Belum Bisa Menerima

Iris mata coklat itu masih mengedar menatap setiap detail isi kamar yang yang cukup mewah menurutnya. Selain  kekaguman yang dia rasakan, Zoya sendiri merasa canggung saat berada di dalam kamar bersama seorang laki laki, meskipun saat ini status mereka adalah suami istri. 

Lelaki dengan tinggi maksimal dan perawakan matang itu berjalan mendekat ke arah Zoya. Sejak dari tadi dia hanya melirik gadis (Ah, bukan lagi gadis, lebih tepatnya istri barunya) yang hanya terdiam setelah memperhatikan seluruh isi kamarnya. 

"Berapa umurmu? " tanya Hans dengan membuka satu persatu kancing kemejanya. 

"Sembilan belas tahun, Mas!" jawab Zoya dengan menundukkan wajah, meredam jantungnya yang memompa lebih cepat dari sebelumnya, tapi dia bisa membayangkan jika saat ini Hans sedang menatap tajam ke arahnya. 

"Apa kau tahu berapa umurku?" tanya Hans yang hanya dijawab Zoya dengan gelengan, membuat lelaki yang saat ini berdiri dengan berkacak pinggang itu tersenyum sinis. 

"Jika tidak menginginkan pernikahan ini, kenapa hanya diam dan menunduk saja?" sinis Hans seraya berjalan ke arah kamar mandi. 

"Aku sudah menjalaninya... " Kalimat Zoya menggantung, dia mencoba memberanikan diri menjawab. Pandangannya lurus menatap Hans yang saat ini menghentikan langkahnya menuju kamar mandi. 

Lelaki dengan aura tegas itu menoleh, menatap wajah yang saat ini juga balas menatapnya. 

Hening tercipta, untuk sepersekian detik, hanya untuk menyelami tatapan mereka yang saat ini saling beradu. 

"Tidak berdosa jika kamu membuka jilbabmu di kamar!" Hanya kalimat itu yang meluncur memecahkan kebungkaman diantara keduanya. 

Zoya menatap punggung yang berlahan menghilang dari pandangannya, sementara Hans sendiri masih heran dengan dirinya yang malah salah tingkah saat mata bulat itu bertaut dengan tatapannya. 

Di bawah guyuran air shower, Hans masih tersenyum getir, tidak pernah terbayang dalam hidupnya untuk menikahi gadis yang umurnya terpaut sebelas tahun lebih muda dari dirinya. Apalagi dia juga belum pernah mengenalnya sama sekali. 

Cukup lama Hans berada di dalam kamar mandi, hingga tubuh dan pikirannya kembali segar, dia keluar dengan melilitkan handuk di pinggang dan mengacak rambut basahnya dengan handuk kecil. 

Pemandangan yang tidak biasa di kamarnya saat seseorang berbaring miring dengan mata terpejam di pinggiran tempat tidur berukuran king size miliknya.

Rambut panjang hitam lurus yang terurai, hidung mancung dan pipi cabi dengan dagu lancip membuat sosok Zoya terlihat lebih cantik saat membuka jilbabnya. 

Hans mengerjapkan mata, mencari kesadaran akan pesona kecantikan natural wajah Zoya, "tentu saja aku hanya mengagumi fisiknya! Tidak lebih." gumamnya dalam hati yang kemudian mengambil kaos dan celana boxer untuk berganti. 

Rasa lelah seharian membuat Hans memilih merebahkan tubuhnya. Lampu terang pun terganti oleh lampu tidur dengan cahaya redup. 

Ada yang aneh saat ada seseorang berada satu ranjang dengannya meski keduanya berjarak. Sudah hampir tiga tahun ranjang itu kosong, dan kali ini ada seseorang yang menempatinya, membuat lelaki yang hilang rasa ngantuknya itu kembali mengingat Renita, istri pertama yang membawa sebagian hatinya pergi ke alam berbeda.

Masih terdengar jelas helaan nafas panjang lelaki yang saat ini dipunggunginya. Kelopak mata bulat itu kembali terbuka, sedari tadi Zoya tidaklah tidur, melainkan menghindari berinteraksi dengan Hans yang selalu menatapnya dingin. Pikirannya tertuju pada sosok Wildan, jika saja dia menikah dengan lelaki yang sudah lama mengisi hatinya itu. 

Zoya mengatupkan kembali kelopak matanya, mengusir perasaan terhadap lelaki yang bukan suaminya, "Ah, ini tidaklah benar!" Nuraninya mulai bereaksi menentukan mana yang benar atau tidak. Apapun yang terjadi tidaklah benar jika seorang istri memikirkan lelaki lain selain suaminya. 

Malam pertama yang seharusnya menyenangkan untuk sepasang pengantin baru, tapi justru mereka bermain dengan pikiran masing masing. 

### 

Zoya melipat mukenanya setelah Salat Subuh dan meletakkan kembali mukenanya di sebuah rak kecil yang ada di pojok kamar. 

Mata bulatnya menatap lelaki yang saat ini masih terlelap, diantara keinginan ingin membangunkan atau tidak. Langkahnya berlahan mendekati Hans yang masih bergelung selimut. 

"Mas, Salat Subuh!" ucap Zoya memberanikan diri menepuk pelan bahu suaminya. 

"Sudahlah jangan berisik!" bentak Hans membuat Zoya tertegun. 

Perempuan yang hatinya sedikit menciut pun memundurkan langkah dan keluar bermaksud untuk menyiapkan sarapan. 

"Mama...! " suara nyaring itu menghentikan langkah Zoya saat akan menuruni tangga. 

Nampak Ale terlihat kucel dengan rambut panjangnya yang masih acak acakan itu berjalan ke arahnya. 

"Moning, Ma! " ucap Ale sambil berjalan mendekat kemudian mencium pipi mamanya yang sudah berjongkok menunggunya.

"Sayang, ini masih terlalu pagi kenapa sudah bangun?" tanya Zoya dengan meletakkan tangannya di kedua bahu Ale. 

"Aku takut Mama pelgi!" ucap Ale yang memang takut Zoya akan menghilang. 

"Tidak akan, Mama akan di sini terus bersama Ale. Sekarang, Mama mau ke dapur bikin sarapan buat Ale."

"Ale itut!" Anak bertubuh gembul itu langsung merangkul Zoya meminta untuk di gendong. 

"Ale, Mama Zoya tubuhnya kecil sedangkan badan Ale gendut, jangan minta gendong Mama Zoya! " Suara Bu Shanti membuat Ale dan Zoya menoleh. 

"Aku hanya mau digendong Mama Zoya!" Rengek Ale masih memeluk tubuh Zoya. 

"Ale, kasian Mama Zoya! " Bu Shanti masih berusaha memberi pengertian pada cucunya. 

"Ada apa ini, pagi-pagi sekali sudah ribut!" Suara bariton itu membuat semua menoleh. 

Hans keluar dari kamar, dengan wajah yang sudah segar, kaos putih dan celana pendek membuatnya terlihat lebih muda lima tahunan. 

Lelaki yang berumur tiga puluh tahun itu mendekati anaknya, "sini sama Papa!" ujarnya bersiap untuk mengambil putrinya dari gendongan Zoya. 

"Nggak mauuu!!!! Ale samaaa Mama Zoya hik hik hik! " tangisnya meraung raung membuat suasana bertambah riuh. 

"Nggak apa apa, biar Ale sama saya saja!" Zoya menuruni tangga sambil menggendong Ale, di susul Hans dari belakang. 

Bocah gembul itu membuat tenaga Zoya habis terkuras, keringat mulai terlihat saat langkahnya akan menghabiskan hitungan terakhir anak tangga. 

"Ehhh... " Hampir saja Zoya terjatuh, untung saja tangan kekar itu menahan tubuhnya untuk tetap seimbang. 

"Ale bisa lihat, kan? Hampir saja kalian terjatuh." Hans memperingatkan Ale agar turun dari gendongan Zoya. 

Kali ini Ale menurut dengan apa yang di katakan papanya. Sementara itu Bu Shanti menyusul mereka dengan membawa tas besar. 

"Loh, Mama mau kemana? " tanya Hans. 

"Mama mau pulang sekarang, Niar hari ini pulang ke Bandung, jadi Mama harus menyiapkan apa yang akan dibawa Niar!" 

"Mama tidak menunggu sarapan dulu?" sahut Zoya yang merasa tidak enak jika ibu mertuanya pulang dengan perut kosong. 

"Nggak usah, Zoya!Mama takut terlambat. "

"Oh ya Hans, carilah pembantu agar Zoya tidak terlalu capek mengurus rumah!" titah Bu Shanti, tak ingin Zoya terlalu capek. 

"Nggak usah, Ma. Lagian Zoya nggak punya kerjaan! " 

"Ehhh... Kamu jangan kuatir! Satu kasus yang ditangani suamimu bisa buat membayar puluhan pembantu dalam waktu  setahun, itupun  masih sisa!" Suara Bu Shanti sedikit berbisik tapi matanya menatap Hans yang sudah berdecih kesal melihat kelakuan mamanya. 

"Ya, sudah Mama pulang dulu!" 

Semua mengantar Shanti hingga di parkiran, di sana sudah siap Pak Agus dengan mobilnya yang akan membawa Shanti meluncur. 

"Kamu tahu apa pekerjaanku? " tanya Hans saat mobil Mercy itu sudah menghilang dari halaman rumahnya. 

"Tidak." Zoya menggelengkan kepala.

"Kamu tidak tahu pekerjaanku, tidak tahu umurku, lalu kenapa kamu mau menikah denganku?"

"Benar benar sangat berbeda dengan Renita! " Suara Hans lirih, tapi masih sempat terdengar oleh Zoya. 

Zoya hanya menghela nafas dengan menatap punggung Hans yang melangkah masuk terlebih dahulu.

Jika bukan karena masih ada Ale di dekatnya mungkin dia tidak akan menahan tangisnya. Dadanya terasa sesak bahkan ada nyeri di hatinya saat mendengar Hans membandingkannya dengan almarhumah istri pertamanya. 

"Ma, katanya mau bikin sarapan?" Suara Ale menyadarkan Zoya, perempuan yang menahan rasa sakit di ulu hatinya ini menggandeng Ale untuk masuk ke dalam. 

Bersambung

Yup... tinggalkan jejak ya... 😃😃😃

Terpopuler

Comments

Engla Devita

Engla Devita

kayak nya Serui deh ceritanya

2022-05-31

0

Meiska azzalya

Meiska azzalya

next ....

2021-10-30

0

Sabarita

Sabarita

jujur...ku suka cewek model seperti Zoya.....g tau kenapa....
suka aja...

2021-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Tak Bisa Mengelak
2 Ungkapan Perasaan Yang Percuma
3 Kehidupan Baru
4 Belum Bisa Menerima
5 Rasa Apa Ini?
6 Perbedaan Status Sosial
7 Mengenal Posisi Sendiri
8 Spontan Takut Kehilangan
9 Bukan Tukang Masak
10 Sakit Perut
11 Gunjingan
12 Tamu Tak Di Undang
13 Pikiran Masing-Masing
14 Kembali Satu Kamar
15 Demo
16 Emosi
17 Menggoda Zoya
18 Jalan Ala Kaum Muda
19 Klien Mantan Pacar
20 Telat
21 Merasa Bersalah
22 Tetap Hati Manusia
23 Panggilan Naura
24 Menyusul Zoya
25 Rahasia Cinta Zoya
26 Makan Tengah Malem
27 Cinta Masa Lalu
28 Kehadiran Zoya
29 Perpisahan
30 Menjaga Jarak
31 Cemburu Buta
32 Berusaha Menjelaskan
33 Perasaan Hans
34 Perjalanan Pulang Kampung.
35 Pulang Kampung 01
36 Pulang Kampung 02
37 Mahar
38 Menunggu
39 Masih Menunggu
40 Pacaran Setelah Menikah
41 Membaca Perasaan Zoya
42 Melukai Zoya (+21)
43 Penghakiman Untuk Hans
44 Jus Pedekate
45 Memulai Hukuman
46 Mimpi Buruk
47 Merasa Bersalah
48 Menjemput Zoya
49 Pulang Ke Apartemen (21+)
50 Burjo (Bubur Kacang Ijo)
51 Kyara
52 Adek Untuk Ale
53 Kecewa
54 Drama Sebelum Tidur
55 Bertemu Wildan
56 Pamit
57 Kabar Gembira Buat Oma
58 Aksi Tiga Perempuan
59 Tom and Jerry
60 Pindah ke Rumah
61 Don't Be Thwarted
62 Tertuduh
63 Ujian Terberat
64 Permohonan Hans
65 Penjelasan Atas Keselamatan
66 Main Belakang
67 Mendadak Detektif
68 Menahan
69 Melepas Rindu
70 Ketahuan Poligami
71 Berhadapan dengan Pers
72 Membawa Pergi Zoya
73 Pernyataan Hans
74 Serasa Bulan Madu
75 Digigit Serangga
76 Waktu Untuk Keluarga
77 Kesepakatan
78 Memberi Pengertian
79 Makan Siang Bersama
80 Kecelakaan
81 Saling Menguatkan
82 Celotehan Ale
83 Anggukan Rindu
84 Jus Melon Penawar Emosi
85 Gara Gara Ale
86 Pajangan Menggoda
87 Perjalanan
88 Menemukan Arum
89 Terkuaknya Rahasia Besar
90 Berubah
91 Hans Sakit
92 Pencuci otak yang Handal
93 Olahraga
94 Makan Malam
95 Berbagi Cinta
96 Hans Narsis Sejagad
97 Zoya Mabuk
98 Tidak Bisa Membaca Perasaan
99 Pulang Tanpa Suami
100 Tidak Tahu Malu
101 Kesempatan
102 Rencana Untuk Zoya
103 Kepikiran
104 Mencari Kerutan di Wajah
105 Ale Ngambek
106 Kedatangan Wildan
107 Secret Admirer
108 Rindu
109 Bicara Kematian
110 Senjata Makan Tuan (+21)
111 Kyara Resign
112 Mencari Mobil Baru
113 Tugas Untuk Zoya
114 Maksiat
115 Lebih Ingin Menjaga
116 Ale Liburan ke Bandung
117 Belajar Berfikir Jernih
118 Bicara Cinta
119 Bau Badan
120 Penasaran
121 Gado-gado VS Bakso
122 Dua titisan Satrya Jagad
123 Tobat
124 Club Malam
125 Kecewa Berujung Khilaf
126 Kehadiran Rey
127 Pijat Memijat
128 Semakin Perhatian
129 Zoya Agresif
130 Kita Akan Bersama Dan Saling Mengisi
131 Bakso( Extra Part)
132 Sabar (Extra Part)
133 Asisten Pribadi(Extra Part)
134 Husnudzon (Extra Part)
135 First Kiss(Extra Part)
136 Cinta Menolak Tua(Extra Part)
137 Poligami(Extra Part)
138 Menahan Malu(Extra Part)
139 What? Jengkol (Extra Part)
140 Kejutan(Extra Part)
141 Kejutan dari Ale(Extra Part)
142 Mengetahui Hati Nilla(Extra Part)
143 Ustad Mesum(21+) (Extra Part)
144 Cinta Membuat Bodoh(Extra Part)
145 Ciuman Mengagetkan(Extra Part)
146 Saling Mengingatkan(Extra Part)
147 Mendadak Gila(Extra Part)
148 Sesak Nafas(Extra Part)
149 Lebih Mengenal(Extra Part)
150 Waktu Bersama(Extra part)
151 Sharing(Extra Part)
152 Kesedihan Nilla(Extra Part)
153 Dono dan Dini (Extra Part)
154 Perfect Duda(Extra Part)
155 Ibadah Menyenangkan( Extra Part)
156 Mengintai( Extra Part)
157 Romantis(Extra Part)
158 Obrolan Dewasa(Extra Part)
159 Kesal(Extra Part)
160 Penuh Rasa Sabar( Extra Part)
161 Pertengkaran Hebat(Extra Part)
162 Gelisah(Extra Part)
163 Mulas (Extra Part)
164 Panik ( Extra Part)
165 Akhirnya Ganti Nama( Extra Part)
166 Hanum dan Aleks (Extra Part)
167 Pertemuan (Extra Part)
168 Tamat
169 Pengumuman Novel Baru
170 Pengumuman Novel
171 Hasrat Cinta Alexander (1)
172 Hasrat Cinta Alexander 2
173 Hasrat Cinta Alexander 3
174 Hasrat Cinta Alexander4
175 Hasrat Cinta Alexander 5
176 Hasrat Cinta Alexander
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Tak Bisa Mengelak
2
Ungkapan Perasaan Yang Percuma
3
Kehidupan Baru
4
Belum Bisa Menerima
5
Rasa Apa Ini?
6
Perbedaan Status Sosial
7
Mengenal Posisi Sendiri
8
Spontan Takut Kehilangan
9
Bukan Tukang Masak
10
Sakit Perut
11
Gunjingan
12
Tamu Tak Di Undang
13
Pikiran Masing-Masing
14
Kembali Satu Kamar
15
Demo
16
Emosi
17
Menggoda Zoya
18
Jalan Ala Kaum Muda
19
Klien Mantan Pacar
20
Telat
21
Merasa Bersalah
22
Tetap Hati Manusia
23
Panggilan Naura
24
Menyusul Zoya
25
Rahasia Cinta Zoya
26
Makan Tengah Malem
27
Cinta Masa Lalu
28
Kehadiran Zoya
29
Perpisahan
30
Menjaga Jarak
31
Cemburu Buta
32
Berusaha Menjelaskan
33
Perasaan Hans
34
Perjalanan Pulang Kampung.
35
Pulang Kampung 01
36
Pulang Kampung 02
37
Mahar
38
Menunggu
39
Masih Menunggu
40
Pacaran Setelah Menikah
41
Membaca Perasaan Zoya
42
Melukai Zoya (+21)
43
Penghakiman Untuk Hans
44
Jus Pedekate
45
Memulai Hukuman
46
Mimpi Buruk
47
Merasa Bersalah
48
Menjemput Zoya
49
Pulang Ke Apartemen (21+)
50
Burjo (Bubur Kacang Ijo)
51
Kyara
52
Adek Untuk Ale
53
Kecewa
54
Drama Sebelum Tidur
55
Bertemu Wildan
56
Pamit
57
Kabar Gembira Buat Oma
58
Aksi Tiga Perempuan
59
Tom and Jerry
60
Pindah ke Rumah
61
Don't Be Thwarted
62
Tertuduh
63
Ujian Terberat
64
Permohonan Hans
65
Penjelasan Atas Keselamatan
66
Main Belakang
67
Mendadak Detektif
68
Menahan
69
Melepas Rindu
70
Ketahuan Poligami
71
Berhadapan dengan Pers
72
Membawa Pergi Zoya
73
Pernyataan Hans
74
Serasa Bulan Madu
75
Digigit Serangga
76
Waktu Untuk Keluarga
77
Kesepakatan
78
Memberi Pengertian
79
Makan Siang Bersama
80
Kecelakaan
81
Saling Menguatkan
82
Celotehan Ale
83
Anggukan Rindu
84
Jus Melon Penawar Emosi
85
Gara Gara Ale
86
Pajangan Menggoda
87
Perjalanan
88
Menemukan Arum
89
Terkuaknya Rahasia Besar
90
Berubah
91
Hans Sakit
92
Pencuci otak yang Handal
93
Olahraga
94
Makan Malam
95
Berbagi Cinta
96
Hans Narsis Sejagad
97
Zoya Mabuk
98
Tidak Bisa Membaca Perasaan
99
Pulang Tanpa Suami
100
Tidak Tahu Malu
101
Kesempatan
102
Rencana Untuk Zoya
103
Kepikiran
104
Mencari Kerutan di Wajah
105
Ale Ngambek
106
Kedatangan Wildan
107
Secret Admirer
108
Rindu
109
Bicara Kematian
110
Senjata Makan Tuan (+21)
111
Kyara Resign
112
Mencari Mobil Baru
113
Tugas Untuk Zoya
114
Maksiat
115
Lebih Ingin Menjaga
116
Ale Liburan ke Bandung
117
Belajar Berfikir Jernih
118
Bicara Cinta
119
Bau Badan
120
Penasaran
121
Gado-gado VS Bakso
122
Dua titisan Satrya Jagad
123
Tobat
124
Club Malam
125
Kecewa Berujung Khilaf
126
Kehadiran Rey
127
Pijat Memijat
128
Semakin Perhatian
129
Zoya Agresif
130
Kita Akan Bersama Dan Saling Mengisi
131
Bakso( Extra Part)
132
Sabar (Extra Part)
133
Asisten Pribadi(Extra Part)
134
Husnudzon (Extra Part)
135
First Kiss(Extra Part)
136
Cinta Menolak Tua(Extra Part)
137
Poligami(Extra Part)
138
Menahan Malu(Extra Part)
139
What? Jengkol (Extra Part)
140
Kejutan(Extra Part)
141
Kejutan dari Ale(Extra Part)
142
Mengetahui Hati Nilla(Extra Part)
143
Ustad Mesum(21+) (Extra Part)
144
Cinta Membuat Bodoh(Extra Part)
145
Ciuman Mengagetkan(Extra Part)
146
Saling Mengingatkan(Extra Part)
147
Mendadak Gila(Extra Part)
148
Sesak Nafas(Extra Part)
149
Lebih Mengenal(Extra Part)
150
Waktu Bersama(Extra part)
151
Sharing(Extra Part)
152
Kesedihan Nilla(Extra Part)
153
Dono dan Dini (Extra Part)
154
Perfect Duda(Extra Part)
155
Ibadah Menyenangkan( Extra Part)
156
Mengintai( Extra Part)
157
Romantis(Extra Part)
158
Obrolan Dewasa(Extra Part)
159
Kesal(Extra Part)
160
Penuh Rasa Sabar( Extra Part)
161
Pertengkaran Hebat(Extra Part)
162
Gelisah(Extra Part)
163
Mulas (Extra Part)
164
Panik ( Extra Part)
165
Akhirnya Ganti Nama( Extra Part)
166
Hanum dan Aleks (Extra Part)
167
Pertemuan (Extra Part)
168
Tamat
169
Pengumuman Novel Baru
170
Pengumuman Novel
171
Hasrat Cinta Alexander (1)
172
Hasrat Cinta Alexander 2
173
Hasrat Cinta Alexander 3
174
Hasrat Cinta Alexander4
175
Hasrat Cinta Alexander 5
176
Hasrat Cinta Alexander

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!