Venus bersila kaki di atas sofa, potato snack di tangannya sudah habis ia lahap sebagian. Televisi yang menayangkan sebuah drama hanya sesekali dia lirik, pikirannya sibuk bertanya-tanya dengan kejadian pagi di kampus.
“Sepuluh tahun lalu?”
“Sepuluh tahun lalu kenapa?” Hera muncul tiba-tiba merebut snack Venus dan duduk di sampingnya.
“Kakak, tadi pagi Noah tiba-tiba saja menarik Athena, ternyata mereka sudah saling mengenal dari sepuluh tahun yang lalu.”
“Memang kenapa?”
“Hmm... Rasanya aneh saja, kok bisa Athena mengenal mereka?”
“Tidak lebih aneh jika kau tahu gadis itu adalah calon istri Noah.”
“APA?” Venus melebarkan matanya menatap Hera yang malah santai melahap snack miliknya.
“Reaksi macam apa itu? Kau tidak seperti itu saat tahu aku adalah tunangan dari Presdir Helios.”
“Aaaahh, entahlah, aku tidak percaya saja.”
“Apa kau menyukai Noah?” Venus mengembungkan pipinya, dia merebut kembali snacknya dari tangan Hera.
“Tentu saja tidak, meskipun dia tampan tapi dia bukan tifeku.”
“Benarkah?”
“Tentu saja,” Jawab Venus seraya merogoh snacknya, namun sayang sekali dia tidak mendapatkan snacknya tersisa di dalam.
“Habis?” Venus membalik bungkus snacknya menggoyangkannya berharap masih ada sisa, yang keluar hanya serbuk kecil sisa-sisanya saja. Dia menatap Hera dengan nanar.
“Apa?”
“Kenapa kau menghabiskan snackku? Ini snack terakhirku. Huaaaa...”
Hera terlalu terkejut untuk menjawab ketika melihat Venus menangis hanya karena snacknya habis. Kekanak-kanakan sekali.
---
Di rumah keluarga Helios, Ares mendapati Noah begitu terburu-buru menuruni tangga dari kamarnya. Dia bahkan melewati Ares tanpa berkata apapun, baru setelah Ares memanggilnya Noah berhenti dan berbalik.
“Noah?”
“Iya.”
“Mau kemana malam-malam?”
Noah terlihat berpikir, “Ah, aku—ada yang harus kulakukan, tugas kuliah, iya tugas kuliah?”
“Tugas kuliah? Tumben sekali,” Ares mengerutkan keningnya.
“Ah, sudah ya kak, aku bisa terlambat.”
Ares masih berdiri sambil berpikir ketika Noah sudah pergi, aneh rasanya mendengar Noah mengucapkan tugas kuliah, sepuluh tahun terakhir Noah sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Belum selesai berfikir dengan Noah, Orion berlari dari tangga dan menghampirinya.
“Di mana Noah, Kak?”
“Keluar, dia bilang ada tugas kuliah.”
“Aish, tugas kuliah apanya? Kau tertipu olehnya, tadi pagi saja dia hampir memukul kepala Athena dengan buku.”
Ares membelalak, “Dia sudah tahu?”
“Dia pasti mencarinya, Kak Hera memberi tahu kami ada junior baru di tempatnya, Noah pasti ke sana.”
“Argh, gadis itu, sudah kubilang jangan katakan apapun. Ayo susul dia.”
Orion mengangguk, dia dan Ares berjalan menuju mobil Ares untuk segera pergi menyusul Noah.
---
Athena memainkan bolpoin di tangannya, sama sekali tak ada pelajaran yang masuk ke otaknya meski dia membaca sampai berulang kali. Dia terus mengingat pertemuannya dengan Noah tadi pagi. Sudah jelas dalam pikirannya apa yang akan terjadi. Hidupnya tidak akan setenang seperti sepuluh tahun terakhir.
Athena pun menaruh bolpoinnya, dia memilih keluar dari kamarnya. Pandangannya mendapati Venus dan Hera di ruang televisi tengah ribut masalah snack yang habis, dia hendak menghampiri mereka namun suara pintu terbuka dengan paksa membuatnya mengurungkan niat.
“Di mana dia?”
Orang itu adalah Noah, caranya yang kelewatan membuka pintu membuat semua orang di dalam rumah itu terkejut, tidak terkecuali Athena yang masih berdiri di tangga.
Tak menunggu jawaban, saat melihat Athena, Noah langsung bergerak mendekat ke arahnya.
“Ayo pergi.”
“Ke mana? Ini sudah malam.”
“Bermain.”
Tak peduli waktu yang semakin larut, Noah tetap menarik Athena pergi ke luar.
Beberapa saat setelah kepergian Noah dan Athena, Hera dan Venus kembali dikejutkan dengan kedatangan Ares dan Orion yang terburu-buru.
“Di mana Noah?” Tanya Ares
“Aiissshh, apa keluarga kalian tidak mengajari kalian cara bertamu ke rumah orang? Lain kali seperti aku harus mengunci pintu depan lebih awal.” Rutuk Hera kesal.
“Maaf, kami hanya khawatir tentang Noah.” Ucap Orion.
“Khawatir kenapa? Apa salahnya seorang pria datang menemui calon istrinya. Noah bukan anak kecil lagi, kalian terlalu berlebihan mengkhawatirkannya sampai seperti ini.”
Benar apa yang Hera katakan, dia berhasil membungkam Ares dan Orion. Keduanya saling berpandangan. Sifat kekanakan Noah, membuat dua saudaranya itu melupakan bahwa saudara bungsu mereka sudah dewasa.
---
Deburan ombak terdengar teratur beriring angin semilir yang berhembus. Purnama di cakrawala bertemanan gemintang memancarkan Aurora. Keduanya—Noah dan Athena—berdiri berhadapan dengan tangan yang masih bergandengan di dermaga. Untuk beberapa saat Noah tertegun menetap wajah ayu Athena. Sepuluh tahun berlalu, gadis itu tumbuh dengan sangat baik, matanya begitu bersinar, hidung mancung serta bibir mungil dan tipis, terlihat sempurna di mata Noah.
“Untuk apa ke sini?”
Pertanyaan Athena menyadarkan Noah dari lamunannya. Noah menelan saliva untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Kecanggungan melanda dirinya, tapi ia berusaha menutupinya.
“Jelaskan, kenapa sepuluh tahun lalu kau pergi tanpa memberi tahuku?”
“Kenapa aku harus menjelaskan padamu?”
“Kau tidak merasa bersalah telah meninggalkanku?”
“Tidak!”
Lagi-lagi Noah terdiam, sorot mata tajam Athena membuat hatinya sakit. Meski selalu menutupinya dari orang lain, tapi selama sepuluh tahun terakhir Noah selalu menunggu Athena, berharap gadis itu kembali dan bermain bersamanya lagi. Dulu, ketika Athena bilang 'Tidak!’, Noah masih akan tetap mengganggunya, tapi kali ini dia tidak mampu berbicara lagi.
“Kalau tidak ada yang ingin kau katakan lagi, biarkan aku pulang.”
Athena menatap tangannya yang masih bergandengan dengan Noah, bergegas ia lepaskan berniat pergi. Sebelum itu terjadi, Noah menariknya, membuat tubuh Athena kini menempel dengannya. Terkejut Athena dibuatnya, dia mendongak menatap wajah Noah yang begitu dekat dengan wajahnya hingga dia mampu merasakan hembusan nafas Noah.
“Jangan coba-coba pergi dariku lagi, kau harus menemaniku bermain, kau harus menebus masa kecilku yang berlalu tanpa kesenangan tanpamu. Athena, kau milikku. Jika kau berani melangkah sejengkal saja dari sini, kuharap Neptunusku mengamuk dan menenggelamkan tubuhmu ke dasar lautan.”
“Kau gila. Lepaskan aku!”
Athena meronta, dia memukul dada Noah berusaha melepaskan diri dari pelukannya. Namun tenaga Noah tak sebanding dengannya. Hanya saja rontaan Athena mampu membuat Noah terdorong kebelakang. Tubuh Noah yang berdiri terlalu ke pinggir, membuatnya terpeleset dan terjebur ke laut bersama Athena yang tertarik olehnya.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
wez aq mampirin 3 bab nih thor.. plus like like nya..
bacanya nyicil 😁
.
.
ditunggu feedback nya yooo 🤗
2020-06-15
1
Chino kafu
aku like ke enam puluh hehe
2020-05-12
1
제크린
ganteng yaaa visualnya😍😍
2020-04-03
1