Berdiri di depan gerbang SMA Trisatya. Tempat yang nantinya akan Runa kunjungi setiap hari, selama dua tahun ke depan.
Sekolah yang dianggap unggul, dengan sejuta prestasi baik akademik maupun non-akademik.
Runa bangga bisa masuk di sini, sekolah yang memang cukup mahal untuk sebagian orang.
Karena sekolah ini memiliki pembayaran SPP yang cukup membuat kantong menangis.
Trisatya adalah sekolah yang memang cukup terkenal, lulusan di sini rata-rata memiliki pendidikan yang cukup baik. Memiliki pekerjaan yang bagus juga.
Walaupun baik, Trisatya adalah sekolah yang bisa di bilang. Memiliki citra yang cukup kurang baik, memiliki geng turun-temurun yang sebagian orang memandangnya sebelah mata.
Meskipun begitu tak jarang juga yang mengapresiasi mereka, karena adanya mereka bisa menjaga nama sekolah serta membantu para anggota OSIS.
Kepala Runa menoleh ke kanan dan ke kiri. Menatap lapangan yang memang udah sepi, sudah setengah sembilan sekarang.
Tak lama datang seorang satpam. "Neng, ada apa ya?" tanya satpam itu.
Runa cukup terkejut dengan kehadiran satpam itu. "Saya mau masuk ke dalam pak, boleh?" Tanya Runa dengan sopan.
"Neng nya terlambat ya?" Runa mengangguk kecil. "Maaf neng, gak bisa udah telat soalnya."
"Maaf pak, saya murid baru. Tadi telat karena ban saya kempes." jelas Runa.
Satpam itu terdiam, "sebentar neng tunggu di sini sekejap." Satpam itu malah meninggalkan Runa, Runa hanya bisa mengangguk sambil sesekali melihat jam.
Tak lama pak satpam itu kembali lagi. "Neng nya pindahan Manggala bukan?" tunjuk pak satpam bernama Jaka, yang tertulis di nametag.
"Iya Pak, saya dari sana. Boleh saya masuk?" tanya Runa kembali.
Satpam itu langsung saja membukakan pintu. "Iya neng, silahkan masuk." ucapnya mempersilahkan Runa masuk. "Maaf neng saya ndak tau, kalau neng nya murid baru."
Runa tersenyum paham. "Nggak masalah pak, Runa mengerti. Bapak hanya menjalankan tugas bapak saja."
"Oh iya, ruang kepala sekolahnya ada di mana ya pak?" tanya Runa sambil menatap sekeliling.
Luas sekali, batin Runa.
"Lurus aja, nanti belok kiri terus aja di sebelah Barat. Nah itu ruangannya. Mau bapak antar tidak?" tawar Pak Jaka.
Runa menggeleng. "Ndak usah pak, saya bisa sendiri. Terima kasih udah dipersilahkan masuk. Kalau begitu saya permisi pak, makasih sekali lagi." tolak Runa dengan suara lembut nya.
"Iya neng silakan, maaf ya neng sekali lagi." ucap pak Jaka tak enak.
"Iya pak, saya permisi dulu makasih." gadis itu pergi meninggalkan pak Jaka.
Berjalan mengikuti arahan pak Jaka, sambil mengingat-ingat. Menatap sekeliling yang sepi karena masih jam pelajaran. Sesekali Runa menoleh ke belakang.
Hingga Runa tak menyadari ada seseorang di depannya, dan Runa tak sengaja menabrak orang itu.
Bruk
Runa menabrak seseorang yang membuatnya tersungkur di atas lantai koridor. Mendongak keatas menatap siapa yang baru saja menabraknya.
"Ma-maaf, gak seng-" ucapannya terhenti ketika, kedua mata tajam bakal elang sedang menatapnya tajam dan jangan lupakan raut wajah datarnya yang membuat siapa saja takut.
Mata keduanya saling menatap beberapa detik, namun dengan cepat cowok itu mengalihkan pandangan dan pergi, meninggalkan Runa yang masih terduduk di atas lantai. Tanpa sepatah kata apapun.
Runa langsung tersadar, dia pun berdiri. Setelah itu menoleh ke belakang, menatap punggung laki-laki berbadan tegap itu yang semakin lama, semakin hilang termakan tembok.
Runa menggelengkan kepalanya sekilas, melanjutkan kembali mencari ruang kepala sekolah. Hingga Runa menemukan tempat yang dia cari dari tadi.
Tok.. tok.. tok..
Runa mulai memegang ganggang pintu dan membukanya perlahan.
"Masuk," ujar pria paru baya yang ada di dalam. Runa masuk setelah mendapatkan izin, dan tak lupa menyalami pria paru baya itu.
"Kamu pasti Aruna Priyanka Zoey kan? Anak pindahan SMA Manggala bukan?" tanya pak Gunawan, nama yang terpampang di atas meja.
"Iya pak," senyum manis tak pernah luntur pada bibir mungil Runa.
"Baiklah, kamu masuk ke kelas 10 IPS 5. Sebentar lagi Bu Hana selalu wali kelas kamu akan kesini dan mengantarkan kamu ke kelas," jelas pak kepala sekolah.
Runa mengangguk sambil tersenyum. "Baik pak,"
Benar saja, tak menunggu waktu lama, pintu terbuka menampakan wanita paru baya seumuran Bunda Yuna masuk ke dalam.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya wanita itu.
"Dia murid baru di kelas 10 IPS 5, namanya Aruna Priyanka Zoey,"
Bu Hana manggut-manggut. "Baik pak, kamu ikut ibu, biar ibu antar kan kamu ke kelas," ujarnya.
"Semoga betah disekolah ini,"
Runa mengangguk kecil sambil tersenyum. tak lupa sebelum keluar dirinya menyalami pak kepsek sebagai rasa hormatnya. Mengikuti langkah Bu Hana dari belakang.
Sampai keduanya sampai di depan kelas, Bu Hana masuk terlebih dahulu. "Kamu tunggu di sini sebentar ya,"
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Bu Hana memasuki kelas, keadaan ricuh dan berisik terganti menjadi hening.
"Pagi Bu!"
"Baiklah sebelum pelajaran ibu di mulai, pagi ini kita kedatangan murid baru disekolah, nak boleh masuk," Bu Hana mempersilahkan Runa masuk. "Silakan perkenalkan diri kamu,"
Semua murid menatap ke arah pintu, semuanya saling lirik satu sama lain. Tak jarang bisik-bisik terdengar.
"Hai semua, aku Aruna Priyanka Zoey, pindahkan dari SMA Manggala. Salam kenal semua," tak lupa dengan senyum manis yang tercetak jelas di bibirnya.
"Ada yang ditanya kan?" tanya Bu Hana.
"Saya bu!" Bejo mengangkat tangan.
"Iya Jo?"
"Minta nomer WA nya dong cantik?" Bejo degan tatapan genitnya, sambil mengedipkan matanya sebelah.
"Bejo!" Bu Hana menatapnya tajam.
"Lha kok marah sih bu, kan tadi ibu bilang. Ada yang ditanya kan?" Bejo mengikuti ucapan Bu Hana. "Ya udah, saya jawab aja. Ad-"
"Diam kamu. Kamu boleh duduk di samping Vanya, Vanya angkat tangan!" anak yang di panggil Vanya mengangkat tangan.
Runa berjalan ke meja Vanya, "Hai gue Vanya, salam kenal." Vanya mengulurkan tangannya sambil memperkenalkan diri.
"Hai aku Aruna, panggil aja Runa salam kenal kembali," Runa membalas jabatan Vanya.
Dan pelajaran pun di mulai, Vanya membantu Runa membuka halaman yang di tuju, tak lupa Runa mengucapkan terima kasih.
Pelajaran kali ini adalah Geografi, pelajaran yang paling Runa sukai.
.........
Bel istirahat berbunyi seantero sekolah, jam yang dinantikan oleh semua murid membuat semuanya berbondong-bondong berlarian keluar kelas.
Runa membereskan buku-buku dan memasukkannya ke dalam laci, gadis itu menunggu Vanya menyelesaikan rangkumannya.
"Hai Runa, kenalin gue Yudha wakil ketua kelas. Salam kenal," sapa Yudha memperkenalkan dirinya
"Hai aku Runa,"
"Kenalin gue Bianca, sekertaris kelas. Dan dia Rafa bendahara kelas. Salam kenal, semoga betah ya sama kelas ini." gadis berkaca mata itu tak lupa memperkenalkan cowok bermuka datar di sampingnya.
"Runa, salam kenal kembali."
"Kita ke kantin duluan ya, lo mau gabung gak?" tanya Yulia.
"Nanti aja, aku mau nungguin Vanya selesai," tolaknya.
"Oh oke, gue duluan ya bye!" Mereka berempat pergi meninggalkan Vanya dan Runa yang hanya berduaan di kelas.
"Gue udah selesai, yuk ke kantin gue udah laper!" ajak Vanya dengan wajah antusiasnya.
Runa tak kalah antusiasnya. "Ayo! Aku juga lapar,"
Keduanya berjalan menuju ke kantin, sampai nya di kantin keduanya duduk di kursi yang kosong.
"Mau pesan apa? Biar sekalian gue yang pesan." Tanya Vanya.
"Es jeruk sama soto aja,"
Vanya mengacungkan jempol, meninggalkan Runa sendiri. Runa menatap sekeliling kantin. Luas dan pastinya lengkap. Tak seperti sekolahnya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Asriaprr_
pada milih nomor 3 yaa, aku juga ngikut 😆😆
2021-12-23
0
no name
like
2021-09-22
0
Archer
saya mampir Thor....
tetap saling mendukung 😁
2021-09-07
1