Terdapat dua alasan utama dalam penulisan sinopsis yang salah, yaitu:
1. Tidak ada slogan/inti cerita yang salah.
2. Pengekspresian cerita yang tidak tepat.
-Pertama: Jika sekiranya Anda tidak memiliki petunjuk, coba pikirkan kembali tentang titik terobosan.
-Kedua: Fokus pada yang salah. Solusi ini sangat sederhana. Anda bisa memberitahu garis besarnya pada editor, mendiskusikan plot dengannya, dan membiarkan editor menilai di mana poin terbaiknya (jika editor mengatakan tidak ada poin yang bagus, mungkin penulis perlu memikirkan garis besar dari artikel itu sekali lagi), dan kemudian terus mengembangkan poin penting dalam sinopsisnya.
Bagian terakhir dibagikan template sinopsis, kali ini disediakan template sinopsis: Buatlah versi dialog dengan benar.
Secara umum, sinopsis tersebut dibagi menjadi beberapa bagian:
Bagian 1: Ringkasan karakter dan latar belakang (paragraf 1-2), hiraukan identitas protagonis dan apa yang terjadi padanya.
Bagian 2: Mengembangkan inti cerita dari peristiwa yang terjadi di bagian sebelumnya. (Biasanya disajikan dalam dialog, dalam tiga paragraf, dan respons dominan protagonis tercermin dalam cara tanya jawab)
Bagian 3: Pengaturan cp
Bagian 4: Tambahkan 2-3 paragraf dialog dan interaksi yang mencerminkan nilai jual atau poin yang menarik.
Contoh:
Srikandi bukanlah gadis tradisional dan feodal yang lahir dalam keluarga feodal tradisional. Dia memiliki sepasang mata supernatural. Suatu hari ayah Srikandi jatuh sakit, dan seorang penyihir berkata bahwa hanya dengan pernikahan hantu, Srikandi bisa mengetahui penyakit ayahnya. ---(Bagian Pertama)
Ibu Srikandi berkata: "Selamatkan saja ayahmu, tidak mudah bagi kami untuk merawat dan membesarkanmu."
Mendengar itu, Srikandi berkata: "Jangan pernah memikirkannya, kecuali kalau Ibu memberitahuku hantu yang tampan, atau kalau tidak aku akan pergi ke ujung dunia"
Ibu Srikandi: "...?"------(Bagian Kedua)
Srikandi siap untuk melarikan diri, dan ketika dia akan berlari, pasangan pernikahan hantunya muncul di depannya secara ajaib.
Protagonis pria: "Aku dengar kamu mencari pasangan nikah hantu yang tampan. Aku datang ke mari untuk melamar."
Srikandi tercengang, dia berpikir kalau pria ini cukup tampan, tetapi dia adalah hantu, tidak peduli seberapa tampan dia. Srikandi masih harus berlari, dia tidak berharap kalau pernikahan hantu menjeratnya. ---- (Bagian Ketiga)
Beberapa tahun kemudian, ayah Srikandi secara ajaib bisa sembuh, dan Srikandi tidak jadi melakukan pernikahan hantu itu, tetapi dia tidak lagi memiliki pasangan pernikahan yang sebenarnya. Orang tua Srikandi mendesaknya untuk menikah dan mempunyai keturunan. Srikandi pura-pura tidak mendengar, tetapi ada sosok gaib yang bertanya di telinganya setiap hari: "Apa aku tidak tampan? Maukah kamu menikah denganku?"
Srikandi dengan sabar akan menjawabnya: "Tampan, tampan, aku sudah mati dan menikah." ——— (Bagian Keempat)
