“Jangan-jangan, Amal mencatat itu di buku laporannya? Tidak, ini bahaya. Aku harus berbicara dengan Amal.” Kata Amfitrite.
Tak lama kemudian bulan purnama datang menghampiri. Dan para malaikat kembali ke Nabastala. Sedangkan Amfit belum sempat berbicara dengan Amaltheia.
Para malaikat telah berkumpul di padang mahsyar. Terlihat mereka menunggu antrian untuk mengumpulkan laporan mereka masing-masing. Mata Amfit berkelana mencari satu sosok yaitu Amaltheia dari seluruh kumpulan malaikat di sana. Tentu itu seperti mencari jarum di tumpukkan jerami.
Setelah mencari kemana-mana. Akhirnya dia bertemu Amal setelah setengah dari kumpulan para malaikat pergi dari padang mahsyar.
“Amaltheia, apa aku boleh melihat hasil laporanmu?” tanya Amfitrite.
“Untuk apa Am?” tanya Amal.
“Tidak, aku hanya penasaran tentang manusia. Karena tugasmu yang paling dekat dengan mereka.” Jawab Amfitrite.
“Maaf Am, laporanku telah aku kumpulkan, laporan yang bulan depan saja ya Am?” jawab Amal.
“Apa? Sudah kamu kumpulkan?” tanya Amfit tak percaya.
“Iya, kenapa Am? Kamu terlihat sangat terkejut?” tanya Amal penasaran.
“Ah.. tidak ada Mal, aku hanya gugup dengan laporan pertama ini!” elak Amfit.
“Oh.. itu wajar kok Am, bukan kamu saja yang gugup. Aku juga tadinya gugup. Percaya dirilah! Aku turun duluan ya Am?” kata Amal.
“Iya Mal, hati-hati!” jawab Amfitrite.
Setelah Amfitrite mengumpulkan tugas, dia terjun ke laut dan melakukan tugasnya kembali.
15 hari kemudian ....
Tiba-tiba hari itu hujan deras dan petir menyambar. Membuat semua makhluk bumi bersembunyi di rumah mereka masing-masing. Semua sangat sunyi. Yang ada hanya gemuruh petir yang menggelegar. Langit menunjukkan cahaya tepat di atas Amaltheia. Turunlah Ajudan dari Tuan dan menghampiri Amaltheia.
“Malaikat Amaltheia, Tuan memanggilmu ke langit!” kata Ajudan.
Mendengar itu Amaltheia sangat takut dan gelisah. Berfikir jika ada kesalahan atas laporannya.
Akhirnya mereka terbang ke langit. Walau sebenarnya saat itu bukan bulan purnama. Menandakan bahwa ini adalah panggilan khusus untuk Amaltheia.
“Tuan, salam! Saya memenuhi panggilan Tuan!” kata Amal.
“Malaikat Amaltheia yang bertugas memberi ketenangan dalam jiwa manusia. Melaporkan bahwa ada seorang manusia yang dapat melihat dan berbincang denganmu. Dan itu dengan mata telanjang. Apakah itu benar?” Titah pemimpin.
“Iya Tuan, itu benar!” jawab Amaltheia.
“Seperti apa ciri-ciri manusia itu malaikat Amaltheia?” tanya pemimpin.
“Dia bernama Furqon, usianya menginjak 10 tahun. Dia mempunyai wajah yang tampan dan selalu memakai blangkon di kepalanya.” Jawab Amaltheia.
“Cukup! Itu saja sudah cukup! Kembalilah ke tugasmu. Aku akan membuka gerbang Nabastala untukmu!” titah pemimpin.
“Baik Tuan!” jawab Amaltheia dengan tertunduk.
Amaltheia berubah menjadi angin untuk turun ke muka bumi. Dan langsung melanjutkan tugasnya kembali. Setelah gerbang tertutup, hujan pun ikut berhenti. Dan cuaca menjadi normal seperti sediakala.
Esok harinya... Amaltheia bertemu dengan Amfitrite saat bersama dengan para nelayan.
“Hei Am, bagaimana tugasmu?” tanya Amaltheia.
“Iya seperti inilah tugasku!” jawab Amfitrite.
“Kamu tahu Am, kemarin malam aku dipanggil ke atas. Aku sangat takut dan gelisah karena mengira ada yang salah dengan laporanku. Ternyata saat aku menghadap pemimpin dia hanya menanyainya.” kata Amal.
“Bukankah kemarin tidak ada bulan purnama?” tanya Amfit.
“Iya, saat badai datang pemimpin membuka gerbang dan Ajudan menjemputku secara khusus.” Jawab Amaltheia.
“Apakah itu sangat penting? Pembicaraan apa yang kalian bicarakan?” tanya Amfit penasaran.
“Tentang kebenaran laporanku.” Jawab Amaltheia.
“Benarkah? Tentang apa isi laporanmu?” tanya Amfit.
“Itu tentang yang pernah aku ceritakan padamu. Ada seorang manusia yang spesial dapat bicara dengan para malaikat.” Jawab Amal.
“Apa? Kamu melaporkannya?” tanya Amfit.
“Iya!” jawab Amaltheia.
Mendengar yang diucapkan Amaltheia wajah Amfit terlihat pucat pasi seketika.
“Kenapa Am?” tanya Amal.
“Tidak, tidak apa-apa. Sepertinya tugasku masih banyak. Aku pergi dulu ya? Dah...” Amfit menghindar agar Amal tidak mengetahui kepanikannya.
“Baiklah.” Jawab Amaltheia.
Amfitrite benar-benar kebingungan. Bagaimana jika pemimpin mengetahuinya. Ini pasti gawat!” isi benak Amfit.
Setelah pemimpin bertemu secara khusus dengan Amaltheia. Pemimpin langsung memberi titah kepada Ajudannya.
“Rei, turunlah ke bumi dan cari tahu siapa manusia itu!” titah pemimpin.
“Baik Tuan!” jawab Ajudannya.
Segera Rei turun dan mencari manusia tersebut. Dengan kekuatannya, Rei mencium aroma kekuatan malaikat yang telah tercampur dengan jiwa manusia.
“Aroma apa ini? Aku harus melihatnya.” Kata Rei.
Terlihat Furqon sedang mengolah ikan untuk dijual.
“Furqon, apakah ikannya sudah enak?”
Tiba-tiba ibu Furqon datang dari belakangnya.
“Iya ibu, ini enak sekali!” jawab Furqon.
Setelah menemukannya Rei langsung kembali ke Nabastala dan melaporkannya kepada pemimpin.
...****************...
“Hal yang pernah terjadi dulu, tak kusangka akan terulang kembali.” Kata pemimpin.
“Apa maksud Tuan? Apakah pernah terjadi sebelumnya?” tanya Rei penasaran.
“Iya, tapi bukan dari kaum kita. Melainkan kaum bidadari dari surga. Dulu ada beberapa bidadari yang ingin mandi di salah satu sungai di bumi. Tanpa mereka sadari, ada seorang manusia yang melihat mereka. Karena kecantikan bidadari melebihi permata surya, membuat hasrat manusia itu tergugah untuk memiliki salah satu mereka.” Jawab pemimpin.
“Bagaimana caranya Tuan?” tanya Rei.
“Manusia itu mengambil satu selendang mereka. Tanpa selendang, bidadari tidak dapat terbang dan kembali ke surga. Akhirnya saat teman-temannya kembali. Satu diantara mereka tertinggal di bumi.” Jawab pemimpin.
“Lalu bagaimana nasib bidadari tersebut Tuan?” Tanya Rei.
“Saat selendangnya telah ketemu, dia tidak diterima lagi di surga. Karena dia telah berhubungan dengan manusia. Hingga saat ini dia menetap di bumi. Tepatnya di dasar laut dan mempunyai anak perempuan. Manusia menyebutnya sebagai penguasa pantai laut selatan Nyai Roro Kidul.” Jawab pemimpin.
...****************...
15 hari kemudian,,,,
Bulan purnama berikutnya telah tiba.
Seperti biasa gerbang Nabastala terbuka. Para malaikat terbang ke atas untuk mengumpulkan laporan mereka masing-masing.
Terlihat semua telah berkumpul di padang mahsyar. Sebelum dimulai pengumpulan, Ajudan pemimpin memberikan pengumuman.
“Para malaikat utusan dari Tuhan. Sebelum pengumpulan laporan kalian, ada beberapa hal yang ingin saya katakan pada kalian. Saya telah turun ke bumi. Dan saya menemukan ada kekuatan malaikat yang tercampur dengan jiwa manusia. Ini berarti salah satu diantara kalian ada yang memberikannya. Siapa yang telah memberikannya? Mengakulah!” kata Ajudan.
Suasana yang tadinya hening berubah menjadi gempar. Sedangkan Amfitrite tahu benar yang dimaksud Ajudan itu siapa. Dia saat itu gemetar dan ketakutan sedang menyerangnya.
“Diam semua! saya ingin yang telah melakukannya mengaku atas dirinya sendiri. Jika tidak, terpaksa pemimpin akan menguji kekuatan kalian satu per satu. Karena kekuatan yang telah diberikan akan menciptakan batasan pada pemiliknya.” Kata Ajudan.
Dengan hati yang takut. Amfitrite harus mengaku. Bagaimana pun dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
"astaga... bagaimana ini?" batin Am.
...----------------...
Tinggalkan jejak kalian dengan like, coment, gift atau vote.
Setiap sentuhan tangan kalian sangat berarti.
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Nia Hellen
ceritanya bagus
2022-11-17
1
bunda f2
nyicil jejak lagi kak, semangat
2022-10-26
1
leeshuho
Keren thor ✌️
2022-06-26
1