NovelToon NovelToon
Panduan Menulis Cinta Yang Tak Di Restui

Analisis Teks Naskah Bab 2

Jumlah peserta 111

...Terkadang kita perlu mengorbankan semuanya untuk meraih kebahagiaan yang lain....

...-Gibran Bara Alkahfi…

...🌴🌴🌴…

"Mama." 

Suara khas anak remaja menyadarkan Almeera dari lamunannya. Dia segera mengusap air mata yang menetes, lalu menarik kedua sudut bibirnya ke atas sebelum berbalik. 

Disana, putranya yang berusia 14 tahun sedang menggendong adiknya sambil berusaha menenangkan Bia yang menangis. Tanpa menunda lagi, Almeera segera berjalan ke arah sang putra dan meraih putrinya itu.

"Bia kenapa, Sayang?" tanya Almeera sambil menepuk punggung anak keduanya itu.

"Papa, Ma. Papa," teriak Bia sambil meronta.

Ya, kebiasaan Bara selalu ada ketika Bia baru bangun tidur. Hal itu tentu membuat anak keduanya ini menangis jika tak ada kehadiran papanya. Inilah yang membuat Almeera berpikir seribu kali lipat untuk berpisah. Putrinya adalah sosok yang paling dekat dengan sang papa. Hingga karena itulah, dia tak sampai hati untuk memisahkan ayah dan anaknya.

"Papa lagi kerja, Sayang. Jadi, Bia harus sabar nunggu Papa sampai pulang." Bujuk Meera sambil merapikan anak rambut putrinya yang berantakan.

"Gak mau, Ma. Bia mau papa, 'sekarang!" 

"Sayang," panggil Almeera lembut sambil menarik dagu putrinya untuk menjangkau wajah anak keduanya itu. "Papa lagi kerja, Nak. Papa kerja cari uang, buat Mama, Abang sama Adek. Kalau Papa gak kerja 'kan, gak punya uang. Terus nanti Adek makan apa?" 

Inilah jurus andalan Almeera. Secara otomatis rontaan Bia mulai melemah. Bahkan tangisan yang tadinya kencang perlahan mereda, dan tersisa sesenggukannya saja. 

"Adek mau makan nasi sama ikan, Ma." 

"Nah. Kalau Adek mau makan nasi, ikan, buah dan semua kesukaan Adek. Papa harus....?" jeda Almeera sambil tersenyum.

"Kerja." 

"Masya allah. Jadi Bia gak boleh nangis lagi," kata Almeera yang langsung diangguki kepala oleh Bia.

"Biar Bia seneng, gimana kalau kita berenang?" 

"Mau, Ma. Mau," sahut Bia sambil meminta turun.

Setelah kedua kaki kecil itu menapaki lantai teras rumah. Tanpa dicegah, dia langsung masuk ke dalam. Gadis kecil itu sudah terlihat bahagia saat diajak untuk bermain olahraga kesukaannya. Tanpa Almeera ketahui, jika sejak tadi dirinya dipandang lekat oleh putranya sendiri.

"Ayo, Bang. Kita susul Adek!" ajak Almeera sambil berjalan menyusul putrinya.

"Mama baik-baik aja?" Satu pertanyaan keluar dari mulut Abraham yang membuat ibu dari dua anak itu berhenti. 

Almeera tahu betul bagaimana putranya ini. Sejak kecil, Abraham sudah begitu dekat dengannya. Berbanding terbalik dengan putrinya itu. Bagaimanapun perasaan Meera, tentu putranya ini seakan tahu akan isi hatinya.

"Mama baik-baik saja, Nak," sahut Almeera sambil berjalan mendekati putranya. "Demi kebahagiaan kalian. Mama bakalan lakuin apapun itu."

 

 ——Disini lewat interaksi protagonis wanita dengan anak memberitahu pembaca kehidupan protagonis wanita dari awalnya hidup bahagia harmonis menjadi sedih, pada bagian tetap termasuk dalam adegan protagonis wanita tersiksa, kegunaannya seperti di atas, jadi tidak di jelasin lebih banyak lagi.

 

...🌴🌴🌴...

"Sabar, Men." Satu tepukan lembut diberikan oleh Syakir pada sahabatnya itu. 

Syakir tentu sangat tahu betul bagaimana perasaan sahabatnya ini. Pernikahan yang seharusnya didatangi oleh semua keluarga, ternyata sirna. Tak ada satupun dari pihak Bara yang ikut. Pria itu benar-benar sendirian saat ini. Hanya ada Syakir dan Reno lah yang mengantar putra dari Abi Hafiz dan Ummi Mira untuk melangsungkan pernikahan keduanya. 

"Kir," sela Bara sambil menoleh ke samping tempat Syakir duduk. "Makasih udah mau gue repotin banget hari ini." 

Jujur Bara tak tahu harus mengatakan apa lagi pada kedua sahabatnya. Kehadiran mereka sebagai pengganti keluarga sangat membantu dirinya. Bara tak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya benar-benar sendirian hari ini. Tanpa keluarga, tanpa teman tentu begitu menyakitkan. 

Syakir mengangguk. Mendengar ucapan tulus sahabatnya, tentu membuat Syakir ataupun Reno menjadi tak tega. Sebenarnya di lubuk hati keduanya, mereka menyayangkan keputusan Bara kali ini. Bagaimanapun Syakir dan Reno menjadi saksi bagaimana cinta Bara dan Almeera dimulai. Namun, kembali lagi keputusan itu ada di tangan Bara sendiri. 

"Lo gak perlu ragu. Gue sama Reno bakalan terus nemenin Lo, apapun keadaannya," sahut Syakir dengan yakin.

"Apapun keputusan Lo hari ini, baik atau buruk. Gue sama Syakir gak bakal ninggalin Lo sendirian." Akhirnya Reno buka suara. Pria itu menoleh ke belakang dan mengangguk yakin.

"Gue tau." Bara tentu tahu betul apa maksud kedua sahabatnya ini.

Keputusan yang mereka katakan tentu sudah dipikirkan betul oleh Bara. Bahkan pria itu sudah siap untuk menerima konsekuensi yang harus diterima dari semua ini. 

Perjanjian antara Bara dan Almeera. Kesepakatan keduanya yang disanggupi oleh Bara, tentu membuatnya ada di titik ini. Mengantongi restu dan izin sang istri, membuatnya semakin mantap untuk meraih kebahagiaan keduanya. 

"Yang perlu Lo ingat!" jeda Syakir saat mobil yang mereka tumpangi baru saja berhenti karena lampu merah. "Lo harus adil di antara mereka berdua. Jangan ada yang disakiti atau tersakiti. Lo paham?" 

"Gue paham." 

"Gue berharap, Lo gak bakal ngecewain lebih banyak orang lagi, Bar." 

 

——Beberapa bagian ini pendeskripsiannya menggunakan sudut pandang orang luar , sekali lagi menekankan pernikahan ini tidak di terima oleh banyak orang, sementara image protagonis pria yang di dirikan penulis masih termasuk positif, di dalam karya poligami, banyak penulis yang kebiasaan mendirikan image protagonis pria sebagai orang yang demi selingkuhan memperlakukan istrinya dengan buruk, tapi pada karya ini, image protagonis pria sangat berbeda dengan karya kalin, ini juga alasan mengapa karya ini menjadi karya rekomendasi, karena image protagonis pria ini beda dengan karya lain maka akan lebih mudah teringat oleh pembaca.

 

Perkataan terakhir dari Syakir, seakan menjadi tamparan bagi Bara tentang kejadian kemarin. Kejadian dimana dia meminta restu pada keluarga dan mertuanya."Kalau kamu tetap mau menikahi perempuan itu. Daddy bakalan bawa putri dan cucu Daddy pergi dari sini!" seru Darren begitu serius.

"Daddy tak berhak atas mereka," kata Bara tak mau kalah. "Mereka adalah tanggung jawab Bara. Mereka juga istri dan anak-anak Bara. Jadi Daddy tak berhak apapun." 

"Kamu!" jeda Darren sambil menarik kerah baju Bara. "Ceraikan putriku daripada kamu duakan cintanya!" 

"Mas," cegah Tari, Mama Almeera.

Perempuan itu beranjak dari duduknya dan menarik lengan sang suami agar melepas cengkraman tangan di kerah menantunya itu. "Istighfar, Mas." 

"Sebagai ayah, aku tak terima, Tari," seru Darren dengan suara meninggi.

"Tolong tenang, Darren." 

"Bagaimana aku bisa tenang? Putriku hendak dipoligami dan aku diminta tenang?" tanya Darren menatap besannya itu. "Ayah mana yang ikhlas melihat pernikahan putrinya seperti ini?" 

Apa yang dikatakan oleh Darren tentu benar. Sosok ayah mana yang tega melihat putrinya sendiri di duakan. Dengan dalih poligami, menurutnya sama saja menyakiti hati anak ketiganya itu. 

"Bara," panggil Ummi Mira sambil membawa putranya duduk.

"Iya, Ummi," sahut Bara menatap bidadari hatinya itu. 

"Poligami memang diperbolehkan oleh agama islam, Nak. Tapi, apakah kamu sudah berpikir bagaimana perasaan istri dan anak-anakmu nanti?" 

Mendengar pertanyaan dari ibunya. Bara tentu mengingat bagaimana perkataan istrinya saat dia meminta izin poligami. Bahkan kesepakatan di antara keduanya, masih terngiang betul di dalam ingatannya. 

"Almeera sudah memberikan izinnya, Ummi," kata Bara dengan wajah begitu yakin.


——Beberapa bagian ini menjelaskan masalah komunikasi protagonis pria dengan orang tua protagonis wanita, jawaban protagonis pria yang terlalu percaya diri buat protagonis wanita setuju poligami, tapi deskripsi psikologis protagonis wanita disini sangat beda dengan sebelumnya. Keunggulan dari settingan tersebut adalah, pembaca bisa tahu apa saja yang di pikirkan protagonis wanita, tapi protagonis pria tidak tahu, kedua karakter ini terdapat information gap, maka ini akan terbentuk pembaca berada di sudut pandang omniscient,dan menarik pembaca lanjut membaca karya ini. Keduanya, keunggulan dalam teknik penulisan ini adalah memperdalam keterikatan emosional dan konflik antar karakter, konfik yang semakin mendalam akan semakin menarik perhatian pembaca.

 

Mendengar jawaban sang putra. Ummi Mira hanya bisa menunduk. Dia menarik nafasnya begitu dalam lalu meraih kedua tangan anaknya.

"Poligami bukan hal mudah, Sayang. Sebagai perempuan, Ummi tahu betul bagaimana perasaan istrimu," kata Ummi Mira dengan tatapan begitu sedih. "Istri mana yang rela, cinta suaminya dibagi dengan wanita lain? Apalagi sampai berbagi ranjang?"

-Bersambung

Tarik nafas hembuskan. Elus dada dan jangan lupa istigfar yah.

Bukan hanya kalian yang hatinya diubek-ubek. Diriku yang dengerin ceritanya langsung + nulis, rasanya pen lempar panci ke Bara nyara.

Jangan lupa favorit yah. Biar kalian gak ketinggalan updatenya. Klik like, komen dan vote sebagai tanda apresiasi karya ini. Terima kasih.

 

——Begitulah bab 2 pada karya ini, walaupun pada bab ini tempo karya tidak termasuk cepat, tapi dapat dilihat, tidka mau tahu dari bab 1 ataupun pada kondisi plot lambat, penulis tetap mempertahankan setiap bab minimal memiliki 2 konflik. Ini yang perlu kita pelajari. Mengapa kita sering mengatakan banyak kerangka yang di kumpulkan pembaca itu temponya lambat, intinya karena plotnya kurang, satu bab penuh dengan plot yang tidak berguna? Yaitu plot yang tidak bisa membangun karakter dan juga tidak bisa mendorong perkembangan plot, misalnya protagonis wanita sedang makan, satu bab penuh mendeskripsikan protagonis wanita sedang makan, plot seperti ini membosankan maka pembaca tidak akan lanjut membaca. Keduanya, penulis tidak panjang lebar untuk menjelaskan plot , langsung ke inti yaitu menjelaskan betapa sedihnya protagonis wanita, pembaca saat membaca akan semakin kasihan protagonis wanita dan menantikan keselanjutan plot.

NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!