masa lalu

Pagi ini Reno sedikit malas untuk beranjak dari kasur nyaman nya.

Ia masih menggeliat di bawah selimut tebal nya dengan mata terpejam.

Seketika mata nya terbuka saat mengingat insiden malam tadi.

Ada sesuatu yang masih menjadi buah fikiran nya. Reno mulai tak sadarkan diri, memberi perintah pada pak Mul agar mencari biodata diri Jihan.

Pagi ini ia baru mengingat, alasan apa yang akan ia jelaskan pada pak Mul yang mulai berontak jiwa kepo nya.

"Kenapa jadi kefikiran tu orang lagi sih... Buat apa juga cari info soal dia! Bisa berabe ini jiwa kepo nya pak tua itu. hadeeehhh....." oceh Reno seraya menepuk dahi.

"Dia di cerai suami nya. Yang aku tau, suami nya itu breng**k!! Yang lebih memilih wanita jalang ketimbang anak istri nya. Dia lelaki yang masih menggilai dunia makan, yang tega menyakiti Jihan tanpa ampun. Bodoh nya Jihan meninggal kan karir nya dulu demi laki2 sia*** itu. Bahkan sekarang Jihan hanya menafkahi anak nya sendiri. Di usia nya yang terbilang masih muda sudah harus menanggung luka hati dan trauma yang dalam." Terngiang di kepala Reno saat Melanie berbicara panjang lebar.

Lamunan Reno buyar saat pintu kamar di ketuk.

Reno segera beranjak dari ranjang dan membuka pintu.

Betapa terkejut nya Reno melihat Rachel yang ada di depan nya kini.

Sesuatu yang di lupakan pak Mul adalah mengganti sandi pintu apartment.

Jelas saja Rachel mudah untuk masuk.

"Selamat pagi sayang..." Rachel mengecup kilas bibir Reno yang hanya terdiam mematung.

"Kenapa masuk sesuka hati mu." ucap Reno seraya membalik kan badan.

Rachel dengan cepat memeluk tubuh kelar Reno dari belakang.

"Ku mohon...sebentar saja seperti ini," Pelukan Rachel semakin erat. Merasakan aroma tubuh Reno yang telah lama tak di rasakan nya.

"Keluarlah...." Reno melepas tangan Rachel yang melingkar di tubuh nya.

Rachel menitikan air mata memeluk paksa Reno. Memeluk nya dengan erat.

"Jangan buat aku semakin kasar pada mu, bahkan aroma tubuh mu pun sudah membuat ku mual." tegas Reno seraya mendorong sedikit menjauh tubuh Rachel.

"Kau yang membuat ku menjadi wanita tanpa pendirian. Dingin nya sikap mu membuat ku dulu ragu akan cinta mu Ren..."

"Aku berfikir karir ku dulu lebih penting dari pada perasaan ku. Kau selalu gagal meyakinkan hati ku, Namun ternyata aku tak bisa hidup tanpa mu." Pecah tangis Rachel memenuhi seluruh ruangan.

Reno tertawa sinis,

"Kau bilang itu cinta?? Saat tubuh mu juga di nikmati lelaki lain." ucap Reno dengan nada tinggi.

"Kau tau, jika wanita yang kutiduri bukan karna cinta. Dia pasti ku berikan uang, atau apa pun yang dia minta selain hati ku! Begitulah lelaki yang tidur dengan wanita yang bukan kekasih nya Rachel." imbuh nya lagi.

"Aku tidak melakukan itu Reno. Aku hanya ingin mencari lelaki yang benar-benar serius mencintai ku. Dan dia hanya memanfaat kan tubuh ku." tegas Rachel lagi.

Reno menarik tangan Rachel keluar dari kamar nya hingga Rachel tersungkur di depan pintu.

"Lelaki yang memanfaat kan tubuh mu itu lah yang membuat mu menjadi sangat terkenal di Negara xx sebagai model hingga kini."

"Pergi dan lupakan hubungan kita!" bentak Reno seraya menutup pintu dengan keras.

Kenyataan nya, aku tak bisa melupakan mu Reno. Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan ku.... Batin Rachel lirih.

******

Dirumah sakit...

"Kamu makan yang banyak Jihan, biar lekas sembuh. Lanjut makan obat lagi, biar tu kaki gak nyeri. Terlihat sudah mulai berkurang bengkak nya." ujar Melanie sambil menyuap kan nasi ke mulut Jihan.

"Kenapa bisa begini kak Mel, maaf aku merepotkan mu. Aku sama sekali tak ingat apa yang terjadi semalam. kepala ku masih sakit," ucap Jihan memijit pelipis nya.

"Jangan fikir kan apa pun. Makan lah dulu, tadi aku sudah menelepon ke kantor mu. Dan meminta ijin sakit mu beberapa hari ini," Melanie membelai pucuk rambut Jihan.

Jihan membuka ponsel nya melihat banyak panggilan tak terjawab, bahkan puluhan pesan dari Vino.

Malas untuk sekedar membaca atau pun membalas pesan itu Jihan kembali mengabaikan ponsel nya.

Jihan kembali melirik pesan gambar yang masuk.

Kakak Jihan mengirimkan beberapa foto Hero dengan berbagai pose.

Senyum manis terpancar di wajah Jihan.

*****

Di tempat lain....

Reno menatap sekilas gedung yang kemarin malam ia masuki saat melintas di depan nya.

Membuat nya teringat tentang kondisi Jihan.

Ketika memasuki ruangan pun sepintas ia melirik ke arah meja kerja Jihan yang kosong tanpa penghuni.

Reno masuk ke ruangan nya dan segera membuka laptop kerja nya.

Ia membuka email yang di kirim pak Mul.

Berisi biodata Jihan.

"Tidak ada yang menarik..." gumam nya.

Reno meraih ponsel dan menyambungkan panggilan...

"Selamat pagi pak, saya baru saja keluar dari rumah sakit untuk mengurus administrasi Jihan." sahut pak Mul.

"Eumm...oke... lalu...euum..." ucapan Reno terpotong.

"Kondisi nya sudah lebih baik, luka dan bengkak di kaki nya juga hampir sembuh. Tinggal pemulihan dan mungkin sore ini dia sudah di ijinkan pulang." tegas pak Mul memotong ucapan Reno.

Reno gelagapan mendengar pak Mul yang jelas tau apa yang ada di fikiran Reno.

"Kenapa harus kau jelaskan apa yang tidak ingin ku tanya kan! Cepat kembali ke kantor, ada banyak jadwal untuk ku hari ini." bentak Reno seraya memutuskan sambungan.

"Dasar ayam tua, bisa bisa nya semakin lantang." ujar Reno kesal.

Kembali ia menatap foto Jihan,

Bukan wanita tipe Reno. Hanya saja ketika memandang nya, Reno semakin tertarik dan penasaran.

******

"Kamu sudah mencoba cara lain untuk mendekati Reno lagi?" Tanya Misca ibunda Reno.

"Entah lah tante.... kali ini butuh waktu yang cukup lama mungkin untuk meluluh kan nya lagi." jawab Rachel lirih.

"Kamu yakin Reno masih mencintai mu?" Pertanyaan Misca sontak membuat Rachel membulat kan bola mata nya.

"Kenapa tante bertanya seperti itu!? Tante lihat sendiri bagaimana ia tetap menunggu ku kembali dengan waktu yang cukup lama. Dan Reno masih saja sendiri bukan!?" Tegas Rachel.

Misca memeluk Rachel dengan lembut.

Membelai pundak wanita yang ia percayai sepenuh hati.

Sebenarnya memang Reno tak menceritakan mengapa ia memutus kan Rachel. Setau Misca, Reno tak ingin Rachel pergi ke luar negeri demi karir modeling nya.

"Reno itu berhati lembut, walau terlihat dingin. Ia bisa mencintai seperti ingin memiliki seisi dunia ini. Namun sulit jika benar-benar terluka. Ia benci kebohongan. Jika kamu melakukan itu untuk hal yang benar, tante yakin lambat laun hati nya akan mengerti betapa kamu mencintai nya." ucap tante Misca seraya menghapus air mata Rachel.

Entah itu cinta atau ambisi, Rachel nekat berselingkuh bahkan tidur dengan bos besar rumah produksi yang cukup kondang. Bahkan Reno mengenal nya dengan baik sebagai rekan sesama pengusaha.

DEMI SEBUAH KETENARAN.

Terpopuler

Comments

Liyaya Boya

Liyaya Boya

cerita yang menarik jadi penasaran

2021-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!