Berhasil

Erica dan Velyn bersembunyi di balik tembok yang cukup tersembunyi dan sepi. Mereka memerhatikan makhluk-makhluk aneh itu dari kejauhan. Erica dan Velyn berfikir bagaimana cara-nya mereka keluar dari mall itu, di tambah tempat itu bukan-nya tambah sepi malah tambah ramai. Beruntung tempat mereka tidak terlalu jauh dari pintu mall, sehingga memudahkan mereka untuk keluar, tapi itu belum tentu dapat meyakinkan mereka untuk selamat.

Orang-orang di mall berlarian dan menabrak satu sama lain, mereka berusaha menghindar dari makhluk-makhluk itu. Sementara Erica dan Velyn hanya bisa menatap sendu mereka.

"Kenapa ini semua bisa terjadi?" Ucap Velyn dengan sedih. Erica hanya menoleh sekilas ke arah Velyn.

***

Sudah cukup lama, Erica dan Velyn berada di tempat itu, tapi keadaan mall masih tetap sama, tidak ada perubahan sama sekali, malah tambah kacau.

"Kita harus keluar dari sini." Ucap Erica tanpa menoleh ke arah Velyn.

Velyn menatap Erica. "Lo serius? Dengan keadaan yang seperti ini?" Tanya Velyn tidak percaya.

"Kita gak bisa hanya berdiam diri disini." Ucap Erica.

"Y-ya.. T-tapi, mereka itu bukan manusia biasa..!" Jawab Velyn dengan terbata-bata.

"Gue tau, tapi dengan kita berdiam diri disini, apa itu bisa memastikan kita untuk selamat?" Erica menggeleng. "Nggak..." Ucap Erica. Velyn terdiam, memang benar mereka tidak akan selamat jika hanya berdiam diri di sana.

"Trus... Kita keluar lewat mana? Nggak mungkin kan kita keluar lewat pintu itu?" Tanya Velyn.

Yang dimaksud Velyn adalah pintu mall, pintu mall itu diawasi oleh manusia-manusia aneh itu. Mereka berdiri dan berjalan bolak-balik di dekat pintu mall itu seperti sedang berjaga. Jika mereka keluar melewati pintu itu, sama saja mereka menyerahkan diri mereka sendiri.

Erica menatap sekitar-nya, otak-nya berjalan ketika melihat dinding yang terbuat dari kaca tidak jauh dari tempat mereka.

"Kita keluar dari sana." Tunjuk Erica dan melihat dinding kaca itu.

Velyn pun melihat yang di tunjuk Erica. "Itu? Tap-." belum sempat Velyn selesai bicara, Erica memotong pembicaraannya.

"Kita nggak punya banyak waktu, kita harus bergerak sekarang," ucap Erica dan melihat Velyn sekilas. Erica berjalan ke dinding kaca itu, sementara Velyn hanya bisa pasrah dan mengikuti Erica dari belakang. Mereka berjalan sambil membungkuk.

Cukup menghabiskan waktu tiga menit, mereka sampai di depan dinding kaca yang menembus langsung keluar. Erica mencoba menggedor dinding kaca itu menggunakan tangan-nya dan begitu juga dengan Velyn.

Skip…

Lima menit berlalu, Erica dan Velyn melakukan usaha mereka, tapi gagal. Kaca itu masih tetap utuh, tidak retak sedikit pun.

"Kaca ini terlalu kuat," ucap Erica.

"Trus sekarang gimana..?" Tanya Velyn frustasi.

Erica melihat kaca itu, tidak mungkin kaca itu bisa retak dengan hanya menggunakan tangan kosong saja, fikir-nya.

Erica melihat semacam tongkat kayu besi di dekat kaki-nya, dia lalu mengambil tongkat itu dan ingin memecahkan kaca itu menggunakan tongkat itu.

"Mundur!" Ucap Erica kepada Velyn. Velyn pun mundur beberapa langkah, Erica mencoba memecahkan kaca itu dengan memukul kan tongkat besi yang ada di tangan-nya.

Dua menit kemudian, usaha Erica tidak sia-sia, kaca itu retak dan hancur. Pecahan kaca itu lumayan keras, yang mengakibatkan beberapa makhluk yang tidak jauh dari tempat Erica dan Velyn melihat ke arah mereka. Makhluk-makhluk yang mengetahui keberadaan Erica dan Velyn langsung berlari menghampiri mereka berdua.

Erica dan Velyn melihat makhluk itu yang datang ke arah mereka.

"Lari...! Lari...!", ucap Erica.

Erica dan Velyn berlari keluar dan tentu-nya di ikuti oleh beberapa makhluk yang melihat mereka tadi.

Di lantai dua, sebagian dari mereka melihat dari dinding kaca Erica dan Velyn berlari. Mereka pun menggedor kaca itu menggunakan kepala mereka sendiri sehingga kaca itu pecah dan menyebabkan mereka jatuh ke bawah. Tanpa fikir panjang mereka pun langsung berlari dan mengejar Erica dan Velyn.

Sementara yang lain-nya yang masih berada di dalam mall mendengar keributan itu, mereka berlari keluar dari mall itu dan ikut mengejar Erica dan Velyn. Otomatis makhluk-makhluk yang mengejar Erica dan Velyn semakin banyak.

Di sisi Erica dan Velyn, mereka berlari tanpa henti, sesekali mereka melirik ke arah belakang.

"Oh, sial... Mereka semakin banyak." Gumam Erica sambil berlari dan melirik sekilas ke arah belakang.

***

15 menit berlalu, tapi makhluk itu masih tetap mengejar Erica dan Velyn. Beruntung jarak diantara mereka tidak terlalu dekat.

"Hah.... hah.... Gue udah nggak kuat lagi.." Ucap Velyn dengan nafas yang terengah-engah.

Velyn membungkuk, kedua telapak tangan-nya menyentuh ke dua lutut-nya. Erica berhenti dan menatap Velyn, sejujur-nya Erica juga kelelahan tapi apa boleh buat, bukan dia yang menginginkan ini terjadi. Erica dan Velyn memutuskan untuk beristirahat sebentar.

***

15 detik kemudian....

15 detik, hanya 15 detik mereka istirahat, Erica menatap ke belakang makhluk-makhluk itu terlihat jelas datang ke arah mereka, Erica melihat Velyn yang masih kelelahan.

"Mereka semakin dekat!" Gumam Erica.

Erica melihat ke depan, ada jalan yang membelok ke arah kanan, dan ada jalan yang lurus ke arah depan. Dalam benak Erica, mungkin dengan memilih jalan yang membelok, akan sedikit lebih sulit untuk makhluk itu menemukan mereka berdua.

"Kita pergi sekarang!" Ucap Erica.

Velyn pun mengangguk tanda setuju walaupun dia masih merasa kelelahan.

Erica dan Velyn mulai berlari dengan Erica yang memimpin jalan dan di ikuti oleh Velyn dari arah belakang.

Sampai di persimpangan, Erica membelok ke arah kanan dan di ikuti oleh Velyn, mereka masih tetap berlari.

***

Mereka berhenti ketika melihat pohon yang lumayan besar, Erica dan Velyn pun memutuskan untuk bersembunyi di balik pohon itu. Mereka duduk di bawah pohon itu dan menyandarkan punggung mereka di batang pohon itu. Dan benar saja para makhluk itu tidak menemukan mereka berdua.

"Huft.... Syukur lah mereka tidak menemukan kita." Ucap Velyn.

Erica menyandar kan kepala-nya di batang pohon itu dan memejamkan mata-nya. Velyn melihat ke arah Erica.

"Kita tunggu mereka sampai benar-benar pergi, baru kita pergi dari sini." Ucap Erica dengan mata yang tertutup.

Velyn diam sejenak.

"Kita bakalan pergi ke mana?" Tanya Velyn. Erica membuka mata-nya dan menatap Velyn.

"Gue nggak tau." Jawab Erica dengan singkat dan memejamkan mata-nya kembali. Velyn hanya bisa terdiam mendengar jawaban Erica dan ikut menyandarkan kepala-nya di batang pohon itu.

•••

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Z3R0 :)

Z3R0 :)

tinggal sebut aja zombie/mayat hidup

2022-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!