Pagi sekali Eva sudah mulai sibuk seperti biasanya. Mulai dari menyiapkan sarapan pagi, membereskan rumah supaya rapi dan bersih, memeriksa perlengkapan sekolah Gio, lalu bersiap siap untuk segera berangkat mengantar Gio sekolah dan langsung ke kantor. Setelah sarapan berdua dengan Gio, lalu mencuci piring kotor. Sedangkan Gio bersiap ke sekolah setelah menyiapkan segala keperluannya.
"Ayo sayang, waktunya kita berangkat! Eva menggandeng tangan Gio keluar dari rumah lalu kemudian mengunci pintunya. Mereka berjalan beberapa meter jaraknya menuju halte bus. Tak sampai berapa lama bus yang ditunggu datang. Eva dan Gio melangkah masuk ke dalam bus. Keadaan bus sudah sangat ramai karena terlihat banyak penumpang. Momen seperti ini sangat disukai oleh Gio. Melihat banyak orang, sambil duduk berdua dengan Bundanya. Kurang lebih 10 menit, bus sudah sampai dihalte depan sekolah. Eva turun sambil memegang tangan Gio. Kali ini Gio masuk sendiri ke dalam kelas. Sampai di depan pintu Gio melambaikan tangannya. Kemudian waktunya bagi Eva untuk segera berangkat ke kantor.
Sesampainya di kantor.
"Pagi mbak Al. " Eva tidak lupa menyapa teman sekaligus sahabat karibnya itu.
"Bagaimana keadaannya Gio Va ? tanya Aletta ingin mengetahui kabar anak sahabatnya itu.
" Sudah baikan kok mbak. " jawab Eva diringi sebuah senyuman manis.
Hari ini kantor Presdir terlihat tertutup dari dalam sehingga baik Presider maupun karyawan tidak dapat saling melihat.
" Kok tumben kantor Presdir kita tertutup gitu mbak ? tanya Eva penasaran.
" Katanya, presdir baru kita nggk suka dilihatin kalau lagi kerja. Nggk nyaman gitu deh." jawab Aletta sambil gerakan bahunya terangkat sedikit ke atas. Eva pun hanya mengangguk saja.
Setengah hari telah lewat dan waktunya untuk makan siang.
" Mbak Al, makan yuk. " ajak Eva.
" Kamu duluan Va, aku selesaikan dulu nih kerjaannya. Nanggung banget kalau ditinggalin. " jawab Aletta.
" Oke deh, aku duluan ke kantin ya mbak."
Aletta menggangguk tanda setuju.
Eva pun pergi menyusul karyawan yang lain yang sudah terlebih dahulu pergi ke kantin perusahaan untuk makan siang.
Eva sendiri sangat senang berjalan kaki, dengan santainya dia menggunakan tangga. Namun baru beberapa langkah lalu muncul seseorang dari belakang seperti mengikutinya. Eva menoleh untuk melihatnya.
Saat menatapnya Eva mencoba mengingat wajah tersebut. Eva lalu berhenti. Pria tersebut pun berhenti.
Tanpa basa basi Eva langsung menunjuk wajah pria itu dengan telunjuknya.
" Kenapa kamu ada disini? Kamu kan yang tadi malam mengantar saya pulang? tanya Eva. Tapi pria itu bukannya menjawab malah memandangi wajah Eva dari atas Sampai bawah.
Lalu pria itu langsung saja pergi tanpa menjawab pertanyaan Eva. Meski dia terlihat cuek tapi sebenarnya dalam pikirannya ada rasa penasaran tentang Eva.
Suasana kantin terlihat ramai siang ini. Eva duduk berdua dengan Aletta di satu meja sambil menikmati makan siangnya. Ternyata sang Presidir juga makan siang persis dibelakang meja Eva. Mereka berdua asyik menikmati makan siang tanpa sadar keadaan disekitarnya.
45 menit waktu istirahat telah usai. Kantin mulai sepi karena para karyawan sudah harus kembali bekerja. Kali ini Eva bersama Aletta kembali ke kantor menggunakan lift. Ketika pintu lift hendak menutup tiba tiba sebuah tangan menahan pintunya dan si pemilik
tangan segera masuk ke dalam. Eva dan Aletta asyik bercerita sehingga tidak menyadari siapa sosok yang baru saja masuk ke dalam lift.
Apa mereka tidak sadar jika Presidir saat ini ada bersama mereka dan mereka bersikap sedikit kurang sopan karena mengabaikan keberadaan bos besar mereka.?
Sedangkan sang bos besar juga sedikit cuek dan tidak peduli dengan sikap dan kelakuan dari kedua anak buahnya tersebut.
Tiba di lantai yang di tuju saat pintu lift sudah terbuka secara bersama sama mereka bertiga melangkah keluar dari dalam lift. Dan yang terjadi berikutnya adalah mereka saling bertabrakan di pintu lift. Dengan tatapan emosi, Grego menatap kedua wanita itu. Eva yang belum kenal dengan wajah sang boss baru pun membalas menatap. Sedangkan Aletta mulai ketakutan setelah yang dilihatya ternyata adalah bos besar.
Aletta takut jika sang boss akan marah dan berakibat buruk bagi mereka. Eva dan Grego hanya saling menatap tanpa suara. Seperti ada sihir yang membuat mereka seakan membatu tak bisa bergerak.
Aletta pun mencolek pinggang Eva dan Eva tidak segera merespon. Karena tak ada pergerakan, Aletta langsung menarik tangan Eva dan kabur dari hadapan sang boss mereka. Rasanya membuat jantung berdetak tak karuan. Sang boss besar berjalan dengan santai tapi masih terlihat gagah. Tanpa menoleh kiri dan kanan langsung masuk ke dalam kantor. Grego langsung duduk dikursinya dan terlihat ia sedang memikirkan sesuatu.
" Kenapa aku jadi kepikiran gadis itu ya?? pikir Grego
Mungkin Itulah yang dinamakan jodoh. Kita tidak tahu kapan dan dimana kita akan bertemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Filomena To'o
bagus sekali mba Santa....ditunggu lanjutannya🥺
2021-06-02
1