Dengan berpikir cepat Thubi menenangkan batinnya dengan sekuat tenaga mencoba tenang sambil memikirkan solusinya. Tak semudah itu ia menyerah dan tak akan pernah ada orang yang akan menghalanginya, setidaknya mencoba berusaha. Jikapun tak bisa di ubah lagi keputusannya. Kali ini ia benar-benar pasrah.
Thubi menatap ponselnya, sudah menunggu 4.380 hari untuk memendam seluruh perasaannya pada Lubi kini hanya dengan sedikit lagi. Perasaannya akan tersampaikan.
Thubi memesan 4.380 tangkai bunga mawar nuansa putih dan berwarna-warni ia pesan secara khusus. Untuk mengungkapkan hatinya.
Dia kini sudah berlutut siap menunggu jawaban dari bibir mungilnya Lubi.
Namun masih tak ada reaksi sama sekali.
Adrian mencoba berjalan mendekat, dia memberikan kesempatan untuk Lubi memilih sesuai pilihannya, tanpa ada paksaan dan tekanan apapun itu.
Kini Lubi menatap Thubi yang menunggu dengan keringat yang mulai keluar mengucur.
"Maaf aku gak bisa..." Lubi tak berani menatap Thubi langsung.
"Tapi K~~~~amu gak bisa ninggalin begitu aja."
Lubi berjalan menghindari.
Thubi hampir menarik tangan Lubi namun ditahan Adrian.
"Jangan pernah memaksa perasaan orang lain."
Suara Adrian agak meninggi.
Thubi menarik kerah baju Adrian dan hampir meninju rahang Adrian. Namun Shiren, menahan menjerit.
"Stop! jangan buat keributan di sini, kalau sampai ada yang berbuat kekerasan, tidak segan..."
Thubi melepaskan cengkraman tangannya dan memilih menahan amarahnya kali ini.
Dan Adrian mengikuti langkah Lubi dari belakang. Mempersilahkan Lubi masuk kedalam mobil.
Thubi menatap Shiren yang langsung masuk kedalam mengunci pintu, semuanya seolah hambar, runtuh sudah rencana yang dibuat Thubi. Ingin mengejar Lubi namun entah ia melewatkannya begitu saja, bisanya apa hanya menggepalkan tangan secara gemetar. Menatap Lubi yang lebih memilih pergi bersama Adrian ke dalam mobil. Jika memang itu terlalu mengejutkan bagi Lubi. Mungkin Thubi harus lebih bersabar lagi.
Kali ini Adrian seakan menang satu kosong dari Thubi.
Entah apakah benar keputusan Lubi, atau ia termakan emosi saja saat itu.
Lubi menatap Thubi yang menutup kembali kotak cincin tersebut, dari dalam kaca mobil yang tidak menerawang.
Namun tanpa sepengetahuan Thubi kotak cicin tersebut terjatuh dirumput.
..............
"Kita mau ke mana?"
Suara Adrian memecahkan lamunan Lubi.
"Ke kantor saja."
Ucap Lubi suaranya serak hampir tak terdengar.
"Jika memang butuh ketenangan, Aku siap nemenin kamu jalan-jalan dulu."
"Kamukan masih ada praktek jam segini."
Lubi seakan menolak halus.
"Ah nggak, bisa di atur kok. Nyantai aja. Sepertinya kamu yang butuh ditemenin."
"Jika kamu di posisi aku? apa yang aku lakuin akan kamu lakuin juga?"
Tiba-tiba Lubi menanyakan itu pada Adrian.
"Tergantung apa yang kamu rasain."
Adrian menghidupkan mesin mobil dan melaju meninggalkan tempat itu.
......
Thubi menghempaskan seluruh bunga yang berjejer rapi, tak lama ia meremas seluruh kuntuk mawar, ya kini tangannya sudah terluka oleh duri-duri mawar, bisanya apa lagi jika ia tak berhak atas perasaan Lubi untuk saat ini.
Thubi menelpon seseorang di seberang sana.
"Lakukanlah, aku menyetujui rencana selanjutnya."
Dari suara seberang tampak merespon suara Thubi. Dan tak lama Thubi meninggalkan tempat itu dan hanya membawa keranjang yang berisi surat-surat warna-warni yang ia simpan selama 4.380 hari.
Shiren menatap Thubi dari lantai dua kamar, dengan menutup kembali hordeng kamar tak lama asisten rumah tangga mengetuk pintu kamar.
"Tadi di depan halaman ada kotak ini."
Dengan menyerahkan kotak tersebut ke tangan Shire .
Asisten rumah tangga tersebut menutup kembali pintu kamar.
"Inikan kotak cincin Thubi tadi?"
Perlahan Shiren membuka kotak tersebut tak lama, ia cincin yang masih berkilau, nampak di dalam cincin tersebut angka-angka terukir rapi.
"Pasti Lubi tahu angka-angka apa ini?
Shiren menyimpan kembali cincin tersebut ke kotaknya lagi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Wisnu Mahendra
14 tahun
2022-10-07
0
Hanifah Ifah
4.380 hari
2020-06-24
1
Siti Asmaulhusna
😷😰
2020-05-24
1