Sudah hampir setengah jam Arthur menunggu di luar ruangan. Namun wanita pembawa sial itu tak kunjung keluar juga. Arthur pun kedalam untuk melihat suasa di dalam ruangan Thalia.
Dan ternyata wanita itu dengan setia menunggu Thalia yang sedang tertidur pulas. Entah bagaimana cara wanita itu membuat Thalia lengket kepada nya. Hingga tidur pun Thalia mengenggam tangan wanita itu.
" Pualnglah biar aku yang menjaga calon istriku." suara Arthur terdengar begitu dingin di telinga Zeline.
Zeline terhenyak menatap wajah Arthur yang seperti monster itu " Tap-tapi.. " ucap Zeline terbata.
" Biar nanti aku yang memberitahukan pada Thalia.. "
Zeline pun menurut. Ia memakai tas selempangnya lalu berjalan ke arah pintu untuk pulang kerumah.
Saat Zeline sedang berjalan tiba-tiba langkah kakinya terhenti saat Arthur memanggilnya.
" Ingat pesanku kalau terjadi apa-apa pada Thalia kau harus bertangung jawab. Ingat itu. "
Zeline mengangguk, ia langsung berbalik dan melanjutkan jalan kaki nya. Yang sempat terhenti tadi.
Arthur pun masuk kembali ke ruangan Thalia untuk menemani wanita tercintanya. Sedangkan asistennya Frans berada di luar ruangan tempat di mana Nona dari Tuannya itu di rawat.
-
Akhirnya sampai juga Zeline membuka pintu kontrakan kecilnya lalu menutupnya kembali. Zeline mendudukan tubuhnya di atas kursi kayu, walaupun Zeline kini tinggal di kontarkan kecil. Zeline tidak pernah mengeluh ia masih di berikan tempat untuk berlidung dari teriknya panas matahari dan dari dingin nya malam hari.
Zeline baru ingat dengan nasib pekerjaanya. Zeline bingung ia takut di keluarkan dari tempat kerja nya sekarang.
Baru saja bekerja dua hari tapi Zeline sudah bolong-bolong dalam bekerja.
Karena hari ini begitu melelahkan bagi Zeline. Zeline pun memutuskan untuk menyegarkan badannya agar Fresh kembali.
Jam kini telah menunjukan pukul 05:00 pagi. Zeline pun bagun untuk bersiap-siap pergi bekerja. Walaupun sebenarnya ia takut pergi bekerja. Tetapi Zeline menjauhkan pikiran buruknya.
....
Seperti biasa Zeline selalu menyapa Security yang berjaga di depan kantornya, jantung Zeline berdegup dengan kencang ia hanya bisa berdoa pada sang khalik agar ia tidak di pecat dari perusahaannya.
" Zeline. " panggil Bu Ratna ramah seraya tersenyum pada Zeline.
" Bu-bu Ratna.. " saut Zeline gugup.
" Kamu ini kok, saya panggil kaya yang takut. " ucap Bu Ratna seraya menghampiri Zeline.
" Bu.. maaf kemarin saya ada urusan mendadak."
" Oh iya saya baru ingat, kata Lena kamu kemarin kerumah sakit. Kenapa kamu sakit? kalau sakit ngak papa jangan masuk kerja dulu."
" Engak kok Bu, Zeline ngakpapa.." Zeline tersenyum ramah yang menampilkan gigi rapih putihnya.
" Yaudah kalau gitu semangat kerjanya ya.. "ucap Bu Ratna seraya mengepalkan tangan nya ke atas.
Zeline tersenyum ia benar-benar tak menyangka, Bu Ratna memang benar atasan yang paling baik. Ia pun berjalan menuju ke ruangan nya.
-
Thalia sudah mulai sehat seperti semula, seperti saat ini Thalia minta berjalan-jalan di taman di temani oleh Arthur.
Sebenarnya Arthur melarang Thalia untuk pergi keluar, walaupun hanya berjalan-jalan di taman Rumah Sakit. Arthur takut terjadi apa-apa pada Thalia, walaupun begitu dengan senang hati Arthur menemani Thalia berjalan-jalan di area taman Rumah Sakit itu.
" Thalia kau kenapa? " Arthur sedikit khawatir melihat Thalia yang sepertinya sedang kesakitan.
" Aku tidak apa-apa kok.. " walaupun memang benar rasa sakit di kepalanya tak bisa ia sembunyikan, saat ini yang Thalia rasakan adalah kepalanya sangat sakit sekali. Karena tidak ingin membuat Arthur kawatir Thalia berpura-pura bahwa dirinya baik-baik saja.
" Ayo kita kembali keruanganmu, aku kan sudah bilang tadi kamu butuh istirahat yang cukup. " Arthur mulai mendorong kursi roda yang di taiki oleh Thalia.
Beberapa saat kemudian Arthur dan Thalia telah berada di ruang rawat Thalia, Arthur meminta ijin kepada Thalia untuk buang air kecil terlebih dahulu.
Saat sudah kembali dari kamar kecil Arthur melihat Thalia seperti sedang kesakitan.Dengan cepat Arthur berlari ke arah Thalia.
" Arthur.. kepalaku.. " Thalia berbicara dengan suara yang tertahan.
" Kepalamu.. kenapa Thalia.. mana yang sakit beritahu aku.. " Arthur mulai panik, dengan tangkas Arthur mengendong Thalia ke atas brangkar.
Arthur keluar menyuruh Frans, untuk memanggilkannya Dokter.
" Arthur.. kepalaku.. kepalaku sangat sakit. "
Arthur semakin panik mendengarkan rintihan rasa sakit Thalia. Kemana Frans kenapa lama sekali.
Tak lama kemudin akhirnya Dokter pun datang untuk memeriksa kondisi Thalia.
" Dok.. bagaimana keadaan calon istri saya? " Arthur bertanya setelah Dokter selesai memeriksa kondisi Thalia.
" Nona Thalia mengalami sumbatan pembuluh darah di kepalanya. "
" Untung saja Nona Thalia segera di bawa ke sini. Kalau begitu saya permisi dulu Tuan nanti saya kembali lagi untuk memeriksan keadaan Nona Thalia."
" Ya silahkan Dok."
Tidak ini tidak mungkin ini semua gara -gara wanita itu. Thalia menjadi seperti ini gumam Arthur seraya menjambak rambutnya frustasi.
Untung saja keadaan Thalia saat ini sedang tertidur Karen pemgaruh suntikan yang di berikan oleh Suster.
Dokter pun pamit setelah memeriksa keadaan Thalia, dengan setia Arthur menemani Thalia ia tak rela melihat Thalia terbaring lemah seperti ini.
....
Mata Thalia perlahan-lahan mulai membuka.
" Arthur.. " ucap Thalia lemah.
" Iya sayang aku di sini kau butuh sesuatu? atau ada yang sakit. "
Thalia mengelengkan kepalanya bukan itu yang dia maksud.
" Arthur.. bisakah tolong aku? "
" Apapun untukmu.. "
" Aku ingin bertemu dengan Zeline, bisakah kau carikan dia untuku? "
Ada apa dengan Thalia kenapa dia ingin bertemu wanita yang telah membuatnya seperti ini. Racun apa yang sudah wanita itu tanamkan dalam diri Thalia batin Arthur.
" Arthur kenapa kau diam saja.. "
" Baiklah aku akan mencari wanita itu. tapi berjanjilah padaku kau akan sehat selau. "
" Iya aku janji.. " Thalia senang akhirnya Arthur mau menuruti keinginanya yang terdengar sedikit aneh ini.
Arthur pun keluar dari dalam ruangan Thalia untuk menemui Frans asistennya.
Frans pun berdiri saat melihat Tuanya menemuinya.
" Frans tolong carikan wanita bernama Zeline." perintah Arthur pada asistennya.
" Baik Tuan akan segera saya lakukan.. " Frasn pun pergi berlalu untuk mencari wanita bernama Zeline, baginya mencari seoramg wanita itu tidaklah sulit. Frans sudah ahli dalam segala bidang.
-
Arthur pun kembali masuk ke dalam ruagan Thalia.
" Kenapa kau kembali? "
" Aku sudah menyuruh Frans untuk mencarinya, jika aku ikut mencarinya siapa yang akan mejagamu di sini. "
Thalia tersentuh mendegarkan penuturan Arthur. Walaupun kedua orang tua Thalia tidak pernah memikirkan Thalia. Tetapi Thalia bersyukur mempunya pria sebaik Arthur saat ini.
" Terimakasih Arthur.. "
" Kenapa kau menangis? " Arthur mendekap tubuh Thalia dengan hangat.
Thalia menegelamkan wajahnya di dada bidang Arthur.
' Seandaynya umurku tidak panjang. aku ingin kau menikah dengan wanita yang lebih baik dariku, dan itu semua berada ada pada Zeline. Kuharap suatu hari nanti bila aku sudah tiada di dunia ini. Kamu akan mencintai Zeline seperti kamu mencintaiku saat ini. '
Arthur mengusap-usap pungung Thalia, ia tau betul apa yang sedang Thalia pikirkan. Arthur berjanji akan terus membuat Thalia tersenyum.
♡♡♡♡♡♡
Frans sudah mengetahui lokasi keberadaan wanita yang di maksud oleh Tuan nya.
Tak butuh waktu lama bagi Frans untuk mencari informasi keberadaan seseorang saat mengetahui wanita yang di maksud oleh Tuan nya. Frans langsung menghamapiri lokasi keberadaan wanita itu.
Frans keluar dari dalam mobil untuk menghampri wanita itu.
" Permisi Nona.. ada yang ingin aku sampaikan."sambil menghampiri zeline.
Zeline menginggat-nginggat siapa pria ini, dan sekarang Zeline ingat dia adalah asisten dari Tuan muda sombong itu. Kekasih dari Nona Thalia. ada apa dia mencarinya pikir Zeline.
" Ya ada apa? " balas Zeline ramah.
" Begini Nona, Nona Thalia ingin bertemu dengan Nona. Bisakah Nona ikut dengan saya untuk menemui Nona Thalia.
" Ya aku mau, kebetulan sekali aku sedang ingin ke sana. "
" Syukurlah kalau Nona mau, mari silhakan Nona. " Frans membukakan pintu belakang untuk Zeline.
Zeline pun masuk ke dalam mobil dan menundudukan tubuhnya dengan hati-hati.
' Tapi ada apa? sampai-sampai dirinya sampai di cari seperti ini. Apa mungkin terjadi sesuatu pada Nona Thalia, tidak Nona Thalia pasti baik-baik saja. 'gumam Zeline pada dirinya sendiri.
dukung novel ini dengan cara memberi
Like
Komen
serta Vote nya terimaksuh☺☺
mohon maaf bila terdapat kata yang tidak sesuai terimakasih☺😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Josen Manjorang
menarik
2021-12-24
0