Dengan nafas tersengal, Melanie berlari tegesah-gesah meninggal kan bazaar.
Ia meraih ponsel dari dalam saku, memberi tahu Jihan karna meet time mereka terpaksa batal.
"Ohhh... oke, gak apa-apa kak Mel. Yaudah take care kak...bye...," ucap Jihan, yang mendapat telfon dari sang empunya janji.
Ia menatap nanar layar ponsel nya...
"Semoga bahagia kamu kak Mel," gumam Jihan.
Jihan terus melangkah menyusuri setiap stand bazaar, begitu banyak orang di sana. Dan hanya ia lah yang berjalan seorang diri.
Ia teringat dengan sepatu yang ingin ia cari.
Melihat ke arah ujung, ada stand penjual hells yang sedang sale besar-besaran.
Begitu banyak orang, Jihan mulai terhimpit sana sini dengan tubuh mungil nya.
Hingga seorang wanita bertubuh gempal, mendorong Jihan sampai ia terjatuh.
"Aaww.....ya ampun! kasar banget sih," umpat Jihan yang tersungkur di belakang kerumunan orang.
Jihan pergi meninggal kan area bazzar.
Duduk di halte sambil membersihkan celana nya yang kotor. Lengan siku nya terluka, Jihan meringis membersih kan luka itu.
Betapa apes nya aku....
Luntur sudah selera ku berburu sepatu sale!
ya ampunnn.....sakit nya.
*****
"Setidak nya, kamu beri Rachel kesempatan sekali lagi Ren. Bagaimana pun, dia sudah menunjukkan penyesalan nya. Dan lagi, dia wanita yang tepat untuk mu. Memiliki kesetiaan yang besar meski cukup lama jauh dari kamu," ucap mama Reno.
Namun, Reno terus berjalan pergi tanpa menghiraukan ucapan sang mama.
Masuk ke mobil dan melaju pergi meninggal kan rumah.
Reno lah yang tahu pasti bagaimana perasaan nya, dan tentang kesetiaan yang di tunjuk kan Rachel.
. . . .
Reno melaju kan mobil nya dengan cepat.
Pergi tanpa arah tujuan dengan perasaan kesal yang beku di hati.
Entah dari mana ia harus menjelaskan nya pada mama nya. Entah itu bisa melukai nya juga, atau hanya di anggap berlebihan menjelaskan sebenarnya tentang Rachel.
Reno kesal, berhenti dan memukul kemudi nya.
Memikirkan nya saja sudah membuat nya kesal sepanjang hari.
ahhhh.....sial!!!
teriak Reno.
Hingga pandangan nya teralihkan pada sesuatu, kemudian mulai jelas melihat
seseorang yang duduk di halte itu tengah mengibaskan lengan nya.
Halte yang persis ada di depan mobil Reno berhenti.
Setelah cukup lama Reno perhatikan, baru ia sadari jika itu Jihan.
Penasaran Reno pun turun dan menghampiri nya.
Perlahan dengan langkah tak bersuara.
Hingga berdiri tepat di hadapan nya. Jihan belum menyadari ada seseorang yang memperhatikan sejak tadi. Dan masih sibuk mengibaskan lengan nya dengan sesekali meniup nya.
"Kamu habis di gebukin masa? tertangkap nyopet ya!?" ucapan Reno mengaget kan Jihan.
Jihan menatap ke arah sumber suara.
Namun wajah Reno, lebih mengaget kan Jihan yang langsung berdiri dari duduk nya.
"Eh, pak Reno. Bagaimana anda bisa ada di sini. Maksud saya, gimana anda tau saya ada di sini," oceh Jihan.
"Cihh... Kamu fikir saya di sini khusus menemui mu? Justru harus nya saya yang tanya kamu lagi ngapain di sini. Kepergok nyopet, di gebukin?" ucap Reno dengan nada sinis.
Seketika wajah Jihan berubah menjadi beruang yang siap melahap mangsa.
"Apa yang terlihat pun, belum tentu benar seperti yang kita duga. Hanya jika kita yang merasakan, baru kita tau kebenaran nya. Jadi, stop sok tau dan menduga," sentak Jihan dengan mata berapi-api. Ia berlalu pergi, meninggal kan Reno dengan terpincang menahan sakit di kaki nya.
Reno kembali ke mobil dan melaju ke arah Jihan berjalan.
Dengan membuka kaca mobil,
"Halte itu hanya untuk bus, dan jam segini bus sudah tak kan ada. Selain bus, tidak ada kendaraan umum lewat sini. Masuk lah!" ucap Reno. Menawarkan tumpangan pada Jihan.
Jihan masih terus berjalan dengan terseok-seok tanpa menghiraukan Reno.
Reno pun pergi meninggal kan Jihan.
Dasar batu...
Kenapa tidak sedikit memaksa, memohon maaf, atau apalah seperti yang ada dalam drama. Malah langsung pergi!! Dasar batu, kepala batu....ahhsss...sakit. Umpat Jihan.
Terus berjalan ke depan beberapa menit, tiba-tiba ada taxi yang berhenti dan menawar kan tumpangan.
"Silahkan mbak," sapa sopir taxi yang menurunkan kaca mobil nya.
Ini baru bener seperti adegan dalam drama....
Batin Jihan.
Setengah perjalanan sudah menuju kost Jihan, namun tatapan nya terus ke arah Argo taxi tersebut.
Jihan merasa kenapa Argo nya tidak menyala sejak tadi. Jihan sedikit gelisah, bagaimana jika ternyata ongkos nya mahal sekali. sedangkan penunggu dompet nya hanya tinggal 2 lembar. Bisa kacau nasib perutnya sampai minggu depan.
Sementara di dalam mobil Reno....
"Kalau sudah, kamu pergi ambilkan laptop kerja dan tas ku di rumah. Malam ini aku menginap di apartment," Titah Reno lalu memutuskan sambungan telephone.
"Baik pak bos...." sahut pak Mul.
"Dan taxi itu untuk siapa kah gerangan?" Pak Mul sejenak bermonolog dan tercengang. Lalu menggeleng kan kepala.
.
.
.
.
Sudah sejak lama setelah putus hubungan dengan Rachel, Reno tak pernah mendekati wanita baik-baik. Reno hanya pergi ke tempat hiburan yang menawarkan wanita penghibur. Namun tak satu pun ingin Reno tiduri.
Dan hingga sampai di kost pun Jihan tak tau, bagaimana taxi itu tidak meminta ongkos setelah ia turun. Jihan masih termenung di depan pintu pagar kost.
Melihat taxi itu pergi begitu saja hingga jauh.
Masih tidak menyadari, jika taxi itu pesanan Reno yang sudah di bayar.
******
Di apartment Reno....
Sudah lama sekali sejak ia memilih putus dengan Rachel, ia tak pernah datang ke apartment nya itu.
Terlalu banyak kenangan manis dan pahit yang masih melekat di tempat itu.
Saat memadu kasih bersama Rachel, hingga mendapati bercak merah kecupan di leher dan dada Rachel yang jelas bukan Reno yang melakukan nya.
apartment inilah saksi bisu perselingkuhan Rachel.
Yang lebih menghancurkan hati Reno, banyak lelaki yang menjajal tubuh Rachel.
Reno masih terpaku di ambang pintu apartment.
"Lupa password pintu ya bos?," suara pak Mul mengaget kan Reno.
Pak Mul langsung menekan sandi dan membuka pintu.
Reno hanya terdiam dan merasa kesal.
Masih ingin tak ingin memasuki apartment nya.
"Alangkah baik nya, anda mengubah dekor dan wallpaper dinding semua ruangan pak. Setidak nya, suasana baru akan memberikan perasaan baru juga," ucap pak Mul sambil melangkah mendahului Reno yang mematung.
"Lakukan saja yang terbaik pak, menginap lah di sini semalam. Dan besok lakukan lah perubahan itu," sahut Reno.
Pak Mul hanya tersenyum.
Ia tau persis watak bos nya itu.
Dia pengabdi keluarga besar Reno.
Termasuk almarhum papa Reno, Surya Atmadja. Adalah orang yang sangat di hormati pak Mul. Ia berjanji akan mengabdi, hingga akhir usia pada keluarga yang telah membantu hidup keluarga nya tersebut.
*******
Di tempat lain....
Masa ia karna kasian, itu sopir taxi begitu yak...
kenal juga enggak, ya iyalahh...siapa juga yang kenal aku di sini!!
Masih dengan kebingungan dalam hati, sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk.
Jihan duduk menatap langit malam di balkon kamar nya.
Segunung rindu pada jagoan kecil nya.
Namun terkadang sulit di ajak video call, terlalu lincah dan asyik bermain.
Jadi hanya pesan video putra nya saja yang Jihan lihat.
Padahal, kita di langit yang sama nak....
Sehat selalu kamu, cepat lah besar. Kamu hero mami nak...
Bahagia mu bahagia mami juga,
Sambil menatap foto hero jagoan kecil nya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments