Hingga tak sadar, bahwa Vanya sudah berada di depannya. Sambil membawa nampan.
"Kok cepat banget?" heran Runa.
"Ya kali cepet, lo aja kali yang ngelamun mulu. Nih pesenan lo, gue pesenin yang spesspesial pakai telur rebus." gurau Vanya, memberikan semangkuk soto serta es jeruk.
Runa terkekeh pelan. "Makasih Vanya,"
Keduanya sama-sama manikmati makanan merekaa, keadaan kantin yang awalanya sunyi dan sepi kini berubah menjadi ricuh.
Tepatnya di bagian Timur, hal itu membuat Runa penasaran dan menoleh ke arah kericuhan yang terjadi.
Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan kagumnya. Decakan dan pujian dari kaum hawa, semakin membuat penasaran Runa semakin tinggi.
"Di sana ada apa? Kok ribut gitu?" tanya Runa kepo.
Vanya menoleh Runa sekilas, lantas berkata. "Biasa, most wanted lewat." kata Vanya, dia juga menatap mereka dengan mata terkagum-kagum.
Runa mengerutkan dahi, masih tak paham dengan jawaban Vanya. "Maksudnya?"
Matanya menatap keenam cowok itu, terlihat pakaian yang berantakan dengan dua kancing atas yang di buka begitu saja. Bad boy baget gak sih.
Mendegus sebal. Vanya menatap Runa dengan intens. "Mereka itu most wanted Trisatya, sekolah kita. Keenam mereka juga punya kharisma yang bagus banget, ganteng, cool, jadi bela diri lagi. Yang ngebuat kita semua menatap mereka kagum." Jelas Vanya, dengan detailnya.
"Sampai segitunya?" tanya Runa tak percaya. Dirinya juga setuju dengan penjelasan Vanya.
Mereka memiliki kharisma yang membuat semua orang terpukau. Namun apakah tak berlebihan jika berperilaku demikian.
Vanya mengumpat dalam hati 'sampai segitunya?' ini dirinya yang terlalu halu apa gimana? cowok seganteng mereka di bilang sampai segitunya.
"Coba deh lo lihat mereka, please lah ya. Mereka tampan-tampan," tunjuk Vanya.
"Udah deh, mending gue kenalin ke lo ya. Siapa mereka-mereka. Kita mulai dari yang paling depan sendiri yang mukanya paling datar, dia kak Shaka, dia terkenal jahitan dalam hal apapun, udah gitu jomblo lagi." Tunjuk Vanya pada Shaka.
"Di samping kanan kaka Shaka ada kak Rayn, dia tampan juga udah gitu ramah lagi. Dan posisinya sebagai tangan kanan kak Shaka. Di samping kiri kak Shaka, ada kak Rasya dia keturunan Indo-Thailand, kak Rasya juga anak CEO muda."
"Terus itu kak Bram anaknya banyak tingkah pokoknya gak bisa diem deh, dia juga play boy tapi gak se-play boy kak Arthur sih. Kak Arthur yang di belakang sendiri, dia play boy nya mendarah daging walaupun mukanya pas-pasan tapi ceweknya banyak."
"Dan yang terakhir ada kak Tara, dia itu paling absurd di antara semuanya, jadi sabar-sabar aja kalau ngobrol sama dia." Jelas Vanya panjang lebar.
Mata Runa menatap cowok yang paling depan, matanya menyipit kok pernah liat ya tapi di mana?
"Kok aku kayak gak asing ya sama orang yang paling didepan itu." gumam Runa yang masih terdengar ditelinga Vanya.
"Kak Shaka maksud lo?" Runa mengangguk, "Ya lah, dia itu ketua geng dari Alastair geng yang udah dibilang turun-temurun dari sini. Kak Shaka itu pendiem, gak banyak omong dan irit bicara tapi dia sedikit judes sih."
"Hobinya itu tawuran, balapan, dan yang perlu lo tau, jangan sampai lo cari masalah sama dia karena kak Shaka gak bakal diem jika ada seseorang yang cari masalah sama dia. Dan dia gak bakal lepasin orang itu di dalam genggaman nya." jelas Vanya.
Seketika bulu kuduk Runa berdiri, Runa meneguk saliva nya kasar. Matilah dia!
"Lo kenapa?" tanya Vanya yang melihat muka Runa berbeda menjadi khawatir.
"Mati aku,"
"Heh lo belom mati, lo masih hidup."
"Bukan gitu," Runa mengigit bibir bawahnya. "Jadi, tadi pas aku mau cari ruang kepala sekolah aku gak sengaja nabrak orang. Dan orangnya yang kamu bilang tadi." Ucap Runa dengan pelan.
"Kak Shaka?" Runa mengangguk polos.
"OMG! Fix setelah ini hidup lo gak tenang."
Runa seketika menjadi panik + takut. "Terus, terus aku harus gimana dong?"
"Wait, lo atau dia yang nabrak?"
"Aku," menunjuk dirinya sendiri.
"Fix lo bakal kena masalah setelah ini, lo tau. Dulu itu ada cewek ya dia itu most wanted girl di sekolah ini. Dia itu suka banget sama kak Shaka sampai kejar-kejar dia, dan lo tau?"
Runa hanya menggelengkan kepala.
"Gak berapa lama dia cuma tinggal nama doang."
"Ha!? Se-serius?" tanya Runa yang tak percaya. "Kamu dikasih tau siapa?"
"Orang kejadiannya itu empat bulan yang lalu. Saat gue masih baru masuk sekolah. Dia juga sama kayak lo, anak pindahan." Vanya berucap sambil memakan makanannya.
Runa menatap kearah Timur, tempat Shaka dan temannya duduk. Matanya menatap Shaka yang juga menatapnya dengan datar.
Seketika Runa langsung memutus kontak dan melanjutkan makannya. Dirinya berdoa agar ucapan Vanya tak menjadi nyata.
Dari tadi Runa merutuki dirinya sendiri, andai tadi dia liat jalan mungkin semuanya gak bakal terjadi. Bisa ulang waktu gak sih?
...…...
Runa dan Vanya keduanya berjalan menuju ke kelas, bel masuk telah berbunyi. Membuat keduanya harus kembali ke kelas.
Runa masih memikirkan omongan Vanya barusan, ucapan Vanya terus berputar di kepalanya.
Kalau benar iya gimana? Matilah Runa!
Tapi kalau dipikir-pikir, Shaka kan gak kenal sama dia, berarti dia aman dong. Orang nabrak doang masa marah? Tapi kalau Shaka beneran cari Runa gimana.
"Ngelamun bae lo, gak baik ngelamun mulu. Kenapa sih? Lo masih mikirin omongan gue?" Dibalas anggukan malas dari Runa.
"Van, kalau beneran kak Shaka cari Runa gimana?"
"Ya udah, lo kena masalah. Mending lo minta maaf deh, daripada nanti berabe urusannya."
Runa menggeleng cepat, mimpi apa Runa semalem minta maaf sama Shaka. "Gak ah, serem." Tolak Runa dengan cepat.
"Mending serem atau lo mati?" tanya Vanya.
"Gak dua-dua nya dong,"
"Pakai topeng gimana, biar gak serem." canda Vanya.
"Vanya aku tuh serius, eh tapi kan kak Shaka gak tau aku, jadi aku gak kena incaran dong," ucap Runa dengan polos.
"Bukan gitu konsepnya, lo gak tau aja ya. Otak kak Shaka itu tajam banget. Walaupun lo sama dia baru ketemu, itupun sekali. Kak Shaka bakal tau itu lo apa gak," jelas Vanya.
"Udah minta maaf aja, pasti kak Shaka paham kok."
"Gak mau, serem tau. Tapi kan cuma nabrak doang Vanya. Masa iya kena masalah." Runa terus saja memutar omongan.
Vanya mengeram gemas. "Lo tuh ya, kebanyakan tapi dari tadi. Udah nanti waktu lo ketemu lagi sama dia. Lo minta maaf udah, gak usah tapi-tapian."
"Kalau gak di maafin gimana?"
"Itu derita lo," Vanya menahan tawa melihat muka Runa yang menggemaskan. Merangkul Runa dan membawanya masuk.
"Gue becanda tadi, gak usah dipikirin ye." bisik Vanya.
"Gak seriusan?" tanya Runa dengan polosnya.
"Serius! Eh enggak becanda doang."
"Yang bener?"
"Iya becanda Runa. Udah ah masuk yuk. Ngapain lo berdiri di pintu?" tanya Vanya menatap Runa yang masih berdiri di depan pintu.
"Kan kamu yang narik aku,"
Vanya hanya cengengesan, menarik Runa untuk duduk. Tak berapa lama guru pun datang. Melanjutkan pembelajaran geografi.
Di kantin, keenam cowok sedang santai-santainya padahal jam masuk sudah berbunyi dari tadi. Tapi keenamnya masih saja santai sambil memakan kacang sebagai cemilan.
Keenam nya adalah inti Alastair, mereka tak masuk ke kelas karena sekarang mapel fisika. Pelajaran yang membuat kepala menjadi pening.
Shaka, cowok itu sedang memainkan handphone nya sambil memasang earphone di kedua telinganya.
Di sampingnya ada Rasya, anak muda CEO. Cowok itu sedang berkutat dengan laptopnya. Biasa mengerikan tugas perusahaan.
Cowok indo-thailand itu paling rajin diantara semuanya.
Rasya juga pintar dalam pelajaran, dan dia juga pintar dalam hal olahraga. Udah pinter pelajaran, pinter olahraga. Anak CEO muda lagi.
Sedangkan Arthur dan Bram, keduanya cengengesan gak jelas. Hal itu membuat Tara dan Rayn menatapnya bingung.
Rayn bertanya. "Lo napa Tur?" seketika matanya melotot ketika benda pipih miliknya sudah berpindah alih ke tangan Arthur.
"Heh! HP gue," Rayn langsung merampas handphone miliknya dari Arthur.
"Eh eh belom ray, tuh cewek cantik banget lagi, sini dulu."
"Oh jadi lo, setan lo! Gara-gara lo line gue jadi banyak yang chat. Mana mereka telpon gue tiap hari lagi." Akhir-akhir ini handphone Rayn sering kali di telpon oleh nomor yang tak dikenal.
"Wah parah lo tur, Rayn ngambek tau rasa lo." ucap Tara mengompori.
"Ngawur lo Tur, hayo lho Rayn marah lho. Nanti nangesss." ucap Bram ikut mengompori juga.
"Nanti nangesss." ucap Tara dan Bram bersamaan.
"Yan sorry, yan becanda."
Rayn menatap tajam Arthur, setelah itu Rayn melempar handphonenya pada Arthur, dan untung saja Arthur menerimanya dengan sigap.
"Oi, kalau lo mau buang ni HP mending buat gua aja, daripada lo lempar gini," ucap Arthur tak tau malu.
"Lo bilang ke mereka kalau itu bukan gue. Sekarang!" tunjuk Rayn. Dia merasa seperti di teror oleh mereka yang hampir tiap malam di telpon sama orang yang tak di kenal dan ini semua karena Arthur.
...…...
Double up guys!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Farsecret
suka banget sama novel ini... bawa favorit aku sama like-nya thor 😍😍
2021-09-13
0
Imamah Nur
Hadir Thor
2021-08-20
1
ARSY ALFAZZA
Hadir lagi Thor 👍🏻
2021-08-08
0