El sudah kembali ke kamarnya setelah selesai berbicara cukup lama dengan papanya. Dia merebahkan diri di ranjang empuknya dan berguling kekiri dan kekanan. Pikirannya melayang jauh mencari cara menjelaskan pada Leo jika mulai hari senin besok dia akan bekerja di perusahaan sahabat papanya.
"Simpa pa pa polyubila
Parneyy ona manila
Brodyagu polyubila
Ona evo polovina"
Suara dering ponsel di atas nakas membuyarkan lamunan El yang sedang melanglang buana.
Di raihnya ponsel tersebut dan ternyata Leo sedang melakukan panggilan video. Dia mengeser tombol hijau dan langsung menampakan wajah kekasihnya yang sedang terlihat kesal disana.
"Kemana aja sih bee baru di angkat telepon aku? Aku udah telepon kamu puluhan kali tau gak." Suara Leo terdengar menahan kekesalan.
"Maaf bee tadi aku makan malem trus di ajak ngobrol sama papa. Ponsel aku tinggal di kamar. Jadi gak tau kalau kamu dari tadi telepon aku."
"Mangkanya kalau kemana-mana ponsel di bawa jangan main tinggal gitu aja. Kalau kayak gini kan aku yang kesel. Aku udah mikir aneh-aneh. Aku khawatir kamu pergi sama pria lain."
"Iya.. iyaa maaf. Lain kali aku bakal bawa kemana aja ponselnya. Mangkanya kamu jangan negative thinking mulu sama aku bee. Jadinya kesel sendiri kan?"
"Kok kamu jadi nyalahin aku. Aku gini karna sayang sama kamu. Aku cuma takut kehilangan kamu. Kamu gak ngertiin banget sih bee." Suara Leo sudah mulai meninggi dan itu artinya El tidak bisa membantah lagi ucapannya. Dia cuma harus minta maaf agar masalah ini selesai. Karna jika dia menjawab lagi sudah dipastikan Leo akan benar-benar marah padanya.
"Iya bee aku minta maaf ya. Udah jangan ngambek lagi nanti gantengnya ilang."
"Kalau gantengnya ilang kenapa? Kamu mau ninggalin aku. Hah?"
El menghela nafas panjang. Lagi-lagi dia salah bicara. Leo memang benar-benar sangat sensitive dengan setiap kata yang El ucapkan. Dia harus memilih kata yang tepat agar kekasihnya itu tidak salah tanggap.
"Bukan begitu bee. Aku akan selalu sayang kamu. Aku gak bakalan ninggalin kamu apapun yang terjadi."
"Benarkah?"
"Iya sayangku."
"Janji ya bee. Kamu gak bakalan ninggalin aku. Kamu akan selalu nerima aku apapun yang terjadi."
"Iya bee. I am promise." El tersenyum sambil mengacungkan dua jari.
Setelah cukup lama ngobrol ngalor ngidul tak berfaedah akhirnya Leo mematikan panggilannya dengan syarat besok mereka akan makan siang bersama sebagai pengganti makan siang tadi yang gagal.
El meletakan kembali ponselnya di atas nakas. Dia belum menceritakan pada Leo tentang rencananya mulai bekerja hari senin besok. El merasa saat ini bukan waktu yang tepat. Karna suasana hati kekasihnya itu sedang tidak baik.
Dia berencana akan memberi tahunya besok saat makan siang sembari sekarang memikirkan cara agar Leo bisa mengerti keadaannya yang harus bekerja di perusahaan sahabat papanya.
***
El sedang menuruni tangga menuju pintu keluar rumahnya saat sudah mendapat pesan singkat dari kekasihnya yang mengatakan dia sudah menunggu di depan gerbang.
"Lama bee nunggunya?" El sudah duduk di samping kemudi. Dengan nafas yang masih naik turun karna dia berjalan cepat agar Leo tidak menunggunya terlalu lama. Karna sudah bisa di pastikan mood kekasihnya itu akan berubah menjadi sangat buruk saat menunggunya terlalu lama.
"Kamu kok cuma pakai softlens sih? Kenapa gak pakai make up bee?" Leo menatap El dengan wajah terlihat begitu kesal.
Huft lagi-lagi dia kesal.
"Kan kamu gak suka orang lain melihat mata hazelku jadi aku pakai softlens hitam. Dan kata kamu kemarin aku make up nya ketebelan. Padahal aku cuma pakai bedak tipis. Jadi aku pikir kamu lebih suka aku gak pakai make up sama sekali."
"Kemarin emang ketebelan. Tapi bukan berarti aku suka kamu gak make up gini. Aku pengen kamu make up natural gak menor."
"Yaudah aku masuk lagi bentar buat make up." El sudah hampir membuka pintu mobil namun diurungkannya saat mendengar perkataan Leo.
"Gak usah kelamaan aku nunggunya."
Leo memutar kemudi dan melajukan mobilnya menembus jalanan perumahan El.
El hanya bisa menghela nafas panjang melihat kelakuan kekasihnya.
Untung sayang kalau gak udah aku ceburin ke empang.
Mereka sudah duduk berhadapan di sebuah restoran di tengah kota. Seperti biasa Leo yang memesan semua menu yang akan mereka makan. Dan sudah bisa dipastikan semua makanan yang dipesan memiliki porsi kalori yang seimbang, rendah lemak dan karbohidrat. Saat bersama Leo benar-benar menjaga asupan makanan El agar berat badan El tetap ideal.
Mereka makan dengan saling bercanda dan melempar senyum. Karna pada dasarnya Leo adalah pria yang humoris dan penyayang. Dan ini yang selalu membuat El begitu mencintai Leo. Walau terkadang Leo akan menjadi sosok yang baper jika menyangkut tentang dirinya. Dia yang akan begitu cemburu dengan keberadaan para pria di sekitar El.
"Bee ada yang mau aku bicarain. Nanti sebelum pulang mampir ke taman kota ya."
Leo langsung menghentikan makannya. Dia meletakan sendok dan garpunya di atas piring. Dia menatap El dengan pandangan heran karna biasanya El akan langsung mengatakan apapun tanpa pemberitahuan seperti ini. Apa lagi El meminta berbicara di taman kota. Ada rasa khawatir yang muncul di hatinya.
"Kamu gak mau putusin aku kan bee?" Leo memegang tangan El di atas meja, dia menatap lekat wajah kekasihnya.
"Pppffff..... " El tertawa dia tidak menyangka Leo mengira dia akan memutuskannya.
"Enggak bee. Kok kamu mikirnya gitu?" tanya El saat sudah bisa menghentikan tawanya. Terdengar suara helaan nafas Leo menandakan ada kelegaan setelah mendapat jawaban El.
El menggengam tangan Leo yang berada diatas tangannya. Ditatapnya dengan penuh cinta pria yang sudah mengisi hari-harinya setahun belakangan ini. "Aku gak akan ninggalin kamu bee. Aku sayang sama kamu. Kita akan bersama selama-lamanya. Gak akan ada yang bisa misahin kita sampai maut datang menjemput."
"Makasih bee kamu masih tetap mau sama-sama aku saat kamu sudah tau banyak kekuranganku. Dan tolong tepati janjimu untuk tetap disisiku sampai kita menua bersama." El hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.
Mereka kembali menghabiskan makanan masing-masing. Dan sesekali Leo akan menyuapinya bahkan mengelap bibir El dengan tisu. Hal ini selalu berhasil membuat dada El berdegup kencang.
Namun tiba-tiba muncul kekhawatiran bagaimana reaksi Leo saat dia memberitahu keputusannya untuk bekerja di perusahaan sahabat papanya. El hanya berharap apapun yang terjadi nanti dia tidak mengecewakan kedua pria yang sangat dia sayangi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Esther Nelwan
El klw cinta tuh kgk bakal mukul...it hubungan udh toxic y kgk sehat
2023-01-20
0
N Wage
aku bukannya gak suka perhatian tp kalau sdh berlebihan dan bikin gak nyaman apalagi smp main tangan udah deh tinggalin aja tuh pasangan.kalau berpisah tp kamu msh terancam,itu kamu sdh perlu bantuan orang lain utk keamanan kamu.
pengalaman sendiri,pernah ketemu laki2 spt ini.walau dalihnya sayang dan cinta,tetap saja kalau perilakunya sdh bikin gak nyaman itu namanya bukan cinta tp sakit jiwa!!!
2022-12-07
0
Mom F
Batin amat punya cwo kya si Leo... 😇😌
2022-02-18
1