apesssss

"Salah kah aku yang merasa aneh pada mu,

Jika maaf mu tak kau beri, tapi mengapa kamu masih bertahan menyendiri.

Kamu masih mencintai ku Ren...

Karna hanya aku yang kamu cintai, begitu pun aku.

Mari kita mulai semua dari awal lagi, dan melanjutkan niat kita untuk menikah..."

Isi pesan yang di kirim Rachel.

Reno mengabaikan pesan itu dan berlalu pergi menuju apartment nya.

Dan begitu ia tiba, ia kagum dengan perubahan yg ada di setiap sudut ruangan apartment.

Reno tersenyum simpul, merasa sangat lega seperti hidup kembali dengan ruang yang baru.

Setelah mandi, Reno mengeringkan rambut nya dan memindahkan pakaian yang ia pakai tadi ke keranjang laundry.

Namun, secarik kertas terjatuh dari saku nya. Reno memungut nya, dan melihat.

Itu adalah struk belanja ketika di apotik tadi, Reno mulai berfikir tentang Jihan.

Bagaimana bisa ia menahan sakit di kaki yang bengkak seperti itu. Dan bagaimana ia mendapat luka begitu. Apa sangat sakit kah?

Batin nya meracau...

Sekali lagi ia menatap struk belanja itu,

Kemudian Reno terkejut!!!

ia teringat akan sesuatu....

Reno melompat dari duduk nya, menyambar kaos dan celana yang terlihat di dekat nya.

menyambar kunci mobil lalu terburu-buru pergi ke suatu tempat.

Tempat dimana ia memberi kantong plastik pada seseorang, dan ia lupa memisahkan antara obat untuk luka kaki Jihan, dengan obat tidur resep yang ia terima dari apotek itu.

Reno meremas kasar rambut nya.

Ia menambah kecepatan menuju kost Jihan.

"Kenapa urusan nya sama dia dia lagi ya Tuhan.

Apa stok wanita cantik sudah habis di muka bumi ini" Batin Reno.

******

Di kamar Jihan.

"Habis makan obat ini, kenapa kepala jadi berat ya. Mata kaya lengket! Apa aku makan kebanyakan ya nih obat" oceh Jihan,

Dan tak berapa lama, ia pun pergi ke alam mimpi.

Dengan tergesa-gesa Reno masuk ke lantai dua gedung berwarna putih itu.

Melihat ada beberapa pintu kamar yang tertutup. Reno mulai panik karna tidak ada seseorang yang bisa ia tanya.

Reno mencoba menghubungi Jihan, namun tidak ada jawaban. Tapi suara dering ponsel berterusan ada pada kamar paling pojok yang agak terbuka sedikit.

Reno mendekati kamar itu perlahan, mengendap-endap.

Mencoba menelepon lagi, dan memang benar itu ponsel Jihan.

Reno mengetuk pintu mencoba memanggil Jihan, tapi tak ada jawaban.

Perlahan Reno mendorong pintu yang terlihat terbuka sedikit.

Reno tersentak kaget melihat Jihan yang terbaring di lantai. Jihan terlihat memegang obat tidur milik Reno itu.

Reno mencoba membangun kan Jihan, namun tidak ada respon sama sekali.

Tiba-tiba pintu Jihan terbuka lagi, Melanie masuk dan terkejut sama hal nya dengan Reno.

Melanie melihat penampilan Reno yang hanya memakai kaos tipis dan celana boxer sepaha berwarna biru.

Melanie terkejut dan menutup mulut nya, kemudian membalik kan badan dan berlalu pergi.

"Heyyy.... kau, ini tidak seperti apa yang kau lihat hey," teriak Reno.

Mata Reno melihat penampilan nya, bahkan saat ini ia sedang memangku setengah badan Jihan.

Reno menepuk dahi nya kasar...

"aahhh....sial!!!"

"Kenapa harus pakai begini Reno.....," Umpat Reno sambil mengusap kasar wajah nya.

Reno meletak kan perlahan Jihan di atas kasur nya.

Di lirik nya kaki Jihan yang masih membengkak dan terlihat semakin biru.

"Si bodoh ini, kenapa sakit seperti ini bisa ia tahan kan," ucap nya kesal.

Reno segera menghubungi Pak Mul agar mengurus semua nya. Membawa Jihan agar mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Pak Mul masih dengan mata yang penuh tanya ke arah Reno.

Namun suasana masih tidak baik untuk sesi tanya jawab.

Pak Mul dan beberapa bodyguard datang dan membopong Jihan keluar dari kamar.

"Euumm...eh kau, siapa nama mu?" tanpa menunggu jawaban.

"Biarkan pak Mul yang mengangkat wanita itu ke mobil," imbuh Reno ketika melihat Jihan yang mungil di angkat seorang bodyguard.

"Baik bos", ucap pengawal itu.

Pak Mul hanya menghela nafas dan lalu melakukan perintah Reno.

"Pastikan ia langsung di tangani dokter specialist, lihat lah kaki nya yang semakin memburuk!," ujar Reno.

Pak Mul hanya mengangguk dan melirik sekilas penampilan Reno.

Reno yang salah tingkah langsung masuk ke mobil dan pergi lebih dulu.

Di perjalanan, Reno melihat Melanie yang duduk di warung sate tepi jalan.

Reno turun dan menghampiri Melanie.

Sudah tidak dengan boxer, di mobil ia punya beberapa pakaian yang sengaja ia letak kan di mobil.

"Permisi, bukan kah anda yang tadi masuk ke kamar Jihan?," Tanya Reno gugup.

"Yaaa... Sudah lah, aku berjanji tidak melihat dan mendengar apa pun yang kalian lakukan di kamar tadi," sahut Melanie cuek.

"Bukan begitu," kalimat Reno terputus.

"Asal kau jangan mempermainkan perasaan nya, jika yang kalian lakukan memang hanya sekedar cinta satu malam. Setidak nya jangan meninggal kan luka sedikit pun di hati nya. Jihan cukup kesepian, wajar sajalah," celoteh Melanie.

"hey.... Apa yang kau bicarakan!? Tidak ada yg terjadi di antara kami. Dan lagi, jika kau teman baik nya. Mengapa tak peduli dengan kondisi kaki nya Jihan!" Ucap Reno yang meninggi kan sedikit suara nya.

Melanie tercengang sesaat mendengar kalimat dari mulut Reno.

Jihan hanya berkata itu luka kecil saat Melanie bertanya.

"Apa...Apa luka nya parah?," Melanie bertanya dan ingin beranjak pergi.

Langkah Melanie terhenti mendengar ucapan Reno.

"Kamu mau kemana? aku sudah membawa Jihan kerumah sakit," tegas Reno.

******

Reno dan Melanie pergi menuju rumah sakit tempat Jihan di rawat.

Rasa khawatir terpancar di wajah Melanie, sepanjang jalan ia hanya merutuki kebodohan nya. Sebab Reno memberi tau Melanie kapan persis nya ia melihat Jihan terluka. Melanie sadar itu waktu dimana Melanie membatalkan acara meet time mereka.

Melanie merasa sangat bersalah, hingga sepanjang jalan ia mencerita kan kisah hidup dan status sebenarnya Jihan.

Melanie sudah menganggap Jihan seperti saudara, melihat kuat nya Jihan menghadapi hidup terkadang membuat nya malu.

"Dia wanita luar biasa. Bahkan jika aku bertemu dengan mantan suami nya, ingin ku siram wajah busuk nya dengan air keras! lelaki sia***!!!", umpat Melanie kesal.

"Maaf kan aku memberi tau mu tentang masa lalu nya, aku harap kau bisa berpura-pura tidak tau saja. Atau bila perlu lupakan saja apa yang aku kan!?" imbuh nya.

Melanie menoleh ke arah Reno yang sedari tadi menjadi pendengar yang budiman.

Terlihat Reno hanya mengangguk-angguk kan kepala menyetujui permintaan Melanie.

"Euumm... ngomong-ngomong, sejak kapan kau dekat dengan nya? Mana mungkin aku tak tau siapa yang dekat dengan nya. Yang aku tau, Vino teman kantor nya yang gila itu lah yang selalu mengejar-ngejar Jihan!" oceh nya lagi.

"Jangan fikir kan apa pun lagi, seperti yang kau katakan tadi. Kita lupakan obrolan tentang Jihan saat ini! Dan jangan katakan pada Jihan, jika aku yang membawa nya ke sini," ujar Reno seraya memarkirkan mobil nya tepat di depan rumah sakit.

"Turun lah, rawat Jihan dengan baik" ucap Reno.

Melanie turun dari mobil dengan hati yang bingung. Dia sudah bercerita panjang lebar, bahkan dengan orang yang ia tak kenal dan tau nama nya.

Reno langsung bergegas pergi meninggal kan Melanie yang mematung.

"Dia seorang single parent??? Terlalu mencintai lelaki hingga rela menyakiti hati nya sendiri. Pengabdian yang di balas kesakitan! Dia terlalu rapuh untuk berpura-pura dalam kondisi baik. Lelaki bangs**!!!"

Batin Reno.

Terpopuler

Comments

Liyaya Boya

Liyaya Boya

reno mulai penasaran dengan hidup jihan ini

2021-08-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!