Episode 2

Tak semudah itu membuang kenangan yang sudah berakar direlung hati.

Cinta pertama itu kini tak memihak, sungguh Lubi kini memikirkan perkenalan dengan dokter muda yang tampan, dari Shiren beberapa bulan yang lalu.

Tak perlu bersedih, dengan telinganya sendiri. Lubi mendengarkan penolakan itu sekalipun menyakitkan.

Thubi telah menolak perjodohan dengan dirinya.

Awalnya Lubi menolak perjodohan tersebut, namun begitu bahagianya Lubi setelah ia melihat foto lelaki yang akan dijodohkannya adalah cinta pertamanya saat dibangku sekolah dulu.

Serasa terbang ke awan perlahan, ternyata ia salah sangka, cinta pertamanya belum menikah. Sangat percaya diri, Lubi terus mengait-ngaitkan tiap kejadian, mimpi bertemu dengan laki-laki cinta pertamanya.

Namun kepedihan itu makin membenam, ia patah hati atas penolakan dari mulut Thubi langsung.

Seharusnya ia tak perlu berharap, pada laki-laki yang diagungkan.

Pada akhirnya Lubi lebih berdosa jika terus menanam perasaan yang luar biasa itu.

Benar perkataan sahabatnya, mencintailah sewajarnya karna kita tidak tahu suatu saat akan membencinya, dan bencilah sewajarnya karna mungkin suatu saat akan jatuh cinta padanya.

Lubi memilih kabur ke rumah Shiren yang sibuk menyusui bayi kembarnya.

Shiren sudah tahu Lubi dengan perasaannya. Shiren mendengarkan semua keluhan Lubi, matanya sudah berkaca-kaca mulai tumpah.

"Bodoh, ngapain masih mau di ajak ketemu sama orang yang udah nolak mentah-mentah." cerca Shiren kesel ngeliat sahabatnya digituin.

Wajah Lubi memerah menahan sesak.

"Kalau sampai masih mau juga tetep dibodohin sama cowok yang udah nolak, sama aja kayak nyebur kelubang sama, belum apa-apa udah buat nangis, aku bilang juga apa, cowok kayak gitu dikasih pelajaran dulu."

Shiren gregetan banget denger cerita Lubi.

"Dikasih pelajaran maksudnya?"

Lubi menoleh ke arah Shiren

"Ya bolehlah, kalo emang dia mau minta maaf dengan narik ucapannya gitu, toh itukan Mamahnya yang merasa bersalah atas kelakuan anaknya. Bukan dari anaknya langsung, ngapain juga mau diajak ketemuan, biarin aja..."

"Mamahnya langsung ke kamar minta maaf, sambil ngomong...."

"GAK, jangan pernah kasih kesempatan, kecuali anaknya datang langsung memohon berlutut minta maaf, dan jangan pernah mau ngangkat telpon dari si cowok itu, atau di ajak ketemuan."

"Terus, kalo dia nelpon trus..."

"Ya biarin aja, biar dia juga ngerasain, jangan pernah mudah mau dibujuk, jangan keliatan banget kalo ngebet banget, jual mahal dikit. Biar dia juga tahu rasanya enak gak menunggu gak ada kabar."

Lubi terdiam, sejenak ia menatap ponselnya dari semalam udah hampir lima puluh kali panggilan tak terjawab, belum whats up nya dengan emoticon permintaan maaf ditambah bunga yang terkirim di depan rumah dan ucapan maaf.

"Awas kalo gampangan kasian nerima permintaan maafnya." ancam Shiren menoleh ke Lubi yang rebahan di sofa.

Lubi manyun menatap layar ponselnya.

Sebenarnya kenapa jadi seribet itu, setelah sekian lama gak pernah ketemu.

Malah endingnya kayak gini.

Satu sisi Lubi udah kasian, tapi egonya mulai sakit jika ingat sikap cowok itu kemarin dari pura-pura gak kenal dan

Malah ngomong gak setuju dengan perjodohan itu.

Dan dengan tiba-tiba mau minta maaf, emang baginya mudah asal narik omongan aja, apa dia kira, gak punya perasaan apa? Mana rame di hadapan temen arisan Ibu.

Lubi menutup wajahnya dengan bantal sofa, berharap semua ini hanya mimpi.

"Kenapa gak coba kenalan dulu sama si dokter? siapa tahu cocok? gak ada salahnya kan?"

Shiren menawarkan sepupunya itu sang dokter muda yang ganteng.

Emang sempet ketemu beberapa kali sama Lubi.

Lubi menggeleng pelan.

"Aku gak mau hanya karna pelampiasan aja, gak mudah. Emang dikira warung. Bisa buka tutup aja sesuka hati."

"Kan gak salah dicoba dulu, meski sampai kapan menutup hati, sementara diluar sana banyak cowong yang ngantri buat ngelamar. Makannya gak nikah-nikah, inget umur, inget ya, bulan depan Vio nikah, nah kamu masih sibuk dengan masa lalu yang gak jelas sama sekali."

Lubi seakan diserang peluru batinnya bertubi-tubi, memang sakit. Namun masa lalu itu begitu kuat menahannya terkurung.

Tak lama poselnya bergetar, nomor dari semalam muncul kembali di layar ponselnya.

Lubi hanya terpaku menatapnya.

Apa sebaiknya diberi kesempatan? mungkin Thubi khilaf ngomong itu, atau dia gak sadar kalo aku wanita yang dijodohkan untuknya.

Jemarinya seakan ada keberanian untuk menerima panggilan tersebut, namun Shiren lebih dahulu melotot.

Lubi manyun, menutup bantal ponselnya.

"Sebaiknya pikirin baik-baik, renungi akibatnya, dan harus siap nerima konsekuensi setiap keputusan yang diambil." Shiren menepuk bahu Lubi sambil menggendong bayi kembar satunya yang sudah tertidur, dan satunya udah terbaring ditempat tidur.

........

"Non, ada tamu di bawah."

Asisten rumah tangga mengetuk pintu kamar.

"Iya, mbak sebentar ya."

"Shiren langsung mengambil jilbabnya.

"Bentar ya Bi...please jagain anakku yang satunya ya..."

Lubi mengangguk. Mendekati baby twins satunya yang udah nyenyak bobok.

Shiren menuruni anak tangga, dengan pelan berjalan.

Namun tak ada siapapun dibawah.

Pintu setengah terbuka.

Ada buket mawar putih dan secarik kertas.

Shiren membacanya.

"Jadi dia tahu Lubi disini?"

Shiren membawa buket mawar itu kelantai atas.

"Kayaknya ada mata-matain deh, ini buat kamu, baca aja pesan dikertas itu."

Lubi pelan-pelan beranjak bangun dari tempat tidurnya, takut si baby bangun.

"Kok buat Aku?"

Lubi kebingungan mengambil buket mawar putih itu.

"Baca aja!"

Harusnya bisa berikan maafmu sejenak.

By: Thubi

Lubi mendekati jendela kamar.

Nampak di sana parkir mobil putih membuka jendela kaca mobil, dengan melambaikan tangannya kearah Lubi sambil tersenyum tak lama kedua tangannya Thubi seolah memohon maaf sambil dengan wajah penyesalan.

Lubi langsung menutup hordeng kamarnya.

"Awas kalo berani turun nemui cowok itu." ancam Shiren.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Siti Asmaulhusna

Siti Asmaulhusna

😈😈

2020-05-24

1

Miss Mellow

Miss Mellow

semgt thot

2020-05-12

1

Fina firo

Fina firo

hahahaha lucu

2020-05-05

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Kisah sebelum pertemuan menikah ( flash back)
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85 (Edisi spesial terakhir ending)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Kisah sebelum pertemuan menikah ( flash back)
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85 (Edisi spesial terakhir ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!