabat oleh Erica.

"Dia dari Keluarga Charlose." Ucap Velyn dengan berbisik kepada Clara.

Clara sedikit kaget dan menatap Velyn, Velyn tersenyum melihat Clara. Clara menatap Erica, tidak salah jika Erica berada dari Keluarga Charlose karena kharisma nya yang berwibawa, jelas nampak Erica bukan dari keluarga yang biasa-biasa.

•••

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Z3R0 :)

Z3R0 :)

Hem kekayaan tidak penting jika bencana 'kiamat' itu terjadi jadi yaa untuk apa uang dan jabatan

2022-03-01

1

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

next

2021-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!