5 Tahun Kemudian

Hari berganti hari, bulan demi bulan. Musim demi musim dan tahun demi tahun, Lien kecil berlatih kultuvasi dan terus meningkatkan kemapuannya. Tak terasa sudah hampir dipenghujung tahun ke 5 Lien berada dihutan ini.

Kemampuan kultivasinya sudah hampir mencapai sempurna, setiap hari berlatih dengan gurunya siapa lagi kalau bukan paman Chou Lun yang mengajarinya.

"Paman, waktunya makan siang nih... " Ujar Lien memanggil paman gurunya itu..

"Wah Lien kamu sudah ahli juga dalam memasak, banyak sekali ini masakan yang kamu siapkan, yang jadi suamimu bakalan sayang terus nih nantinya" goda paman Chou

"Paman bisa aja, Lien tidak ada pikiran mau menikah paman. lebih baik hidup seperti ini, bisa mengurus paman sudah buat Lien senang" ujar Lien

"Ya sudah ayo kita makan"

Kembali ke umur Lien 8 tahun..

Seminggu setelah perjamuan ulang tahun ayah tirinya, tibalah waktunya bagi Lien dan ayah tirinya untuk pergi ke Istana menemui Kaisar.

Didalam kereta..

"Ayah, Lien tidak mau dijodohkan dengan pangeran ke lima itu.. Lien takut ayah" Lien kecil memberanikan diri berkata kepada ayahnya agar menolak perjodohan yang telah dibuat oleh Kaisar untuknya.

"Lancang!! Jangan berani beraninya menentang titah Kaisar, apa kamu mau dianggap sebagai pemberontak kerajaan hah" Ayah tiri Lien marah

"Sudah beruntung Kaisar menjodohkan kamu dengan pangeran ke lima, kamu yang tidak bisa apa apa ini hanya beban dan buat malu keluarga, bersyukur yang mulia masih mau menjodohkan anaknya untuk kamu. lagian dekrit pernikahan masih akan dilakukam 8 tahun lagi, jangan buat malu sampai waktu itu tiba" sahut sang ayah lagi

Lien kecil hanya bisa menunduk pasrah.

"Perdana Mentri Li tiba" Kasim Cho mengatakan pengumuman

"Hormat hamba Kaisar, semoga Kaisar panjang umur dan diberkahi selalu" sahut Perdana mentri Li dan Nona Lien putrinya.

"Bangunlah perdana mentri Li" ucap sang kaisar

"Jadi ini putrimu yang akan dijodohkan dengan pangeran ke lima"

Lien kecil hanya menunduk tidak berani melihat ke arah yang mulia

"Jawab hamba. betul yang mulia" jawab perdana mentri Li

"Baiklah, dekrit pernikahan pangeran ke lima dan putri perdana mentri Li sudah ditentukan 8 tahun lagi dari sekarang, harap perhatikan baik baik perdana mentri Li" ucap sang kaisar lagi.

"Titah dari kaisar akan saya perhatikan, terimakasih atas kemurahan hati kaisar, semoga kaisar panjang umur" jawab perdana mentri Li

delapan tahun lagi, dirinya bebas dari tanggung jawab sialan ini, dan setelah itu dia tidak peduli lagi anak tirinya hidup atau mati.

kembali ke hutan.

"Lien, apa kamu sudah yakin memutuskan tinggal di sini? bagaimana dengan pernikahanmu? " paman Chou mulai bertanya lagi.

"Lien tidak mau menikah dengan pangeran ke lima itu paman, Lien takut. rumor yang dikatakan itu jika benar adanya nyawa Lien sendiri tidak akan selamat" ucap Lien tidak senang

"Tapi apa kamu sudah memikirkan konsekuensinya bila kamu tidak hadir dipernikahanmu sendiri? bagaimana dengan Ibumu nak..dan orang orang yang selalu berusaha melindungimu?" tanya paman Chou lagi

"Apa mereka memikirkan Lien juga bila Lien mati ditangan pangeran ke lima itu, jawabnya Tidak Paman. bahkan sampai sekarangpun mereka todak benar benar mencari keberadaanku, lalu kenapa aku hatis memikirkan mereka paman? " teriak Lien lalu berlari keluar

"Lien,mau kemana kamu... "teriak paman Chou

"Usiaku sudah tidak muda lagi dan akan segera pergi dari dunia ini, tidak ada lagi yang bisa menjaganya... haaah... apa yang harus aku lakukan jika aku sudah tidak ada disini lagi Lien.. "gumam paman Chou

Lien merasa kesal. dengan pamam Chou yang terus menerus mengatakan soal suami atau nikah atau yang berhubungan dengan hal hal itu. memang Lien tahu ini demi kebaikan semua orang juga, tapi perasaan tidak bisa di buat dan juga dia tidak mau menjadi pendamping orang yang kejam seperti pangeran ke lima.

"Andai saja aku hidup lebih dari 20 tahun yang lalu, aku mau menjadikan paman Chou menjadi pendamping hidupku..." Lien menangis memikirkan ini. baginya paman Chou itu tipe laki laki dan suami idaman. dia lembut, suka bercanda, memiliki pengetahuan luas dan kemampuan kultivasi yang hebat.

"aaargh apa yang aku pikirkan sih, sudahlah aku kembali pulang " lanjut Lien kembali ke gubuk

"Pamannnn.... " "pamaaannn Chou... " teriak Lien manja

tsk..dimana paman kok tidak ada jawaban..

Lien masuk ke kamar tempat paman Chou beristirahat dan melihat paman Chou tertidur. Lien tidak mengganggu lagi.

"Apa paman baik baik saja ya.. biasanya jam segini masih belum tidur...ah sudahlah mungkin memang kelelahan" Lien melanjutkan bersih bersih di belakang gubuk setelah itu ikut melanjutkan tidur di ruangannya.

Krek.. Trang trang... terdengar suara seperti pedang beradu..

uhmm.. Lien terusik dari tidurnya dan seketika menjadi waspada..

apa yang sedang terjadi pikirnya... sambil berjalan pelan mengintip ke arah Jendela gubuk kamarnya, ke arah suara berisik itu.

Mata Lien membelalak lebar waktu melihat paman Chou bertarung dengan beberapa orang dalam pakaian serba hitam.

"Sial... apa yang harus aku lakukan." batin Lien.

Lalu dia teringat akan Jarum yang sudah dilumurin oleh racun pelumpuh di laci kecilnya untuk memburu binantang buas disekitar situ dan sebelum itu dia mengambil cadar berjaga jaga menutupi mukanya. dan Syut...

satu

dua

tiga

empat

empat orang telah jatuh terkena lemparan jarum pelumpuh Lien.

"Siapa itu yang berani beraninya mengganggu pertempuran ini, keluar dan tunjukan nyalimu" ujar salah seorang yang berpakaian hitam itu.

tidak jangan bersuara Lien, sahut Lien dalam hati. meskipun gemetar namun tingkat kewaspadaannya tetap tinggi.

tiba tiba dari arah samping Lien, sesosok pria mendekap tubuh dan membungkam mulut Lien yang tanpa disadari oleh Lien telah ada sedari tadi sewaktu memperhatikan Lien melempar jarum pelumpuh tadi. Liem yang tak kuasa berontak agar dilepaskan tapi tetap kalah kuat oleh sosok itu.

aahhkkk.. teriakan paman Chou terdesak dan tertusuk pedang beracun milik pemburu tadi.

"Paman Chou" teriak batin Lien sambil melotot melihat kejadian mengerikan didepannya tanpa bisa berbuat apa apa.

Dan ketika masih beradu pedang, terdengar suara panah berhamburan dari segala arah, seakan bala bantuan datang dan mengepung tempat itu dan membuat para pemburu itu tidak bisa berlari kemanapun akhirnya tersudut.

Setelah pengepungan dari bala bantuan datang, Lien segera menginjak kaki sosok yang mendekapnya tadi lalu berlari keluar gubuk.."Paman Chou... paman.. bertahanlahh" isak Lien

"Siapa kalian dan mengapa menyerang gubuk kami" pekikku marah dan menangis melihat paman Chou tak berdaya.. keadaan menjadi hening dan sosok itu memberikan peringatan untuk tetap diam..

"lien dengar.. dengarkan paman.. " Paman Chou berbicara dalam sakratulnya.

"Tidak paman jangan bicara lagi.. "tangis Lien terisak

"Dengarkan Lien.. Paman sudah tidak punya waktu lagi. ini..ambil ini,suatu saat ini akan berguna untukmu.. " Paman Chou mengeluarkan sebuah batu giok berwarna merah dan diselipkan kedalam lengan baju Lien agar tidak ada orang yang bisa melihatnya

"Berjanjilah pada paman, supaya kamu meneruskan hidup dan bahagia, jangan buat sedih paman, jangan menangis Lien kecilku,hiduplah berbahagia.. " dan paman Chou menghembuskan nafas terakhir

Li Hong Lien kecil ketika tiba di Istana

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2023-06-11

0

mariafranswiles

mariafranswiles

aiih imut sekali.....😍, semangaat thor👍

2022-09-17

0

Hikmah Cahya X

Hikmah Cahya X

maaf yah ...
crita nya agak bolak balik..
jadi bingung 🙏🙏
tapi tetap semangat yh kk

2021-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!