"Shopping yuk!" ajak Mita.
"Ayolah, ini baru jam 11 dan masih 8 jam ke acara nanti malam. Ayo, aku traktir kuliner enak nanti," bujuk Mita.
Edel tersenyum melihat kelakuan sahabatnya itu, Mereka bersahabat sejak SMP dan terpisah 5 tahun karena mereka kuliah di tempat dan negara yang berbeda. Untuk zaman sekarang berpisah negara bukanlah suatu hal yang besar, karena mereka masih bisa tetap berkomunikasi dan bercerita.
Mereka sudah berada di mall terbesar di negara tersebut, tapi tidak seperti kebanyak mall terkenal di negara-negara lain. Mereka berbelanja banyak souvernir lucu-lucu dan tentu banyak food court dengan kuliner yang enak-enak. Mereka sangat antusias berkeliling berburu makanan, seperti prinsip yang sering Mita ucapkan, "Makanan adalah hal utama untuk mempersiapkan aktivitas yang dihadapi."
**
"Anda sudah ditunggu oleh Baginda di kediamannya," kata seorang pria paruh baya dengan setelan jas hitamnya.
"Pakaian anda untuk nanti malam juga sudah dipersiapkan dan akan dikirim ke kamar anda," lanjutnya.
"Baiklah," sahut pria itu berdiri meninggalkan mejanya. Langkahnya diikuti oleh pria paruh baya tadi dan menghampiri mobil Mercedes Benz C63 AMG berwarna hitam yang telah menunggunya di depan restoran. Pria itu duduk di belakang kemudi sedang pria paruh baya tadi duduk di samping driver.
"Jadwal anda hari ini, menyapa Baginda di kediamannya setelah itu berlatih berkuda, bertemu dengan beberapa pejabat militer, kemudian mempersiapkan diri menghadiri undangan perusahaan Ommarcorp pukul 7 di hotel XY," kata pria paruh baya tadi.
Pria awal 30 tahunan tadi hanya mendengarkan, matanya memandang ke luar jendela di sampingnya sambil tersenyum. Pria paruh baya tadi melihat senyumannya dari kaca spion dan ikut tersenyum tanpa bertanya melihat tuannya yang sedang dalam mood yang bagus hari ini.
Mobil itu masuk kesebuah halaman yang sangat luas, kiri kanan dipenuhi dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi, tanaman hijau yang sedang berbunga lebat, sangat asri. Mobilnya berhenti di sebuah bangunan klasik yang megah lebih megah dari istana kepresidenan di Indonesia.
Bangunan dengan corak yang khas kubah klasik berlapis emas dan didominasi berwarna putih, memiliki 2000 lebih kamar, ballroom yg megah, kolam renang dan dilengkapi dengan interior kelas dunia yang membuat orang takjub saat memandangnya. Di sudut bangunan utama terdapat sebuah mesjid yang tidak kalah megahnya dengan memperlihatkan kubah berlapis emas dengan kemewahan tersendiri.
Bangunan ini tidak hanya sebagai kediaman kepala negara tapi juga kantor pemerintahan senior dan badan-badan pemerintahan penting juga sebagai kantor perdana menteri.
Seorang penjaga membukakan pintu mobil yang baru saja berhenti, keluarlah pria muda itu.
"Terimakasih," ucapnya pada penjaga dan berjalan menyusuri lorong masuk kedalam kediamannya diikuti oleh pria paruh baya.
Bagian dalam bangunan itu perpaduan Eropa dan Melayu klasik, dekorasi mewah ultra-modern, emas dan marmer menjadi bahan utama dekorasi dalam bangunan istana itu. Terdapat 44 tangga yg terbuat dari marmer Italia dan lebih dari 500 kamar mandi.
Tapi, sepertinya pria muda itu hafal arah yang akan dituju.
"Assalamualaikum, prince Malik telah tiba dan akan menyapa yang mulia Baginda," dengan suara sedikit keras. Namun, masih terdengar sopan.
"Assalamualaikum, Ayah. Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Malik menghampiri dan memberi salam kepada Baginda sekaligus ayahnya.
"Kabar baik anakku, bagaimana pertemuanmu pagi ini?" Baginda bertanya balik.
"Kapankah proyek itu akan dimulai?" lanjutnya.
"Sekitar dua sampai tiga bulan lagi ayah, masih banyak yang harus dipersiapkan sebelum proyeknya dimulai," sahutnya.
Pria muda tadi adalah Pangeran Malik Ibrahim, putra bungsu dari kerajaan Negara A. Usianya 30 tahun, berparas menawan, bergaris rahang kuat yang membuat para wanita rela antri hanya untuk melihatnya. Malik Ibrahim lulusan salah satu Royal Military Academic ternama di Eropa dan bergelar Master of Arts dari Oxford University.
Waktu Dzuhur tiba, pangeran Malik dan ayahnya shalat bersama di mesjid di kawasan kediamannya. Selesai shalat mereka makan siang bersama.
"Sudah waktunya berlatih, Pangeran," kata pria paruh baya tadi mengingatkan.
Umurnya sudah lebih dari 50 tahun tapi perawakannya masih sangatlah bugar. Abdul Husein, dia menjaga pangeran Malik sedari kecil. Mengatur semua keperluan dan jadwal harian pangeran Malik. Dialah yang selalu ada di sampingnya ketika ayahnya sibuk dengan tugas kenegaraannya.
**
Kandang kuda terletak di belakang istana dan terdapat lebih dari 100 ekor.
"Mr. Husein, tidak bosankah anda mengikutiku setiap waktu?" tanya Malik seperti anak kecil yang bertanya kepada pamannya.
"Tentu tidak, Pangeran. Ini adalah suatu kehormatan dapat berada di samping Anda," jawab Mr. Husein penuh keyakinan.
"Terimakasih," gumam Malik sambil tersenyum yang dibalas Mr. Husein dengan bungkukan penuh hormat.
Selama dua jam Malik berlatih kuda. Berkuda adalah salah satu hobinya sejak kecil, ketika berkuda dia bisa melepas semua rasa penatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Ketemu Edel hmm🤭
2022-12-03
4
IG : @thatya0316
ceritanya seru ampe lupa niat awal ke sini🤭
2022-08-15
1
It's me
kagak kebayang luasnya gimana
2022-06-27
1