BAB 3 IKATAN

Di Kamar

Keluarga Rusdianto menunggu Evan tersadar dari pingsannya, sudah lima jam Evan belum juga sadarkan diri.

Nenek Uti yang menggenggam lengan Cucunya merasakan gerakan dari Evan. Perlahan Evan mulai membuka matanya.

"Nak, Alhamdulillah kamu sudah sadar." Ucap Nenek Uti.

"Nenek, Aku kenapa? Kok semua kumpul disini?" Tanya Evan yang merasa heran.

"Tadi Kamu pingsan Nak." Jelas Pak Rusdianto.

Evan pun teringat dengan niatnya menyakiti dirinya sendiri.

"Pa maafin Evan, karna pernikahan ini gak bisa dilanjut." Evan meminta maaf.

"Kenapa Van? Karna Tina pergi? " Tanya Nenek Uti.

Evan hanya terdiam mendengar perkataan Neneknya.

"Kita semua sudah tahu Nak, tapi acara ini gak bisa dibatalin gitu aja, Kamu harus tetap menikah ini salah Kamu dan Kamu harus mau menikah sama orang yang Nenek pilih." Tegas Nenek Uti.

Evan yang merasa sakit hati dan merasa bersalah pun akhirnya pasrah dan hanya bisa menerima apa yang diminta oleh keluarganya.

Di Kamar Tamu.

Fanya masih tidak percaya dengan apa yang dialami Sahabatnya, Ia terus mengoceh tanpa henti sedangkan Zee hanya duduk mendengarkan ocehan Sahabatnya itu.

"Ya ampun Zee Kamu itu dijebak tau nggak? gimana mungkin Kamu nikah sama orang yang nggak Kamu kenal Zee." Protes Fanya.

"Mau gimana lagi Nya, Aku gak bisa biarin usaha Kita hancur karena Mereka bukan orang sembarangan. Lagian siapa tau dia emang jodoh Aku." Jawab Zee pasrah.

"Whatttt, Zee Kamu mau nikah sama orang judes kaya Dia? Lebih baik Kamu pikirin lagi deh Zee. Gak papa kok kalo Kita mulai dari awal. Aku kasian tau nggak sama Kamu." Protes Fanya.

"Udahlah Nya, Aku gak papa kok. Kamu doain yang terbaik aja ya buat Aku! Oh iya, Kamu udah kasih tau Ibu sama Ayah Aku kan?" Tanya Zee.

"Udah Zee tapi ini terlalu mendadak dan Ayah Kamu bilang gak bisa jadi wali Kamu, soalnya Ayah kamu masih sakit." Jawab Fanya.

Zee pun mengeluarkan air mata, Fanya yang melihat kejadian itu pun langsung memeluk sahabatnya.

"Kamu yang sabar ya Zee. Jangan nangis gitu, masih ada waktu kok buat kabur dari sini." Saran Fanya.

"Nggak Nya, Aku nggak bisa lakuin itu, kasian keluarga Rusdianto kalo sampe Aku juga kabur." Kata Zee menghapus air matanya.

"Aku yakin ini jalan Tuhan buat Aku Nya, pasti dibalik ini semua ada hikmahnya." Kata Zee berusaha menutupi kesedihannya dengan senyuman.

"Kenapa sih Kamu itu baik banget Zee. Kalo gitu Aku dukung apapun keputusan Kamu." Fanya memeluk sahabatnya erat.

Di Aula

Semua orang telah menunggu pengantin wanita di aula, begitu juga dengan keluarga Rusdianto. Zee pun datang ditemani sahabatnya Fanya.

Zee terlihat sangat cantik semua orang terpana melihatnya. Ia duduk di samping Evan, Evan pun membatin "Ternyata wanita ini yang dipilih nenek buat Aku, Wanita yang menyelamatkan Aku tadi siang."

Pak penghulu pun memulai menikahkan Evan dan Zee dengan Wali yang diwakilkan, Setelah Evan mengucapkan qabul, Mereka telah sah menjadi sepasang Suami Istri.

"Ayo Nak cincinnya dipakaiin dong!" Perintah Oma ita, lalu Mereka pun saling memakaikan cincin dan Evan mencium kening Zee, Zee juga mencium tangan Evan. Tepuk tangan dari para tamu membuat suasana di dalam gedung tersebut begitu meriah.

Setelah melaksanakan akad nikah, Mereka menyambut para tamu undangan. Evan berbincang bincang dengan rekan bisnisnya, sedangkan Zee menghampiri sahabatnya yang sedang membersihkan meja.

"Nya, udah dulu kenapa kerjanya." Protes Zee yang duduk di kursi tamu.

Fanya pun menghentikan pekerjaannya kemudian memaki Zee.

"Zee, Kamu ngapain si duduk disini. Kamu itu pengantinnya." Protes Fanya.

"Fanya, Kamu kok kelihatan sedih gitu sih?" Zee melihat mata Fanya yang nampak sendu.

"Gimana Aku gak sedih, Kamu tiba-tiba nikah. Aku gak tahu kedepannya Kita bakal gimana. Aku gak punya siapa-siapa lagi Zee." Jawab Fanya mengungkapkan isi hatinya, Zee pun memeluk Fanya.

"Kamu jangan berfikir gitu dong Nya." Hibur Zee kepada sahabatnya.

"Aku tu masih gak nyangka tau nggak Zee, tadi pagi Kita masih bercanda. Sekarang Kamu udah nikah aja, terus nanti Aku tidur sama siapa kalo kamu pindah kesini?" Keluh Fanya sambil menangis.

"Nanti Aku pulang ke kos kok, lagian Aku siapa bisa tiba-tiba jadi putri disini." Kata Zee masih sambil memeluk Fanya. Fanya melepaskan pelukan Zee.

"Zee Kamu jangan berhenti dari pekerjaannya ini ya pokoknya!" Pinta Fanya.

"Kamu tenang aja Nya, usaha ini itu usaha Kita yang dirintis dari nol sama sama, jadi Aku gak akan lepasin gitu aja." Zee menenangkan Fanya.

"Bener Lo ya, awas aja kalo Kamu berhenti." Ancam Fanya sambil mengusap air matanya.

"Oh iya Nya ponsel Aku mana ya? Aku mau nelpon Ibu." Pinta Zee.

Fanya pun memberikan ponsel Zee yang dititipkan kepadanya.

"Makasih ya Nya." Zee menerima ponselnya lalu menghubungi nomor telepon Ibunya.

Tak membutuhkan waktu lama, Zee terhubung dengan Ibunya. Ia menanyakan keadaan Ayahnya dan juga membahas mengenai pernikahan yang mendadak. Belum puas berbicara dengan keluarganya tiba-tiba Kevin menyusul dan meminta Fanya untuk segera menemui rekan kerja Evan. Dengan berat hati Zee pun akhirnya mengakhiri panggilannya dan menghampiri Evan yang kini telah menjadi Suaminya.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, para tamu mulai berpamitan pulang. Fanya pun berpamitan dengan Zee.

"Zee Aku pulang dulu ya!"Pamit Fanya pada Zee.

"Loh, Kamu gak nungguin Aku. Masak Aku pulang sekarang." Ucap Zee resah.

"Udah Kamu disini aja Zee, Kamu kan udah nikah sama Pak Evan." Jawab Fanya.

"Tapi Nya." Belum selesai Zee berbicara, Fanya meletakkan jari telunjuknya di bibirnya sebagai tanda meminta Zee untuk diam.

"Udah jangan protes lagi, kalau Kamu disuruh pulang baru pulang. Sekarang Kamu ikut Mereka aja dulu. Walaupun Aku pasti kesepian banget Zee, gak ada Kamu." Kata Fanya menghela nafas.

"Aku juga pasti kangen banget sama ocehan Kamu, rengekan Kamu." Kata Zee sedikit menggoda Fanya.

"Kamu disini hati-hati ya Zee, jaga kesehatan dan jangan sungkan curhat sama Aku." Pinta Fanya.

"Kamu juga hati-hati ya Nya." Pinta Zee.

Tiba-tiba Oma Ita dan Nenek Uti datang menghampiri Zee dan Fanya.

"Lho temen Kamu ini mau kemana?" Tanya Nenek Uti.

"Saya mau pulang Nek." Jawab Fanya.

"Nginep sini aja." Pinta Oma Ita memberikan solusi.

"Oh gak usah Nek, Saya pulang ke kosan aja." Tolak Fanya.

"Kalo gitu Kamu suruh antar Kevin aja, kasihan pulang sendirian ini udah malam." Saran Oma ita kepada Zee.

"Oh gak papa Oma,gak usah repot-repot. Biar Saya pulang sendiri." Tolak Fanya sungkan.

"Udah gak papa, biar Oma yang suruh." Oma Ita pun memanggil Kevin yang tak jauh dari tempatnya.

"Keviinnn." Panggil Oma ita, kemudian Kevin pun menghampiri Mereka.

"Iya Oma, ada yang bisa Kevin bantu?" Tanya Kevin.

"Inikan udah malam Nak, tolong Kamu anterin temennya Zee pulang ya Nak, kasian cewek pulang sendiri malam-malam." Perintah Oma ita.

"Baik Oma." Kevin pun menyanggupi permintaan Oma lalu berbalik arah menuju pintu garasi .

"Yaudah Nak Kamu ikutin Dia ya! Hati-hati!" Pinta Oma ita.

"Baik Oma, makasih banyak. Zee Aku balik dulu ya!" Pamit Fanya mengikuti kepergian Kevin.

"Iya Nya, hati-hati!" Jawab Zee melambaikan tangannya, begitu Fanya menghilang dari pandangannya Ia pun mengajak Oma untuk beristirahat.

"Makasih ya Oma, yaudah Oma mau Zee antar ke kamar?" Tawar Zee.

"Ohh gak usah Nak, Oma masih mau disini aja. Kamu aja sama Evan yang istirahat. Kalian pasti lelah." Saran Oma Ita.

"Kalo gitu Zee ke kamar duluan ya Oma." Pamit Zee kemudian baru melangkah beberapa langkah, Oma Ita memanggilnya.

"Nak sebentar, Oma mau minta maaf soal tadi siang ya, Kami salah sangka dan malah membuat Kamu menjadi korban." Sesal Oma Ita.

"Oma Zee udah maafin semua kok, karna Zee yakin ini jalan dari Allah buat Zee." Jelas Zee sambil menggenggam tangan Oma Ita dan tersenyum.

"Kalo gitu gimana kalo Kamu ngobrol dulu sama Oma Ita sama Nenek Uti." Pinta Oma Ita.

"Boleh dong Oma." Jawab Zee mengikuti Oma Ita untuk bergabung dengan Nenek Uti.

Di Kos Fanya

Kevin menghentikan mobilnya di kosan tempat Fanya tinggal.

"Oke, makasih ya." Ucap Fanya sambil membuka sabuk pengamannya.

"Iya, sama-sama." Jawab Kevin.

Lalu Fanya pun keluar dari mobil. Ia berjalan menuju kamar kosnya, tiba-tiba terdengar suara Pria memanggilnya.

"Tunggu! Fanya." Panggil Kevin yang membuat Fanya berbalik.

"Kamu yang panggil Aku? kok Kamu tau nama Aku?" Wajah Fanya terlihat begitu curiga.

"Kenapa ekspresi Kamu gitu banget, tolong jangan Kepedean ya, ini Saya cuma mau kasih dompet Kamu. Ketinggalan di mobil." Terang Kevin lalu pergi meninggalkan Fanya yang malu dengan perkataan Kevin.

"Ihhhh nyebelin banget sih." Maki Fanya dengan pipi merahnya, Ia lalu masuk kedalam kamar kosnya.

Fanya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, melepaskan semua rasa lelahnya. Ia kemudian menoleh ke sampingnya yang terasa longgar.

"Sepi banget Zee gak ada Kamu, kenapa si Aku jadi tinggal sendiri gini." Fanya berbicara pelan sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Kira-kira sekarang Kamu lagi ngapain ya Zee, ah udah ah Aku tidur aja. Capek." Fanya bangkit kemudian masuk kedalam kamar mandi.

 Bersambung

Terpopuler

Comments

Shellia Vya

Shellia Vya

Penulisannya kurang rapi thor,huruf awal nggak huruf besar dan penulisan nama pun masih ada yg pakai huruf kecil. Tolong diperbaiki lagi 🙏

2022-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!