BAB 5

Satu jam berlalu kini Zeline telah berada di depan Rumah Sakit di mana Nona Thalia di rawat. Zeline berjalan lebih dulu sedangkan Frasn berjalan di belakang Zeline.

Zeline membuka pintu ruangan iteu perlahan terpampang jelas seorang wanita tak berdaya di atas kasur.

" Nona apa kau baik-baik saja? bagaimana keadaanmu hari ini. " ucap Zeline setelah mendekat ke arah brangkar Thalia.

Sementara Arthur yang melihat Zeline datang ia memilih untuk duduk di sofa yang berada di dalam ruangan itu.

" Aku baik-baik saja, dan tolong berhentilah menyebutku dengan sebutan Nona. " ucapnya dengan nada bercanda.

" Baiklah maaf aku lupa.. "

" Zeline bolehkah aku memelukmu? " ijin Thalia dengan suara yang terdengar begitu lembut.

" Tentu saja.. " balas Zeline dengan senang hati.

Mereka berdua pun saling memeluk satu sama lain seperti seorang teman yang sudah lama tak bertemu.

Arthur merasa aneh dengan Thalia kenapa wanita nya itu. Bisa seakrab dan sesenang itu dengan nya.

Arthur hanya jadi nyamuk di anatara mereka berdua. Thalia tidak memperhatikannya setelah wanita itu datang.

" Ahkk.. " suara Thalia terdengar sangat kecil ia sedang menahan rasa sakit di kepala nya.

" Thalia kau tidak apa-apa? " Arthur yang mendegarkan ucapan seperti itu, segera maju menghampiri Thalia.

" Sayang kau tidak apa-apa, apa ada yang sakit lagi? " tanya Arthur sedikit panik, ia takut terjadi sesuatu pada Thalia.

" Aku tidak apa-apa.. " tutur Thalia, walaupun sebenarnya ia tak merasa baik-baik saja.

Semakin Thalia menahan rasa sakit nya. Tetapi malah semakin menjadi-jadi rasa sakitnya. Ia sudah tidak kuat menahan sakit di kepalanya.

" Thalia.. kau kenapa? " Zeline panik ia takut terjadi sesuatu pada Thalia.

" Tunggu sebentar aku akan memanggilkanmu Dokter. " Arthur bergegas keluar ruangan untuk mencari sang Dokter.

"Zeline kepalaku, kepalaku sakit. " Thalia memegang kepalanya. sementara Zeline ja menanggis panik melihat Thalia yang kesakitan.

" Nona maafkan aku. Ini semua gara-gara aku. Seharusnya aku yang berada di sini sekarang. " Zeline semakin panik kala Thalia semakin merintih kesakitan.

Tak lama Arthur datang bersama sang Dokter. Dokter pun langsung memeriksa keadaan Thalia. Sementara Arthur mengusap kening Thalia dengan lembut berharap sesuatu buruk tak terjadi pada Thalia.

Jantung Thalia semakin lama semakin melemah. Arthur dan Zeline panik melihat layar oksigen sentral yang menunjukan denyut jantung Thalia semakin melemah.

" Aku mohon lakukan yang terbaik untuk calon istirku.. cepatlah.. " Arthur tak bisa mengendalikan emosinya ia takut Thalia kenapa-napa.

" Nona kumohon bertahanlah.. " air mata membanjiri setiap inci wajah mulus Zeline.

Sementara Dokter mulai pasrah akan keadaan pasiennya. Ia sudah melakukan yang terbaik untuk Thalia.

Tetapi masih saja denyut jantung Thalia semakin ke sini semakin melemah.

" Arthur.. " ucap Thalia lemah. Arthur pun mendekat kala sang pujaan hati nya memanggilnya.

" Ya sayang aku di sini. "

" Apa kau mau mengabulkan permintaanku untuk yang terakhir kali nya? "

" Aku akan mengabulkan apa pun permintaan mu ...tapi kau tidak boleh berkata seperti itu. " Arthur mengenggam tangan Thalia erat.

" Jika aku sudah tiada di dunia ini lagi. Aku ingin kau menikah dengan wanita yang lebih baik dariku. Dan aku sudah menemukan wanita itu dia ada pada diri Zeline. Aku mau kau menikah dengan Zeline. " Thalia mengelus telapak tangan Arthur.

Arthur mengelengkan kepala kenapa permintaan Thalia harus sulit seperti ini.

" Kumohon wujudkanlah permintaan terakhir kalinya dariku. "

Sementara Zeline yang berada sedikit di belakang merasa tak enak. Zeline berdoa semoga ada keajaiban dari sang khalik.

Zeline berjalan maju sedikit ke depan saat Thalia memanggilnya.

" Ya Nona.. aku di sini. " ucap Zeline seraya menahan isak tangis nya.

" Kumohon terimalah Arthur dan menikahlah dengan Arthur. Tolong wujudkanlah permintaan ku untuk yang terakhir kali nya. "

Zeline bingung ia harus menjawab bagaimana, ia pun memberanikan diri untuk melirik ke arah Arthur.

Thalia melepaskan cincin pemberian dari Arthur. Lalu memberikan kembali cincin itu pada Arthur.

"He'ii kenapa kau melepaskan cincin nya? "

" Aku ingin kau memberikan cincin itu pada Zeline. dia jauh lebih berhak menggunakan cincin itu bukan aku. " ujar Thalia seraya tersenyum.

" Arthur aku ingin melihat kau melamar Zeline di hadapanku sekarang. " Zeline mengelengkan kepala nya, kenapa semuanya bisa menjadi seperti ini.

" Aku tidak bisa Thalia. Kau tau bukan wanita yang ku cintai itu hanya kau. " tolak Arthur bisa-bisa nya Thalia berkata seperti itu.

" Arthur kumohon jika kau sayang aku maka wujudkanlah permintaanku. "

" Baiklah jika itu mau mu. akan aku lakukan. " suara Arthur terdengar begitu frustasi.

Thalia tersenyum mendegar jawab Arthur. "Dan Zeline teriamalah Arthur aku mohon.. dia pria yang baik. "

" Tapi Nona ak-aku. "

" Kumohon Zeline.. "

Zeline yang tak tega meilhat Thalia memohon kepadanya pun hanya bisa pasrah semeoga keputusan yang dia ambil tidak Salah.

" Baiklah ak-aku mau.. "

" Sekarang Priaku telah menjadi milikmu sekarang."

Thalia tersenyum misi nya berhasil untuk menyatukan Zeline dan Arthur mejadi satu.

Arthur memegang tangan Zeline yang tak kalah indah dari Thalia. Lalu memasangkan cincinnya di jari manis Zeline.

"Arthur..kumohon jagalah Zeline seperti kau menjagaku,jangan kau menyakiti Zeline. Dia wanita baik-baik.

" Ya..akan aku lakukan." ucap Arthur datar.

" Zeline terimkasih telah bersedia menggantikan aku untuk mendamapinggi Arthur.kau memang wanita baik." Thalia mengusap tangan Zelien dengan lembut,kini Thalia merasa sangat tenang untuk meninggalkan Arthur.

" Akulah yang seharusnya berterimakasih kepadamu. Maaf telah membuatmu seperti ini." air mata mengalir di sela-sela ucapan Zeline.

" Tidak perlu meminta maaf padaku ini semua sudah menjadi takdir dalam hidupku." ucap Thalia seraya tersenyum manis pada Zeline.

Thalia mengambil tangan Arthur dan mengambil tangan Zeline lalu menyatukan kedua tangan itu.

Arthur dan Zeline sama-sama bingung pada sikap Thalia.

" Sekarang aku tenang untuk meninggalkanmu priaku...dan untuk Zeline aku titip priaku ini jika dia nakal tolong marahilah dia,jika dia salah tolong beritahu dia,jika dia lupa tolong ingatkan lah dia." suara Thalia terdengar sangat parau air mata mengalir di pipi cantik Thalia.

" Kau jangan berbicara seperti itu..kau wanitaku jangan tinggalkan aku." Arthur mengelus pucuk kepala Thalia dengan perasaan campur aduk.

" Ia Nona aku pasti akan menegur lelakimu jika dia salah..tapi tolong sembuhlah dulu."

Tiba-tiba mata Thalia perlahan-lahan mulai terpejam terdengar suara dari elektrokardiogram dengan gambar yang menunjukan garis lurus itu pertanda nyawa Thalia telah tiada.

" Tidak-tidak kau tidak boleh meniggalkanku,Frans..frans cepat panggilkan Dokter ke sini."

" Nona..nona bangunlah ayo buka matamu.." Zeline tak kalah panik dari Arthur.

Tak lama pintu pun terbuka Frans datang dengan membawa Dokter yang menangani Thalia selama di Rumah Sakit.

Dokter pun memeriksa keadaan Thalia untuk memastikan lebih lanjut lagi.tapi mau di kata apa jika Tuhan lebih sayang pada Thalia dengan mengambil Thalia lebih dulu.

" Dokter ayo lakukan sesuatu untuk calon istriku.cepat aku minta tolong selamtakan calon istriku lakukan yang terbaik berpapun harganya aku tidak perduli yang terpenting tolong semaltkan Thaliaku."Arthur menagis sejadi-jadi nya.Arthur tak menyangkan Thalia wanita yang di cintanya akan meninggalkannya secepat ini.

Dokter hanya bisa menepuk bahu Arthur seraya menyalurkannya untuk bersabar. Ini semua tela Tuhan rencanakan.

" Nona Thalia bukalah matamu..apa kau mendegarkanku ayo bukalah matamu." Zeline mengenggam tangan Thalia berharap Thalia akan sadar walaupun itu semua tidak akan mungkin terjadi.

...

Keluarga Arthur mulai berdatangan kerumah sakit setelah mendapatkan telepon dari Frans. Dan memberitahukan bahwa Thalia calon menantu mereka telah tiada.

" Arthur..tenanglah ini semua sudah kehendak yang di atas.." ucap Mama Arthur ia pun sedih seperti Arthur calon menantunya kini telah tiada.

" Kakak tenanglah kau harus bisa mengikhlaskan Kak Thalia mungkin ini yang terbaik untuk Kak Thalia.Tuhan gak mau Kak Thalia merasakan sakit terlalu lama." Angelina ikut menenangkan sang Kakak.

Arthur terus mengenggam tangan Thalia walaupun tangan itu kini sudah tak beryawa lagi.

Sementara Zeline ia hanya bisa diam di pojokan sambil menangisi Thalia yang kini sudah tiada.

-

Proses pemakamanpun berjalan dengan lancar hanya keluarga Arthur lah yang datang menemani prosesi pemakaman Thalia sampai selesai.

Baik keluarga dari Ibu dan juga Ayahnya tak ada satupun dari mereka yang datang untuk menghadiri pemakaman Thalia.

" Arthur ayo kita pulang ini sudah sore.." ajak sang Maam lembut.

" Ayo Nak Papa tahu ini semua berat untukmu. Tetapi ingat terlalu dalam kesedihan itu tidaklah baik." sambung Tuan Savero yang datang di pemakaman Thalia.

" Kasihan Thalia Ma,pasti dia takut sendirian di sini."saut Arthur seraya mengusap batu nisan Thalia.

" Ayo Kak..pasti Kak Thalia sedih melihat Kakak seperti ini.Kak Thalia saat ini sudah bahagia di alam sana jangan tangisi Kak Thalia lagi Kak."

" Thalia aku pulang dulu aku janji akan sering-sering mengunjungimu."

Arthur pun akhirnya menurut untuk pulang setelah mendengarkan ucapan-ucapan yang adiknya lontarkan itu.

Satu per satu orang kini telah meninggalkan pemakaman Thalia. Saat semuanya telah tiada Zeline berjalan menuju ke arah pemakaman yang masih basah itu.

" Nona aku minta maaf, aku janji akan selalu mendoakanmu semoga kau selalu bahagia di sana. Aku janji akan menjalankan semua amanahmu dengan baik dan akupun berjanji akan sering-sering mengunjungimu kemari."

Zeline menghapus air mata nya lalu beranjak dari jongkoknya. Ia mulai perjalan meninggalkan pemakaman Thalia.

Jangan lupa berikan dukungan untuk novel ini dengan cara:

like

komen

and vote

jangan lupa untuk di follow ya ☺terimakasih mohon maaf jika masih banyak kata-kata yang berantakan.

Terpopuler

Comments

Yosei Viena

Yosei Viena

kyknya Thalia emng menderita penyakit yg d sembunyikn

2023-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!