"Tidakkkk...Paman buka matamu buka matamu paman... tidakkkk, Jangan tinggalkan Lien seperti ini.. " teriak Lien dalam tangis.
Semua pasukan bantuan sudah undur diri dan hanya tinggal sosok itu seorang diri ditemani beberapa pengawal bayangan yang masih tinggal disitu.
"Nona.. kami ikut berduka cita atas kematian kerabat nona, maafkan atas kejadian ini yang tidak terduga ini. kami tidak tahu jika disini ada penghuni yang tinggal didalam hutan seperti ini." Ujar salah satu pengawal bayangan sosok itu
"Pergi dari sini kalian, semua gara gara kalian" Lien berusaha menghajar sisa pengawal tersebut yang tinggal disana. Tapi serangan dengan cepat ditangkis oleh pengawal bayangan tadi. dan..
TAK.. tengkuk Lien di hantam dan segera tak sadarkan diri. "Tinggalkan dia disini dan kuburkan mayat pamannya itu" Ujar sosok tersebut. "Baik yang mulia" ucap pengawal bayangan. "Maaf.. " ujar sosok tersebut
Keesokan harinya setelah Lien tersadar, Lien masih linglung dengan keadaan sekitar yang berantakan.. dan seketika itu juga dia ingat tentang kejadian semalam.. hatinya hancur dan jiwanya seakan hilang. sewaktu keluar dari gubuk, dia melihat kuburan pamannya yang sudah selesai dibuat.
Lien menangis tersedu sedu di depan makan pamannya. sampai dia kelelahan dan tertidur lagi.
Kembali ke usia Lien masih 8 tahun..
Sekembalinya dari istana, Lien masih terdiam dan pasrah menerima nasib yang sudah di atur oleh ayah tiri dan kaisar.
"Nona Lien, waktunya makan malam.. " ujar Ni Hwa kepada nona Liennya.
"Iya, taruh saja disana, nanti aku makan, tolong sekarang keluarlah Ni Hwa, aku mau beristirahat sejenak dan tolong bilang ke semuanya kalau aku lagi sakit dan tidak mau diganggu" ucap Lien kecil pada Ni Hwa pelayannya
"Baik nona.." ucap Ni Hwa menurut. batin Ni Hwa merasa kasihan dengan nonanya, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa apa selain terus berdoa untuk kebahagiaan nonanya itu.
didalam kamar Lien..
Lien buru buru melepas pakaian dan mengenakan hanfu tidurnya, setelah memastikan tidak ada orang disekitar kamar Lien, Lien langsung menekan tombol ukiran bunga teratai di panel tiang ranjang tidurnya..
Greeek... Bunyi pelan ranjang yang berotasi kearah belakang terdengar, namun tidak membuat orang sekitar kamarnya menjadi curiga karena tampilan di baliknya juga sama persis seperti ranjang Lien, hanya yang membedakan tidak ada orang lain disana karena Lien ada dibalik ranjang itu.
Lien melangkah lebih jauh ke dalam ruangan. sudah seminggu yang lalu sejak Lien tak sengaja menemukan ruang rahasia ini, dan Lien sudah tahu isi yang ada didalamnya.
Berbagai macam buku pengobatan dan racun ada disana. Lien membaca dan tak lupa mempelajarinya. Tiap kali dia ada kesempatan kabur keluar, dia akan pergi ke tepi hutan dan mencari tanaman tanaman herbal untuk di uji coba.
Selama 2 tahun Lien kecil belajar diruangan itusewaktu ada kesempatan dan semua bacaan sudah dihapalnya di luar kepala. bahkan ilmu racun sudah dia praktekan sendiri ke tubuhnya. meskipun kadang tubuhnya sering kesakitan karena menerima racun yang dia buat, namun lama lama dia kebal terhadap hal itu. tak lupa juga dia menguji coba obat penawar dari racun itu sehingga membuat dia pandai dan jenius dalam hal pengobatan.
Sampai suatu hari, sewaktu Lien sedang berjalan keluar taman diwaktu siang hari sebelum makan siang dan tak sengaja mendengar suara ayah tirinya berkata kepada seseorang..
"Jangan kuatir soal putri bodoh itu, semua sudah ku atur dan segera setelah 6 tahun ini berlalu dia segera mati menyusul ayahnya yang tidak berguna itu ha ha ha"
"ucapanmu itu sungguh menyedihkan tuan besar Li, kenapa kamu begitu membenci putri tirimu, apa karena dia tidak punya kemampuan apa apa tuan? " tanya seseorang
"Cih, bukan hanya itu, aku. masih mempertahankan dia karena dia masih berguna supaya Chen er tidak berani macam macam denganku, aku tahu dia memiliki kemampuan lebih dan dia begitu menyayangi anak itu, tapi tidak akan berani dia mengeluarkan selama ada anaknya disini," jawab tuan besar Li dengan nada geram.
pikiran Lien kecil menjadi kacau setelah mendengar hal ini, mengapa ayah tirinya begitu membencinya, sampai tak habis pikir dirinya,. Padahal ibundanya begitu lembut dan perhatian kepada semua anaknya, tidak pernah pilih kasih begitu juga saudara tiri Lien, mereka selalu berusaha melindungi Lien kecil supaya sang ayah tirinya tidak bertindak terlalu jauh, kedua adik tirinya tidak tega apabila ayah mereka selalu memarahi Lien dan menganggap Lien sebagai anak bodoh pembawa sial di kediaman ini.
Sambil menangis, berlarilah Lien kecil keluar dari kediamannya menuju ke hutan tempat dia biasa mencari tumbuhan herbal sambil menangis dan tiba tiba hujan mulai turun dengan deras sewaktu Lien kecil terus diperjalanan menuju ke hutan..
Kembali ke masa saat ini.
Lien tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur kelelahan akibat menangisi pamannya. sewaktu kembali membuka matanya, terasa ada sesuatu yang menjilatnya di dekat mata..
"Engh.." Lien berusaha bangun dan melihat mahkluk apa yang menjilati kulit mukanya itu..
"Ah..ternyata seekor kucing,lucunya..."pikir Lien, tapi coba lihat ada luka dikakinya batin Lien lagi, Sejenak Lien menghilangkan kesedihannya. dan dia beranjak kedalam gubuk untuk mulai mengobati kucing kecil tadi.
"Kamu beruntung manis, sudah membangunkan aku dan bisa langsung mengobati lukamu. itu" senyum Lien sendu.
"Kakimu terluka mungkin karena jebakan yang dipasang oleh paman Chou.. " ah, kenapa jadi ingat paman lagi.. apa yang harus aku lakukan Xiao Pan" dinamainnya kucing itu Xiao Pan.
"Nyaw.. " Sahut Xiao Pan..
"Tunggu disana Xiao Pan, aku akan memasak makanan untuk kita" Lien mulai masak.
...
Kediaman Tuan Besar Li.
"Apa anak itu sudah ditemukan" tanya Tuan Besar Li pada pengawal bayangan nya.
"Lapor Tuan, jejak nona pertama sepertinya sudah di temukan, beberapa hari yang lalu sewaktu terjadi pengejaran para pemburu liar itu, hamba menduga menemukan jejak nona pertama di hutan bagian dalam, salah satu korban meninggal dipanggil paman Chou oleh nona pertama Lien" jawab pengawal bayangan itu
"Hmm.. apa kau yakin itu dia? kau tidak salah orang bukan? " tanya Tuan Besar Li lagi.
"Tidak tuan hamba yakin, karena orang yang disebut paman Chou itu memanggil nama nona pertama Lien sebelum dia meninggal tuan" jawab pengawal bayangan lagi.
"Bagus, sekarang bersiaplah menjemput dia, jika dia tidak mau ikut, paksa dia, jika perlu patahkan tangan kakinya agar tidak merepotkan lagi" geram Tuan besar Li
"Baik tuan, hamba segera undur diri"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
sahabat pena
Bpk tiri yg kejam. pdhl adik ayah nya ya
2024-08-19
1
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-06-11
0
Nur Anisah Anto
pasti klo di jemput pasra aja ..
2021-06-11
1