Nona Mantan 04. Gagal Move-on

Tubuhnya bersandar sedangkan tangannya berada diatas meja dengan jari mengetuk meja teratur. Tengah mengingat kembali percakapan singkat dengan teman masa SMA dulu. Hanya inti percakapan yang masih ia ingat dengan jelas. Tentang bagaimana kehidupan teman lamanya sekarang dia tidak terlalu mendengarkan tadi. Makanya wajar jika sekarang dia lupa.

"Clara? Mantan pacar lo itu?" memangnya harus memperjelas status antara dirinya dan Clara? Ia mendengus mendengar itu. "Makanya punya grup jangan cuma buat pajangan. Sampe mantan kawin aja kagak tahu." terdengar kekehan dari seberang sana.

"Dia beneran udah nikah?!" nada suara Regan sedikit meninggi. Walaupun sudah melihat dengan mata kepala sendiri, tetap saja dia masih merasa terkejut.

"Nggak tahu juga sih Re, lagian dia juga jarang kontekan sama gue atau yang lain. Ngilang kek lo!"

"Jadi dia udah nikah apa belum?"

"Mana gue tahu nyai! Lagian kepo amat sama mantan, gagal move on nih!"

Malas mendengar celotehan tak jelas temannya, Regan memutuskan sambungan sepihak. Memangnya gagal move on atau tidak itu berpengaruh jika ia bertanya kabar tentang Clara? Toh mereka juga teman dulu. Walaupun bukan teman baik setelah putus.

Lo emang gagal move on goblok!

Jangan tanya itu suara siapa, Regan saja tidak tahu. Suara itu tiba-tiba saja terdengar jela dikepalanya. Seperti suara setan, tetapi mirip dengannya.

Jika direnungi kembali, harus ia akui. Walaupun gengsi, sebenarnya memang dia belum move on dari Clara setelah melihat wanita itu kembali. Katakan dia bodoh karena melepas sosok seperti Clara dulu. Karena memang begitulah kenyataannya. Jiwa mudanya membuat dia buta, ingin merasakan lebih dari orang-orang.

"Udah nggak ada kesempatan buat gue lagi Ra?" Regan mengacak rambutnya frustasi. Dilepasnya sampul dasi yang sedari tadi mencekiknya. Tidak hanya sampai situ, kedua kancing teratasnya juga ia lepas. Gerah menghampiri ketika mengingat kejadian kemarin. Melihat Clara bersama pria lain, lalu seorang anak kecil memanggilnya Bunda, sungguh terlihat seperti keluarga bahagia.

"Permisi Tuan."

Fokus Regan teralih setelah mendengar suara itu. Diambang pintu, berdiri sosok wanita dengan pakaian yang em.... Cukup seksi. Rok setengah paha dengan kemeja dimasukan, membuat dada wanita tersebut terlihat membusung. Bukan hanya body saja indah, wajahnya pun selaras.

"Maaf Tuan, saya masuk karena tak kunjung mendapat jawaban dari Anda." ujar Yuli. Ya, namanya Yuli. Sekretaris Regan di perusahaan keluarga yang ia urus. Jika kalian berpikir dia yang memilihnya, kalian salah. Yuli itu mantan sekretaris Reza, entah ada masalah apa sampai kakaknya itu melempar Yuli padanya.

"Ada apa?" tanya Regan tidak mau berbasa-basi. Sebenarnya dia sudah agak malas dengan wanita ini. Sudah beberapa kali sekretarisnya mencoba menggodanya. Dipikir dia pria hidung belang apa? Memang dia mendapat predikat playboy cap kuda oleh orang-orang. Ia banyak mengencani wanita, tapi tidak sampai menidurinya. Kebrengsekannya tidak mencapai level itu.

"Tuan Ahmadi memajukan pertemuannya dengan Anda. Beliau ingin bertemu jam dua siang ini."

Dahi Regan berkerut. Apalagi mau dari pria baya itu? Sudah bau tanah masih saja membuat ulah. Wajar jika dia kesal pada pemilik GS Grup. Selain selalu bersikap semaunya sendiri, si pak tua juga gencar menjodohkannya dengan sang putri. Bahkan mengiming-imingi 50% saham di GS Grup. Hell... Dia tidak semiskin itu sampai menikah untuk bisnis. Lebih baik dia tidak menikah sekalian daripada menikah karena uang. Pemikirannya tidak sesempit itu.

"Dimana?"

"Hotel VK Tuan."

Menghela nafas, Regan beranjak dari duduknya. Yuli yang berdiri diseberangnya pun bergerak cepat kepadanya. Ia tahu maksud tujuan sekretarisnya itu. Mengingat bagaimana penampilannya sekarang.

"Jangan coba-coba Yuli!" tegasnya ketika tangan nakal milik sekretarisnya mengusap sensual dadanya. Jika saja dihadapannya bukanlah wanita, sudah pasti ia mematahkan tangan kurang ajar itu.

Setelah mengancingkan kembali kemeja Regan juga memakaikan dasi, Yuli mengambil jas milik bosnya kemudian memakainya. Barulah setelah itu ia melangkah membuntuti bosnya. Beruntung memang menjadi sekretaris seorang pengusaha muda. Terlebih di perusahaan ini, selain gajinya besar, matanya pun terus merasa segar. Tidak Reza tidak Regan, keduanya sama-sama tampan. Membuat sisi jalangnya meronta ingin keluar. Jika saja ia tidak ingin tetap disini, sudah pasti ia akan berani menggoda bosnya itu lebih.

Bersama dengan Yuli, Regan pergi ke hotel VK. Dari namanya pasti banyak orang yang tahu darimana dia mengambil nama tersebut. Siapa lagi kalau bukan adiknya. Hotel VK adalah hotel pertama yang ia dirikan setelah memegang penuh kendali bidang perhotelan di TM Corp. Semua keluarganya setuju saja ketika dia mengajukan usul ini. Jika dipikir, segala bentuk pekerjaan Regan ada karena ia terinspirasi dari sesuatu. Seperti mom and baby yang dia dirikan sendiri. Juga hotel VK. Sampai sejauh ini, masih Revika Angela Wiratama yang selalu menjadi inspirasinya.

"Siang Regan," sapa Pak Ahmadi seraya menjabat tangan Regan. "Siang Pak." balas Regan sopan. Wajar bukan jika Pak Ahmadi tidak memanggilnya dengan embel-embel 'Pak' toh dia memang jauh lebih muda. Walaupun seharusnya memang begitu jika untuk formalitas.

"Siang Regan!" untuk yang satu ini hanya Regan tanggapi dengan senyum tipis sembari mengangguk. Herlin, putri dari Pak Ahmadi kini memandangnya dengan senyum Pepsodent. Begitu lebar.

"Melihat perkembangan hotel ini, kurasa yang selanjutnya pun sama." ujar Pak Ahmadi membuka pembicaraan. Dapat Regan lihat jika wajah Herlin muram, tentu saja muram karena pembahasan ini tentang pekerjaan. Bukan basa-basi tidak berguna seperti biasanya.

"Melihat tempatnya yang strategis seharusnya begitu." balas Regan. "Perancangannya sudah selesai, tinggal cek lokasi dan pembangunan akan dimulai." lanjutnya menjelaskan.

"Kamu sendiri yang akan pergi?"

Regan mengangguk mengiyakan. "Saya sendiri dengan Gibran tentunya."

Ya, proyek pembangunan hotel cabang dari VK memang melibatkan Gibran. Saudaranya sendiri yang merancang, percayalah meski Gibran adalah saudaranya tapi baru pertama kali mereka bekerjasama. Berulang kali ia mengajak Gibran bekerja sama, tetapi pria itu selalu saja sibuk. Regan selalu saja tidak mendapat giliran karena proyek Gibran yang membeludak. Seterkenal itu Gibran. Arsitek muda dengan kepintarannya yang kini tengah naik daun.

"Aku ikut ya Dad!" seru Herlin semangat.

"Tentu. Kamu yang akan mewakili Daddy,"

Hell, ada apa dengan kedua orang ini? Akan jadi perjalanannya nanti jika bersama Herlin? Dan yang jelas, Gibran tidak akan suka dengan ide ini. Pergi bersama seorang wanita untuk urusan bisnis. Ckck! Jangan sampai Gibran membatalkan perjalanan mereka.

"Ah, maaf terlambat. Tahulah bagaimana kondisi jalanan,"

Keempat orang disana menoleh bersamaan kesumber suara. Mata Regan menyipit menatap seorang pria dengan balutan jas. Wajahnya tidak asing. Yah, bagaimana mau asing jika pria ini adalah suami dari Clara? Takdir macam apa ini sampai dia dipertemukan dengan pria ini? Ingin rasanya ia menonjok wajah yang jelas lebih jelek darinya sekarang. Pria itu, telah merebut Claranya. Tapi.... Bagaimanapun bisa dikatakan merebut jika dia saja tidak memiliki hak atas Clara? Argh! Dia bisa gila sekarang.

"Ah Regan, perkenalkan dia Arham. Putra sulungku."

Setelahnya Regan beranjak untuk menjabat tangan pria bernama Arham itu. Melihat wajah berhiaskan senyum itu membuat Regan semakin kesal. Ayolah, tanpa melakukan apapun Arham bisa membuatnya kesal. Tentu karena fakta jika Arham adalah suami dari Clara. Mantan kekasih yang kembali menggetarkan hatinya.

"Ponakanku dimana Bang?" tanya Herlin.

"Sama Bundanya."

Nyatanya jawaban itu semakin membuat Regan panas. Bundanya. Berarti itu Clara kan? Seharusnya ia yang mengatakan hal seperti itu. Menyebut Clara bunda dari anak-anaknya.

"Karena Arham sudah datang, mari kita mulai membahas pekerjaan. Oh ya, untuk informasi. Putraku yang akan melanjutkan proyek ini," perkataan Pak Ahmadi semakin membuat kepala Regan pening. Jadi dia akan sering bertemu dengan pria ini? Suami dari Clara? Yang benar saja!

Pak Ahmadi adalah investor utama di proyek Regan yang satu ini. Sekaligus beliau akan mengisi hotel VK nanti. Karena perusahaan Pak Ahmadi juga berjalan di bidang furniture. Jadi isi dari hotel akan mengambil dari perusahaan Pak Ahmadi sendiri. Jadi sudah jelas bukan jika Regan akan sering bertemu dengan Pak Ahmadi, ah tidak. Tapi Arham, putra dari Pak Ahmadi yang menggantikan beliau. Belum lagi saat pembukaan hotel -yang mungkin sekitar dua tahun kedepan- ia akan melihat Arham datang bersama Carla dan anak mereka. Bagaimana bisa ia melihat semua itu?

Menghela nafas pelan, jadi begini rasanya gagal move on? Masih mending kalau mantan masih sendiri jadi bisa diajak balikan, lah ini sudah menikah. Ckck! Miris memang. Mantan saja sudah menikah, eh dia masih belum move on. Sampai orang-orang tahu hal ini, pasti dia akan ditertawakan dengan amat sangat keras.

•To be continue•

Episodes
1 Nona Mantan 01. Mom And Baby
2 Nona Mantan 02. Clara Aretta
3 Nona Mantan 03. Curhat
4 Nona Mantan 04. Gagal Move-on
5 Nona Mantan 05. Lampu Hijau
6 06. Nona Mantan 7 Tahun Lalu
7 Nona Mantan 07. Putus
8 Nona Mantan 08. Rekan Kerja
9 Nona Mantan 09. Calon Mantu
10 Nona Mantan 10. Kesempatan Kedua
11 Nona Mantan 11. Kontrak Kerja Sama
12 Nona Mantan 12. Makan Siang
13 Nona Mantan 13.
14 Nona Mantan 14. Morning Kiss
15 Nona Mantan 15. Belanja
16 Nona Mantan 16. Angan
17 Nona Mantan 17. Reuni [A]
18 Nona Mantan 18. Reuni [B]
19 Nona Mantan 19. Fuckboy
20 Nona Mantan 20. Karma
21 Nona Mantan 21. Reuni Mantan
22 Nona Mantan 22. Bertemu Elena dan Galih
23 Nona Mantan 23. Makan Siang
24 Nona Mantan 24. Berkumpul
25 Nona Mantan 25. Jemput
26 Nona Mantan 26. Modus
27 Nona Mantan 27. Wiratama
28 Nona Mantan 28. Sibling
29 Nona Mantan 29. Ulang Tahun Azka
30 Nona Mantan 30. Dadakan
31 Nona Mantan 31. Perjodohan?
32 Nona Mantan 32.
33 Nona Mantan 33. Cincin
34 Nona Mantan 34. Penyebab [A]
35 Nona Mantan 35. Penyebab [B]
36 Nona Mantan 36. Mimpi Indah atau Mimpi Buruk?
37 Nona Mantan 37. Drop
38 Nona Mantan 38. Jangan Lupa Bangun
39 Nona Mantan 39. Malu
40 Nona Mantan 40. Lamaran
41 Nona Mantan 41. Andra
42 Nona Mantan 42. Kebohongan
43 Nona Mantan 43. Cemburu
44 Nona Mantan 44. Kissmark
45 Nona Mantan 45. Nikah
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Nona Mantan 01. Mom And Baby
2
Nona Mantan 02. Clara Aretta
3
Nona Mantan 03. Curhat
4
Nona Mantan 04. Gagal Move-on
5
Nona Mantan 05. Lampu Hijau
6
06. Nona Mantan 7 Tahun Lalu
7
Nona Mantan 07. Putus
8
Nona Mantan 08. Rekan Kerja
9
Nona Mantan 09. Calon Mantu
10
Nona Mantan 10. Kesempatan Kedua
11
Nona Mantan 11. Kontrak Kerja Sama
12
Nona Mantan 12. Makan Siang
13
Nona Mantan 13.
14
Nona Mantan 14. Morning Kiss
15
Nona Mantan 15. Belanja
16
Nona Mantan 16. Angan
17
Nona Mantan 17. Reuni [A]
18
Nona Mantan 18. Reuni [B]
19
Nona Mantan 19. Fuckboy
20
Nona Mantan 20. Karma
21
Nona Mantan 21. Reuni Mantan
22
Nona Mantan 22. Bertemu Elena dan Galih
23
Nona Mantan 23. Makan Siang
24
Nona Mantan 24. Berkumpul
25
Nona Mantan 25. Jemput
26
Nona Mantan 26. Modus
27
Nona Mantan 27. Wiratama
28
Nona Mantan 28. Sibling
29
Nona Mantan 29. Ulang Tahun Azka
30
Nona Mantan 30. Dadakan
31
Nona Mantan 31. Perjodohan?
32
Nona Mantan 32.
33
Nona Mantan 33. Cincin
34
Nona Mantan 34. Penyebab [A]
35
Nona Mantan 35. Penyebab [B]
36
Nona Mantan 36. Mimpi Indah atau Mimpi Buruk?
37
Nona Mantan 37. Drop
38
Nona Mantan 38. Jangan Lupa Bangun
39
Nona Mantan 39. Malu
40
Nona Mantan 40. Lamaran
41
Nona Mantan 41. Andra
42
Nona Mantan 42. Kebohongan
43
Nona Mantan 43. Cemburu
44
Nona Mantan 44. Kissmark
45
Nona Mantan 45. Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!