Arya bersama kaivan sudah sampai ditempat yang mereka yakini adanya keberadaan Salva, keduanya sengaja pergi lebih cepat, karena Arya mendengar kabar ayah mertuanya sudah kembali, itu berarti Salva tidak ada yang menunggunya, istrinya hanya ditinggalkan bersama para pelayan saja.
"Kau Sudah siap?" Kaivan tersenyum jahat.
"Tentu saja! Jika kau berhasil mengantarkan pada istriku, akan aku turuti mau mu," Balas Arya tak kalah yakin. Lagi pula sarat yang diberikan Kaivan tidak begitu buruk, ia hanya perlu melakukan sesuatu yang memang kewajibannya.
Mereka masuk kedalam rumah sakit itu. Arya sudah begitu deg-degan, entah apa yang akan ia lakukan nanti. Kaivan sudah melesat pergi ke suster yang berjaga.
"Maaf sus, apa kami bisa bertemu dengan pasien yang bernama salva?" Tanya Kaivan. Sang suster hanya menatap heran.
"Kalian siapanya pasien?" Tanya sang suster.
"Kami keluarganya, dan dia suami, salva."
Sang suster hanya mengangguk mengerti. "Begini tuan... Sebenarnya dia bukan pasien disini, Beberapa hari yang lalu memang benar mereka kontrol disini, tapi tidak dirawat disini."
Kaivan terlihat tidak mengerti. "Benarkah? Tapi hari sebelumnya saya melihat ia disini?"
"Bukankah Anda keluarganya? Seharusnya anda tau jika nona salva hanya kontrol disini saja, ia akan dibawa kembali kerumahnya. Karena disana sudah ada perawat yang dikhususkan untuk menjaganya." Suster itu menjelaskan bahwa salva benar-benar tidak berada disana.
"Kalau begitu, apa saya bisa meminta alamatnya?" Arya mengambil kartu identitasnya. "Aku juga seorang dokter, kau tidak perlu kwatir, saya benar-benar suaminya," Jelas Arya, agar suster itu percaya untuk memberi tau keberadaan Salva sekarang.
"Baiklah, ini alamat lengkapnya." Suster itu mengalah setelah melihat identitas Arya, ia percaya bahwa pria itu tidak berbohong.
"Terimakasih," Arya dan kaivan pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan wajah senang.
Aku berharap ini benar-benar berhasil menemukan istriku, aku sudah tidak sabar mendekapnya. Batin Arya.
Sedangkan Kaivan hanya tersenyum masam melihat Arya yang tampak begitu bahagia, ada rasa iri dalam hati Kaivan, melihat pria lain yang sekarang merindukan salva. Jika saja kesalahan itu tidak ada, mungkin ia sekarang sedang bahagia bersama salva dan anak-anak mereka.
Aku menyesal telah menyia-nyiakan dirimu, andai kesempatan itu ada aku sangat ingin merebut mu kembali. Tapi sepertinya aku sudah terlambat, hatimu sudah tidak Milikku lagi. batin Kaivan menagis pilu.
Mereka telah sampai didepan sebuah rumah sederhana, tempat ini agak jauh dari rumah warga yang lain, karena lapangan rumah ini begitu luas meskipun hanya ada rumah sederhana di sanana.
"Ayo kita masuk, kita harus membuktikan bahwa salva menang ada disini."
"Apa kau yakin?" Terlihat keraguan dalam hati Arya. "Rumah ini begitu aneh, jangan-jangan itu rumah tidak ada penghuninya?"
"Dasar penakut! Kita tidak akan langsung bertamu, kali ini kita akan jadi penguntit," Jelas Arya, karena ia tau pasti orang-orang sana tidak akan berkata jujur nanti saat ditanyakan, yang ada mereka akan melaporkan pada ayah Ardi.
Nasib kok gini amat, harus jadi penguntit untuk istri orang! kesal Kaivan.
Arya sendiri sudah tidak sabaran untuk menemukan salva, ia Langsung memasuki kawasan rumah aneh itu.
Rumah yang aneh, tapi terlihat sangat indah. Mungkin jika aku dan salva tinggal disini sangat baik, kami akan hidup bahagia dengan anak-anak kami. Arya tersenyum kecut dengan pikirannya sendiri, untuk menemukan istrinya saja belum bisa, bagaimana ia bisa berhayal sejauh itu?
"Jangan senyum-senyum ditempat sepi ini! Kau membuat ku takut saja!" hardik Kaivan. Ia merasa merinding melihat Arya senyum-senyum sendiri, apalagi ini ditempat sepi, ia hanya takut pria itu kerasukan setan penunggu pohon-pohon besar disini.
Arya hanya berdehem, Ia sendiri malu tepergok senyum-senyum sendiri. "Tidak apa-apa, ayo kita lanjutkan," Ajak Arya.
Mereka sampai dirumah itu, memang cahaya disana yang agak redup, membuat mereka menjadi kesulitan untuk melihat kedalam rumah.
"Apa kau melihat sesuatu?" Bisik Kaivan.
"Tidak," balas Arya. Ia berusaha mengintip lebih dalam.
Didalam sana ia bisa melihat seorang wanita duduk termenung dalam kegelapan, wanita itu memandang kaca didepannya dengan tatapan kosong. Ia tidak sadar ada dua pasang mata yang melihatnya berkaca-kaca, seorang mereka ikut merasakan kesedihan yang dirasakan.
"Kenapa dia seperti itu?" Tanya Kaivan. Pria itu sudah memerah matanya, seakan ia juga ikut sakit melihat keadaan wanita itu.
"Kenapa kau bertanya padaku? Tanyakan pada hati kita masing-masing. Luka apa yang pernah kau berikan? dan air apa yang aku siramkan diatas luka itu?"
Jantung kaivan seakan berhenti berdetak, ia begitu tertusuk dengan Ucapan Arya. Tapi Kaivan sedikit bingung dengan Ucapan terakhirnya, apa yang sudah terjadi dengan kehidupan Arya dan Salva? Tapi ia sendiri sadar, tidak ada haknya untuk bertanya urusan rumah tangga orang lain.
"Apa yang akan kita lakukan?" Tanya Kaivan.
"Aku akan membawa istriku kembali! malam ini!"
"Kau gila!" Teriak Kaivan tertahan. "Kau ingin menculik istrimu sendiri?!" Bentak Kaivan.
"Apa ada pilihan lain? Aku tidak ingin berpisah lagi dengan istriku."
Kaivan berdecak kesal, ia langsung memberi tatapan kesal pada Arya. "Dasar bodoh!! Akan aku urus, tunggulah disini."
Kaivan mengetuk pintu rumah itu dengan santai, dan terdengar sahutan dari dalam rumah. Sedangkan Arya hanya diam mematung, ia sendiri tidak tahu apa yang sedang dilakukan Kaivan.
"Ada yang bisa kami bantu,tuan?" Tanya wanita paruh baya, yang baru saja keluar dari rumah.
"Dimana nona Salva?!"
*******
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Salam cinta dari Ara putri 😘❤️💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Desi Hes
lebih dewasa keivan ...cinta nya tulus makanya dia ikhlas melepaskan...
2021-08-26
0
EndRu
nih.m baru seru Thor
2021-07-18
0
Sulastri Sulastri
lanjutt kak 💪💪💪
2021-06-28
0