Seorang gadis sedang mengupat kesal karena jalan yang begitu macet, ia yang sedang buru-buru harus tertahan ditempat yang penuh polusi ini.
"Sial! Aku sudah hampir terlambat." Umpat gadis itu kesal.
Ia melihat jalan kota Jakarta ini begitu padat, Memang sudah kebiasaan terjadi seperti ini.
Gadis itu baru saja ingin ke kampus tempat ia belajar, karena sebentar lagi ia akan mengumpulkan skripsi, ia tidak punya waktu untuk bermain. Padahal ia sudah ada janji dengan dosen pembimbing setengah jam lagi, Tapi dia malah terjebak disini.
"Bagaimana cara cepat wisuda, kalau untuk menemukan dosen aja sesudah ini!" Gadis itu masih merancau sendiri, karena tengah kesal dengan kemacetan.
Seorang pria yang berpakaian rapi kantor keluar dari mobil, ia mendekati gadis yang terus mengupat tanpa memperhatikan orang-orang disekelilingnya sudah menatap sinis.
"Nana? kamu Nana kan?" Tanya pria itu setelah tiba disekat si gadis.
Nana menatap heran, ia merasa kenal tapi tidak ingat dengan wajah pria yang ada didepannya.
"Iya! kau siapa?"
Pria itu tidak menjawab, ia hanya tersenyum lebar melihat gadis itu yang sudah memerah karena kepanasan.
"Ayo ikut aku,"
Nana merasa aneh, ia tidak kenal dengan pria ini tapi kenapa dia sok akrab seperti itu, mana sudah aku-kamu lagi. Gadis itu hanya memberi tatapan jengah, tidak memperdulikan ajakan pria tadi.
Adam, pria yang menyapa Nana. Pria itu merasa kesal diacuhkan, ia langsung menarik tangan gadis itu untuk ia bawa pergi tanpa izin dari sang empunya.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Jangan berteriak, sudah aku bilang ikuti aku! dasar,"
Nana tidak peduli, ia tetap mencoba melepaskan pegangan pria itu. "Memangnya siapa kau? jangan membawa orang sembarangan!" Bentak gadis itu tidak terima tangannya ditarik paksa.
"Jadi kau benar-benar lupa denganku?" Adam menarik pintu mobilnya dan mendorong pelan tubuh Nana agar segera masuk ke dalam mobil. "Baiklah, mari kita berkenalan ulang. Perkenalkan, namaku Adam, pria yang pernah menemuimu dirumah mu dulu."
Nana mulai berpikir, sekarang ia ingat. Pria ini adalah pria yang sama pergi kerumahnya bersama mantan kakak iparnya, ya dia tidak mungkin salah.
"Cihh, ternyata kau teman pria brengsek itu!" Gadis itu mengikuti masuk ke dalam mobil. "Ada apa kau membawaku?"
Adam yang juga sudah ikut masuk, langsung menghidupkan mobilnya. "Akan aku antar kau ke kampus," Ucap pria itu.
"Apa? lalu bagaimana dengan motorku? dan bagaimana cara kita melewati macet ini?"
"Motormu akan diurus supir ku, dan masak macet...," Adam tersenyum menyeringai. "akan lebih baik jika macetnya lebih lama."
Nana melotot tajam, dirinya seperti sedang dipermainkan. "Jika kau tidak bisa membantuku, lebih baik turunkan aku. menghabiskan waktu ku saja!" sungut gadis itu tidak terima.
Sedangkan Adam sukses membuat gadis itu marah-marah, ia hanya terkekeh geli. Padahal tadi ia hanya bercanda, karena mereka memutar arah, mengikuti jalan pintas untuk dapat sampai ke kampus gadis ini.
"Bagaimana dengan kakakmu? Aku mendengar dia tidak bersama suaminya lagi."
"Jangan asal berbicara kau! Kakakku hanya sedang pergi berobat, dari mana kau tau tentang kakakku?" Nana menatap tajam Adam, ia curiga mantan kakak iparnya Masih menjadi penguntit.
"Itu, itu... Aku tidak tau pasti, tapi kabar itu aku ketahui dari kaivan sahabatku." maafkan aku sobat, aku berbohong dengan menyebut namamu.
"Sudahlah, aku tidak peduli. Sekarang ayo cepat antar aku ke kampus." Pinta gadis itu.
*******
Arya memeluk tubuh yang sangat ia rindukan itu, ia bahkan mencium seluruh wajah istrinya tanpa malu. Bahkan Kaivan yang ada Disana segera menghindar, ia merasakan nyeri yang begitu parah dihatinya.
"Sayang... Astaga, kenapa kamu begitu kurus sekarang?" Kaivan memeluk tubuh yang rapuh itu, meskipun tanpa balasan dari sang istri tercinta.
"Sayang?" tidak ada respon yang diberikan Salva. "Dek, ini mas. Aku suamimu, jadi tolong bicaralah." Bujuk Arya, tapi tetap tidak ada balasan.
Dimalam ini, Kaivan dapat meyakinkan penjaga dan pelayanan dirumah ini. Mereka berhasil bertemu dengan Salva, tapi istrinya itu tidak merespon sedikitpun, membuat hati pria itu terasa teriris melihat keadaan Salva.
"Maaf, maafkan mas, sayang. Ini semua karena mas, kamu harus menanggung beban ini sendirian." Arya bersimpuh di depan istrinya, ia memegangi tangan Salva.
"Ya Allah, kembali semuanya seperti ini... Kenapa aku baru tau disaat istriku begitu menyedihkan, seharusnya aku selalu disisinya. Maafkan hamba ya Allah, telah lalai melakukan tugasku," Pria itu sungguh menyesali semua yang terjadi, ia merasa menjadi suami paling gagal didunia ini.
Kaivan datang menepuk pundak Arya, pria itu seolah ingin memberi semangat, tapi ia tidak lupa dirinya lebih menyediakan dari yang dirasakan Arya.
"Sudah cukup kau menagis dan menyesalinya, Ayo kita pergi."
Arya menggeleng. "Aku tidak akan meninggalkannya lagi,"
Kaivan mengerti posisi yang dirasakan Arya, ia kembali menemui orang-orang yang menjaga Salva.
"Kami akan membawa, nona Salva. Jika tuan Ardi datang, kalian tinggal bilang Salva telah dibawa suaminya, Dokter Arya."
Mereka menganguk mengerti, lagipula mereka juga tidak bisa menghentikan Kaivan dan Arya, karena Arya sudah memberikan bukti yang kuat bahwa dirinya suami Salva.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Cvmelati Travel
bukan kaivan tapi arya thor
2023-11-23
0
Evha Divha
mewek tor okoh mewek
2021-07-02
0
Sulastri Sulastri
lanjuttt
2021-06-28
0