"Cewek yang kemarin dirumah kamu?"tanya Rendi lagi.
Winda terdiam, di dalam pikirannya dia bertanya-tanya apakah Rendi berpura-pura tidak tahu atau Rendi...
"woy... malah ngelamun"bentak Rendi.
"Bikin gue kaget aja, lagian kenapa juga loe masih disini. Orang tua kamu mana?kayak anak ilang aja"tanya Winda menutupi kegugupannya.
"Mama sama Papa masih disini juga,besok baru balik. Tahu sendiri kan Mama punya toko di Palembang"cerita Rendi sambil mengunyah makanan yang sudah sampai di meja mereka.
"Emang elo nggak kuliah?"tanya Winda mengalihkan Rendi.
"Ini anak kurang ajar ya. Dari dulu elo,gue nggak sadar apa gue lebih tua dari elo"protes Rendi. Winda hanya memanyunkan bibirnya mengejek.
"Winda"sapa Mamanya Rendi. Yang tiba-tiba sudah didekat meja mereka.
"Tante, Om sudah selesai belanjanya?"tanya Winda.
"Sepertinya sih, tapi kayaknya belum"sindir Om Arif papanya Rendi.
"Papa ini"jawab Tante Yani mamanya Rendi malu.
Winda tersenyum melihat sikap kerabat ibunya itu. Rendi menutup wajahnya karena malu dengan perilaku kedua orang tuanya.
"Oya Win.Kita makan sama-sama ya, besok kan Om sama Tante harus sudah terbang ke Palembang"kata Tante Yani.
"Kenapa juga keluarga Tante nggak tinggal aja dirumah Winda kalo tahu masih mau keliling Solo?"tanya Winda.
"Om nggak enak sama ayah kamu, takut ngrepotin"jawab Tante Yani.
Winda hanya bisa menghela nafasnya, tapi di sisi lain dia tenang Rendi tidak bertanya-tanya tentang Aina lagi.
Pertemuan mereka berlangsung dengan seru, banyak obrolan juga bercandaan mengingat masa lalu. Karena hari sudah malam, Winda pun berpamitan untuk pulang. Mereka pun berpisah di parkiran.
"Oh iya, mobil Rendi ada diseberang sana"kata Om Arif,menepuk keningnya sendiri.
"Namanya juga sudah tua, Win. kamu hati-hati ya. titip salam untuk orang tua kamu"pesan Tante Yani.
Winda mengiyakan saja,mereka pun berpisah.Baru saja Winda memalingkan wajahnya terdengar suara jeritan juga teriakan orang-orang didekat Winda.Suara mobil yang mengerem dengan mendadak dijalan.
"ciittttt...... bruukkkk..... "
"Apa itu, ya Ampun, Ya Tuhan,mereka selamat nggak ya"suara-suara yang keluar dari orang-orang di dekat Winda.
Entah kenapa berat untuk Winda memalingkan wajahnya, tiba-tiba air matanya menetes begitu saja. Ada perasaan tidak nyaman yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Tapi rasa penasaran membuat Winda untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Betapa terkejutnya Winda melihat yang ada di depannya.
Tante Yani tergeletak disamping Om Arif dengan luka yang parah begitu juga kondisi Om Arif sementara diposisi yang agak jauh Rendi mencoba meraih tangan kedua orang tuanya. Berusaha untuk memanggil mereka lalu pingsan.
Winda terduduk melihat peristiwa itu, terdiam lalu menangis histeris memanggil keluarga Rendi. Tak lama kemudian ambulan datang untuk segera menolong Rendi sekeluarga.Mereka mengalami kecelakaan saat menyebrang jalan.
Winda mengikuti keluarga Rendi sampai di rumah sakit.
"Siapa keluarganya korban kecelakaan ini, kata Pak polisi ada yang ikut kesini"tanya perawat mencari-cari. Winda berlari mendekati perawat.
"Saya, saya salah satu keluarga mereka. Tolong, tolong ya Sus"ucap Winda menahan tangis.
"Tolong anda segera mengurus prosedurnya,karena ini peristiwa kecelakaan Pak Polisi mungkin akan menghubungi Anda"terang si perawat.
Winda hanya mengangguk, pikirannya benar-benar buntu tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba HPnya berbunyi tertulis dilayar Ayahnya yang menghubungi. Winda segera mengangkatnya.
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Updated 18 Episodes
Comments