Dialog yang membosankan, kebanyakan karena kurangnya konteks. Dialog juga tidak boleh terlalu terus terang/apa adanya.
Pada saat manusia berbicara, mereka tidak akan mengatakan semua hal yang ada di kepalanya. Kebalikannya, orang sering berbicara tidak sesuai dengan isi hati. Sehingga ucapan tidak bisa mengungkapkan perasaan dengan tepat, dan apa yang diungkapkan tidak sesuai dengan perasaan orang tersebut. Mungkin karena malu, kurang komunikatif, mungkin juga karena memiliki niat tidak baik seperti menipu orang. Manusia sering dihadapkan pada situasi ketika hati berkata “aku mencintaimu”, tapi mulutnya malah mengatakan “aku membencimu”, begitu sebaliknya. Saat perasaan dan ucapan berbeda, pembaca akan sangat tertarik untuk membaca.
Contoh dialog yang kurang bagus :
Pria : Aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku.
Wanita : Tidak, aku ingin menikah dengan pria dari keluarga konglomerat.
Jenis dialog seperti ini akan terkesan dramatis dan kurang realistis.
Contoh dialog yang bagus :
Pria : Besok hari ulang tahunmu, aku sudah membeli iga babi, dan akar teratai kesukaanmu...Besok kamu pulang awal, 'kan?
Wanita : Besok doi mengajakku makan di resto Michellin
Pria : Kalau begitu aku akan menyimpan bahannya di kulkas saja. Kita makan lusa saja, bagaimana?
Wanita : Lusa kami akan liburan ke Maladewa.
Pria : ....
Wanita : Hubungan kita sampai sini saja ya, jangan berhubungan lagi nantinya.
PP ingin merayakan ultah PW dengan memasak untuknya. Dia mereschedule ulang hari agar mereka bisa bertemu, dan merendahkan dirinya. Sikap PP ini bisa menunjukkan bahwa dia mencintai PW.
Sedangkan "doi" yang dikatakan PW mengundang makan malam di resto Michellin hingga mengajaknya liburan ke Maladewa menunjukkan bahwa "doi" adalah anak konglomerat, dan PW tampak tertarik dengan anak konglomerat tersebut.
Dialog seperti ini tidak akan membosankan, juga tidak akan kehilangan artinya. Malah sebaliknya menunjukkan perbuatan PP yang rela merendahkan dirinya demi cintanya, dan PW yang menggunakan 'doi' sebagai alasan menolak PP.
Dialog yang menghilangkan arti harfiahnya membuat tokoh seolah lebih realistis dan natural karena menggunakan percakapan sehari-hari. Dari setiap dialog yang digabungkan baru mengimplementasikan arti dari pembicaraan antar tokoh tersebut.