Fix lo gak aman!

Hingga tak sadar, bahwa Vanya sudah berada di depannya. Sambil membawa nampan.

"Kok cepat banget?" heran Runa.

"Ya kali cepet, lo aja kali yang ngelamun mulu. Nih pesenan lo, gue pesenin yang spesspesial pakai telur rebus." gurau Vanya, memberikan semangkuk soto serta es jeruk.

Runa terkekeh pelan. "Makasih Vanya,"

Keduanya sama-sama manikmati makanan merekaa, keadaan kantin yang awalanya sunyi dan sepi kini berubah menjadi ricuh.

Tepatnya di bagian Timur, hal itu membuat Runa penasaran dan menoleh ke arah kericuhan yang terjadi.

Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan kagumnya. Decakan dan pujian dari kaum hawa, semakin membuat penasaran Runa semakin tinggi.

"Di sana ada apa? Kok ribut gitu?" tanya Runa kepo.

Vanya menoleh Runa sekilas, lantas berkata. "Biasa, most wanted lewat." kata Vanya, dia juga menatap mereka dengan mata terkagum-kagum.

Runa mengerutkan dahi, masih tak paham dengan jawaban Vanya. "Maksudnya?"

Matanya menatap keenam cowok itu, terlihat pakaian yang berantakan dengan dua kancing atas yang di buka begitu saja. Bad boy baget gak sih.

Mendegus sebal. Vanya menatap Runa dengan intens. "Mereka itu most wanted Trisatya, sekolah kita. Keenam mereka juga punya kharisma yang bagus banget, ganteng, cool, jadi bela diri lagi. Yang ngebuat kita semua menatap mereka kagum." Jelas Vanya, dengan detailnya.

"Sampai segitunya?" tanya Runa tak percaya. Dirinya juga setuju dengan penjelasan Vanya.

Mereka memiliki kharisma yang membuat semua orang terpukau. Namun apakah tak berlebihan jika berperilaku demikian.

Vanya mengumpat dalam hati 'sampai segitunya?' ini dirinya yang terlalu halu apa gimana? cowok seganteng mereka di bilang sampai segitunya.

"Coba deh lo lihat mereka, please lah ya. Mereka tampan-tampan," tunjuk Vanya.

"Udah deh, mending gue kenalin ke lo ya. Siapa mereka-mereka. Kita mulai dari yang paling depan sendiri yang mukanya paling datar, dia kak Shaka, dia terkenal jahitan dalam hal apapun, udah gitu jomblo lagi." Tunjuk Vanya pada Shaka.

"Di samping kanan kaka Shaka ada kak Rayn, dia tampan juga udah gitu ramah lagi. Dan posisinya sebagai tangan kanan kak Shaka. Di samping kiri kak Shaka, ada kak Rasya dia keturunan Indo-Thailand, kak Rasya juga anak CEO muda."

"Terus itu kak Bram anaknya banyak tingkah pokoknya gak bisa diem deh, dia juga play boy tapi gak se-play boy kak Arthur sih. Kak Arthur yang di belakang sendiri, dia play boy nya mendarah daging walaupun mukanya pas-pasan tapi ceweknya banyak."

"Dan yang terakhir ada kak Tara, dia itu paling absurd di antara semuanya, jadi sabar-sabar aja kalau ngobrol sama dia." Jelas Vanya panjang lebar.

Mata Runa menatap cowok yang paling depan, matanya menyipit kok pernah liat ya tapi di mana?

"Kok aku kayak gak asing ya sama orang yang paling didepan itu." gumam Runa yang masih terdengar ditelinga Vanya.

"Kak Shaka maksud lo?" Runa mengangguk, "Ya lah, dia itu ketua geng dari Alastair geng yang udah dibilang turun-temurun dari sini. Kak Shaka itu pendiem, gak banyak omong dan irit bicara tapi dia sedikit judes sih."

"Hobinya itu tawuran, balapan, dan yang perlu lo tau, jangan sampai lo cari masalah sama dia karena kak Shaka gak bakal diem jika ada seseorang yang cari masalah sama dia. Dan dia gak bakal lepasin orang itu di dalam genggaman nya." jelas Vanya.

Seketika bulu kuduk Runa berdiri, Runa meneguk saliva nya kasar. Matilah dia!

"Lo kenapa?" tanya Vanya yang melihat muka Runa berbeda menjadi khawatir.

"Mati aku,"

"Heh lo belom mati, lo masih hidup."

"Bukan gitu," Runa mengigit bibir bawahnya. "Jadi, tadi pas aku mau cari ruang kepala sekolah aku gak sengaja nabrak orang. Dan orangnya yang kamu bilang tadi." Ucap Runa dengan pelan.

"Kak Shaka?" Runa mengangguk polos.

"OMG! Fix setelah ini hidup lo gak tenang."

Runa seketika menjadi panik + takut. "Terus, terus aku harus gimana dong?"

"Wait, lo atau dia yang nabrak?"

"Aku," menunjuk dirinya sendiri.

"Fix lo bakal kena masalah setelah ini, lo tau. Dulu itu ada cewek ya dia itu most wanted girl di sekolah ini. Dia itu suka banget sama kak Shaka sampai kejar-kejar dia, dan lo tau?"

Runa hanya menggelengkan kepala.

"Gak berapa lama dia cuma tinggal nama doang."

"Ha!? Se-serius?" tanya Runa yang tak percaya. "Kamu dikasih tau siapa?"

"Orang kejadiannya itu empat bulan yang lalu. Saat gue masih baru masuk sekolah. Dia juga sama kayak lo, anak pindahan." Vanya berucap sambil memakan makanannya.

Runa menatap kearah Timur, tempat Shaka dan temannya duduk. Matanya menatap Shaka yang juga menatapnya dengan datar.

Seketika Runa langsung memutus kontak dan melanjutkan makannya. Dirinya berdoa agar ucapan Vanya tak menjadi nyata.

Dari tadi Runa merutuki dirinya sendiri, andai tadi dia liat jalan mungkin semuanya gak bakal terjadi. Bisa ulang waktu gak sih?

...…...

Runa dan Vanya keduanya berjalan menuju ke kelas, bel masuk telah berbunyi. Membuat keduanya harus kembali ke kelas.

Runa masih memikirkan omongan Vanya barusan, ucapan Vanya terus berputar di kepalanya.

Kalau benar iya gimana? Matilah Runa!

Tapi kalau dipikir-pikir, Shaka kan gak kenal sama dia, berarti dia aman dong. Orang nabrak doang masa marah? Tapi kalau Shaka beneran cari Runa gimana.

"Ngelamun bae lo, gak baik ngelamun mulu. Kenapa sih? Lo masih mikirin omongan gue?" Dibalas anggukan malas dari Runa.

"Van, kalau beneran kak Shaka cari Runa gimana?"

"Ya udah, lo kena masalah. Mending lo minta maaf deh, daripada nanti berabe urusannya."

Runa menggeleng cepat, mimpi apa Runa semalem minta maaf sama Shaka. "Gak ah, serem." Tolak Runa dengan cepat.

"Mending serem atau lo mati?" tanya Vanya.

"Gak dua-dua nya dong,"

"Pakai topeng gimana, biar gak serem." canda Vanya.

"Vanya aku tuh serius, eh tapi kan kak Shaka gak tau aku, jadi aku gak kena incaran dong," ucap Runa dengan polos.

"Bukan gitu konsepnya, lo gak tau aja ya. Otak kak Shaka itu tajam banget. Walaupun lo sama dia baru ketemu, itupun sekali. Kak Shaka bakal tau itu lo apa gak," jelas Vanya.

"Udah minta maaf aja, pasti kak Shaka paham kok."

"Gak mau, serem tau. Tapi kan cuma nabrak doang Vanya. Masa iya kena masalah." Runa terus saja memutar omongan.

Vanya mengeram gemas. "Lo tuh ya, kebanyakan tapi dari tadi. Udah nanti waktu lo ketemu lagi sama dia. Lo minta maaf udah, gak usah tapi-tapian."

"Kalau gak di maafin gimana?"

"Itu derita lo," Vanya menahan tawa melihat muka Runa yang menggemaskan. Merangkul Runa dan membawanya masuk.

"Gue becanda tadi, gak usah dipikirin ye." bisik Vanya.

"Gak seriusan?" tanya Runa dengan polosnya.

"Serius! Eh enggak becanda doang."

"Yang bener?"

"Iya becanda Runa. Udah ah masuk yuk. Ngapain lo berdiri di pintu?" tanya Vanya menatap Runa yang masih berdiri di depan pintu.

"Kan kamu yang narik aku,"

Vanya hanya cengengesan, menarik Runa untuk duduk. Tak berapa lama guru pun datang. Melanjutkan pembelajaran geografi.

Di kantin, keenam cowok sedang santai-santainya padahal jam masuk sudah berbunyi dari tadi. Tapi keenamnya masih saja santai sambil memakan kacang sebagai cemilan.

Keenam nya adalah inti Alastair, mereka tak masuk ke kelas karena sekarang mapel fisika. Pelajaran yang membuat kepala menjadi pening.

Shaka, cowok itu sedang memainkan handphone nya sambil memasang earphone di kedua telinganya.

Di sampingnya ada Rasya, anak muda CEO. Cowok itu sedang berkutat dengan laptopnya. Biasa mengerikan tugas perusahaan.

Cowok indo-thailand itu paling rajin diantara semuanya.

Rasya juga pintar dalam pelajaran, dan dia juga pintar dalam hal olahraga. Udah pinter pelajaran, pinter olahraga. Anak CEO muda lagi.

Sedangkan Arthur dan Bram, keduanya cengengesan gak jelas. Hal itu membuat Tara dan Rayn menatapnya bingung.

Rayn bertanya. "Lo napa Tur?" seketika matanya melotot ketika benda pipih miliknya sudah berpindah alih ke tangan Arthur.

"Heh! HP gue," Rayn langsung merampas handphone miliknya dari Arthur.

"Eh eh belom ray, tuh cewek cantik banget lagi, sini dulu."

"Oh jadi lo, setan lo! Gara-gara lo line gue jadi banyak yang chat. Mana mereka telpon gue tiap hari lagi." Akhir-akhir ini handphone Rayn sering kali di telpon oleh nomor yang tak dikenal.

"Wah parah lo tur, Rayn ngambek tau rasa lo." ucap Tara mengompori.

"Ngawur lo Tur, hayo lho Rayn marah lho. Nanti nangesss." ucap Bram ikut mengompori juga.

"Nanti nangesss." ucap Tara dan Bram bersamaan.

"Yan sorry, yan becanda."

Rayn menatap tajam Arthur, setelah itu Rayn melempar handphonenya pada Arthur, dan untung saja Arthur menerimanya dengan sigap.

"Oi, kalau lo mau buang ni HP mending buat gua aja, daripada lo lempar gini," ucap Arthur tak tau malu.

"Lo bilang ke mereka kalau itu bukan gue. Sekarang!" tunjuk Rayn. Dia merasa seperti di teror oleh mereka yang hampir tiap malam di telpon sama orang yang tak di kenal dan ini semua karena Arthur.

...…...

Double up guys!!

Terpopuler

Comments

Farsecret

Farsecret

suka banget sama novel ini... bawa favorit aku sama like-nya thor 😍😍

2021-09-13

0

Imamah Nur

Imamah Nur

Hadir Thor

2021-08-20

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

Hadir lagi Thor 👍🏻

2021-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Arshaka Virendra Aldebaran
2 Aruna Priyanka Zoey
3 Trisatya
4 Fix lo gak aman!
5 Melelahkan
6 Shaka yang menyebalkan
7 Awal mula
8 Pacar?
9 Shaka marah?
10 Viral
11 Visual
12 Baikan
13 Girls time
14 Malam minggu
15 Weekend - masih pagi udah ribut
16 Berbagi
17 Hari yang buruk
18 Shaka vs Galang
19 Hukuman
20 Pingsan
21 Keributan
22 Galang yang baik hati
23 Bahaya?
24 Hampir saja
25 Terbongkarnya sifat Tania
26 Peringatan pertama
27 Sebuah ruangan
28 Hanya teman?
29 Keributan pagi hari
30 Bersama berdua
31 Dufan
32 Kotak makan
33 Gramedia
34 Ratu
35 Meminta restu
36 Ujian
37 Shaka vs Gundala
38 Tanggung jawab Arfan
39 Penyerangan
40 Minggu
41 Berbagi #2
42 Mimpi
43 Kotak misteri
44 Lupakan atau ikhlaskan
45 Kembali
46 Pembullyan
47 Kehancuran Tania
48 Lepaskan Runa
49 Informasi dadak
50 Sorry
51 Inpo
52 Keinginan Ale
53 Aneh dan berbeda
54 Kebenaran dan kekecewaan
55 Bar
56 Tak masuk sekolah
57 Murid baru
58 Uang kas
59 Kania Anastasius
60 Dunia begitu sempit
61 Perkelahian dan keanehan
62 Nyesek
63 Gula darah rendah
64 Pembelaan
65 Olimpiade
66 Vanya tau
67 Kekecewaan inti Alastair
68 Perhatian Shaka
69 Malming
70 Gagal lagi
71 Selamat berjuang, Vanya!
72 Egois
73 Masa lalu Shaka
74 Kedatangan Lea
75 Rasya marah
76 Kekerasan
77 Galang Runa
78 Runa dan Kania
79 Nasihat Bunda
80 Cerita with Arfan
81 Foto itu kan?
82 Terbuang sia-sia
83 Makam Qilla
84 Arfan tau semuanya
85 Kejadian sebenarnya
86 Shaka, Runa dan Kania
87 Pamit Galang + gelang couple
88 Penyakit Runa
89 Perlahan tak peduli
90 Usai
91 Kesempatan kedua?
92 Bawa dia kembali
93 Rindu
94 Sadar
95 Sampai jumpa
96 Update baru
97 5 tahun kemudian
98 Balik Jakarta
99 Reuni
100 Kembali ke Jogja
101 Sayang?
102 Lulus atau tidak?
103 Kelulusan
104 Aldebaran group!
105 Permasalahan pertama dimulai
106 3 tahun yang lalu
107 Salah paham
108 Berhenti bepikir buruk
109 Keracunan
110 Khawatir
111 Stop ikut campur
112 Sejujurnya
113 Secarik kertas
114 Ketakutan Runa
115 Apartemen
116 Teror
117 Di serang
118 Sebuah kotak
119 Penguntit
120 Di bawah hujan
121 Life or death
122 Pelacakan
123 Pencarian
124 Pencarian #2
125 Kehilangan
126 Kembali ke kantor
127 Alasannya
128 PDKT ala Shaka
129 Kejanggalan
130 Di- lamar?
131 Menentukan tanggal pernikahan
132 Sah?
133 <3
134 Just information
135 Malam pertama
136 Rumah baru
137 Berlibur berdua
138 Tanggung jawab Shaka
139 Gagal
140 Kapan hamil?
141 Happy wedding Rasya Vanya
142 Malam hari
143 Rindu
144 Pancake
145 Deket ribut jauhan kangen
146 Masuk rumah sakit
147 Belum boleh pulang
148 Jadi ini alasannya
149 Memilih diam atau bertanya?
150 Berita gembira
151 Penjelasan Shaka
152 1st anniversary
153 Random
154 Asinan
155 Negatif or positif?
156 USG
157 Ngidam
158 Tentang Qilla
159 Mimpi
160 Kediaman Aldebaran
161 Momen
162 Koma
163 Tak bisa pulang
164 Akhir dari segalanya
165 Satu bulan kemudian
166 Sang pelaku
167 Extra part : lahirnya babby A
168 Extra part : sorry and see you
169 Setuju gak?
170 Extra part : exclusive Gio Ale
171 Hai
172 COME BACK
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Arshaka Virendra Aldebaran
2
Aruna Priyanka Zoey
3
Trisatya
4
Fix lo gak aman!
5
Melelahkan
6
Shaka yang menyebalkan
7
Awal mula
8
Pacar?
9
Shaka marah?
10
Viral
11
Visual
12
Baikan
13
Girls time
14
Malam minggu
15
Weekend - masih pagi udah ribut
16
Berbagi
17
Hari yang buruk
18
Shaka vs Galang
19
Hukuman
20
Pingsan
21
Keributan
22
Galang yang baik hati
23
Bahaya?
24
Hampir saja
25
Terbongkarnya sifat Tania
26
Peringatan pertama
27
Sebuah ruangan
28
Hanya teman?
29
Keributan pagi hari
30
Bersama berdua
31
Dufan
32
Kotak makan
33
Gramedia
34
Ratu
35
Meminta restu
36
Ujian
37
Shaka vs Gundala
38
Tanggung jawab Arfan
39
Penyerangan
40
Minggu
41
Berbagi #2
42
Mimpi
43
Kotak misteri
44
Lupakan atau ikhlaskan
45
Kembali
46
Pembullyan
47
Kehancuran Tania
48
Lepaskan Runa
49
Informasi dadak
50
Sorry
51
Inpo
52
Keinginan Ale
53
Aneh dan berbeda
54
Kebenaran dan kekecewaan
55
Bar
56
Tak masuk sekolah
57
Murid baru
58
Uang kas
59
Kania Anastasius
60
Dunia begitu sempit
61
Perkelahian dan keanehan
62
Nyesek
63
Gula darah rendah
64
Pembelaan
65
Olimpiade
66
Vanya tau
67
Kekecewaan inti Alastair
68
Perhatian Shaka
69
Malming
70
Gagal lagi
71
Selamat berjuang, Vanya!
72
Egois
73
Masa lalu Shaka
74
Kedatangan Lea
75
Rasya marah
76
Kekerasan
77
Galang Runa
78
Runa dan Kania
79
Nasihat Bunda
80
Cerita with Arfan
81
Foto itu kan?
82
Terbuang sia-sia
83
Makam Qilla
84
Arfan tau semuanya
85
Kejadian sebenarnya
86
Shaka, Runa dan Kania
87
Pamit Galang + gelang couple
88
Penyakit Runa
89
Perlahan tak peduli
90
Usai
91
Kesempatan kedua?
92
Bawa dia kembali
93
Rindu
94
Sadar
95
Sampai jumpa
96
Update baru
97
5 tahun kemudian
98
Balik Jakarta
99
Reuni
100
Kembali ke Jogja
101
Sayang?
102
Lulus atau tidak?
103
Kelulusan
104
Aldebaran group!
105
Permasalahan pertama dimulai
106
3 tahun yang lalu
107
Salah paham
108
Berhenti bepikir buruk
109
Keracunan
110
Khawatir
111
Stop ikut campur
112
Sejujurnya
113
Secarik kertas
114
Ketakutan Runa
115
Apartemen
116
Teror
117
Di serang
118
Sebuah kotak
119
Penguntit
120
Di bawah hujan
121
Life or death
122
Pelacakan
123
Pencarian
124
Pencarian #2
125
Kehilangan
126
Kembali ke kantor
127
Alasannya
128
PDKT ala Shaka
129
Kejanggalan
130
Di- lamar?
131
Menentukan tanggal pernikahan
132
Sah?
133
<3
134
Just information
135
Malam pertama
136
Rumah baru
137
Berlibur berdua
138
Tanggung jawab Shaka
139
Gagal
140
Kapan hamil?
141
Happy wedding Rasya Vanya
142
Malam hari
143
Rindu
144
Pancake
145
Deket ribut jauhan kangen
146
Masuk rumah sakit
147
Belum boleh pulang
148
Jadi ini alasannya
149
Memilih diam atau bertanya?
150
Berita gembira
151
Penjelasan Shaka
152
1st anniversary
153
Random
154
Asinan
155
Negatif or positif?
156
USG
157
Ngidam
158
Tentang Qilla
159
Mimpi
160
Kediaman Aldebaran
161
Momen
162
Koma
163
Tak bisa pulang
164
Akhir dari segalanya
165
Satu bulan kemudian
166
Sang pelaku
167
Extra part : lahirnya babby A
168
Extra part : sorry and see you
169
Setuju gak?
170
Extra part : exclusive Gio Ale
171
Hai
172
COME BACK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!