Episode 19

**✨Bunda untuk Daddy🎎

19**

***

Rega memasuki kantornya, beberapa karyawan menyapa nya. Dia hanya membalas anggukan dan tersenyum.

Sebelum masuk ke lift tiba-tiba seorang wanita menghampiri nya.

"Selamat pagi pak Rega" wanita itu tersenyum

"Hem pagi" jawab Rega datar

"Pak Rega mau saya buatkan kopi"

"Tidak"

"Pak Rega mau saya pesankan sarapan"

"Tidak"

"Pak Reg..-"

"Tidak" sela Rega

Rega menoleh menatap wanita didepannya "siapa nama kamu"

"S-saya pak" tunjuk wanita itu pada diri sendiri

Rega hanya mengangguk.

"S-saya Intan pak" ya wanita itu adalah Intan, karyawan pindahan dari Bandung dan juga adik tiri dari Stella, serta wanita yang tergila-gila akan sosok Rega yang notabene adalah bos besarnya.

"OG?" Tanya Rega

Intan menggeleng "bukan pak, saya bagian divisi keuangan" ucapnya menyengir

Rega terus memperhatikan wanita itu, "lalu"

Intan bingung dengan pernyataan Rega, dia mengedip-ngedipkan matanya.

"Lalu untuk apa menawari ku, bukankah itu pekerjaan OG dan OB" ujar Rega masih dalam suara datar

Intan menyengir, "untuk bapak saya sanggup merangkap sebagai OG"

Rega tertegun, wanita macam apa yang ada dihadapannya ini.

Ting

Pintu lift terbuka, Rega segera masuk, tak mau melewatkan kesempatan, Intan ikut masuk kedalam lift, beberapa karyawan terkejut dengan aksi Intan yang sangat berani terhadap bosnya.

Intan senyum-senyum sendiri didalam lift, dirinya gugup berada didalam lift yang sama dengan bosnya, beberapa kali dirinya bercermin pada kaca lift melihat penampilan nya.

Hal itu tak luput dari Rega, dasar wanita aneh pikirnya, tak sadar ujung bibirnya terangkat keatas.

Ting

Pintu lift terbuka, Rega keluar menuju ruangannya namun Intan masih terus mengekor pada Rega.

Intan yang berjalan menunduk tak sadar kalau Rega berhenti sehingga kepalanya membentur punggung lebar Rega.

"Auwww" intan memegang keningnya

"Kalau ngerem jangan mendadak dong pak, bisa benjol kening saya" ujar Intan seraya meniup poninya

"Kau mengikuti ku, eh" ujar Rega sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celana

"Hah, mana ada saya ngikutin bapak, saya mau keruangan saya" bela Intan

"Devisi keuangan lantai berapa?"

"Lantai tiga, kenapa"? tantang Intan bersendekap dada

Rega hanya memutar bola matanya, "lalu"

Intan bingung, kemudian matanya melirik sekitar, dia terkejut karena lantai tempatnya bekerja tidak  sama. Dia menyengir menatap Rega yang menaikkan sebelah alisnya.

"Hehe maaf pak" Intan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Saya permisi pak, kalau butuh bantuan panggil saya saja oke" Intan mengedipkan mata kirinya dan berbalik menuju lift dengan sesekali bersenandung ria

Rega geleng-geleng kepala melihat kelakuan absurd karyawan barunya itu.

Rega berjalan menuju ruangan nya sambil senyum-senyum tak jelas "gadis gila" gumamnya. Namun senyuman masih terpatri diwajah nya.

***

Tak seperti biasanya, hari Minggu ini Intan habiskan dirumah Stella. Dia melihat Stella yang berkutat dengan panggangan.

"Mbak Ste, dulu mbak sama mas Hari bagaimana bisa bertemu?" tanya Intan yang duduk di pantry

"Kami teman sekampus dulu"

Intan mengangguk-angguk. "dulu yang nembak mbak duluan atau mas Hari duluan"

Stella berhenti dari kegiatannya, memperhatikan wajah adiknya. "mas Hari dong, masak cewek nembak duluan"

Intan menerawang. "kalau Intan nembak duluan gimana ya mbak"

"Apa?" Stella terkejut

Intan menghela nafasnya. "bos Intan itu orangnya cuek banget mbak, aku gak yakin kalau dia suka sama Intan" ucapnya sedih

"Kenapa begitu?"

"Kali aja kalau Intan bilang suka sama dia, dia bakal luluh sama Intan" ujar Intan terkekeh

Stella ikut duduk didepan adiknya. "memangnya kamu gak malu kalau ditolak"

"Ish, mbak kok doanya gitu" protes Intan

"Mbak gak doain, andai saja, kan kamu harus mikir sisi buruknya juga"

Intan berfikir. "iya juga ya"

"Eh tapi gapapa, kalau ditolak Intan bakal nembak lagi" intan terkikik

Stella hanya geleng-geleng. "mbak cuma gak mau adik mbak yang cantik ini nangis gara-gara ditolak cowok" Stella mencubit pipi intan

Intan mengerucut. "makanya mbak doain, supaya bos Intan yang ganteng itu mau nerima Intan jadi pacarnya" raut wajah Intan sumringah

Stella bangun dari duduknya guna mengecek rotinya. "iya mbak doain semoga bos kamu mau nerima kamu"

"Aminnn" Intan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

***

"Selamat pagi pak Rega" lagi Intan menyapa bos gantengnya itu

"Pagi"

"Bagaimana tidurnya semalam pak" Intan mengikuti langkah Rega yang menuju lift

"Nyenyak?" Lanjut Intan

"Hem"

"Ini untuk Bapak" Intan menyerahkan bungkusan berisi kue

Rega menyernyit. "tidak terimakasih"

Intan menyerahkan bungkusan itu dengan paksa ditangan Rega. Kemudian keluar dari lift yang ternyata sudah sampai dilantai tiga.

Intan berbalik menghadap Rega, melambaikan tangan sebelum pintu lift tertutup sempurna.

Rega memperhatikan bungkusan yang diberikan Intan diatas meja.

Perlahan dia membukanya ternyata beberapa potongan kue yang disimpan dalam kotak makan.

Ragu, antara mencicipi atau tidak, kata hati menolak menyentuhnya, namun tangannya seakan bergerak sendiri mengambil potongan kue itu dan memasukkan kedalam mulut.

Rega berhenti mengunyah, rasanya tidak asing dengan kue ini, sepertinya dia pernah memakannya, tapi dimana.

Lagi, Rega mengambil potongan kue dan memakannya. Sampai kue itu benar-benar habis.

Pikiran Rega masih berkelana berusaha mengingat dimana pernah makan kue seperti ini.

Tiba-tiba pikirannya tertuju pada satu nama. "Stella" gumamnya

Ya rasa kue ini sama persis dengan kue buatan Stella, beberapa kali waktu dirinya kerumah Stella atau kebutik, Stella menawarinya kue ini.

Bagaimana bisa wanita itu punya kue yang sama persis dengan buatan Stella, pikirnya.

Karena kue ini dia teringat dengan Stella, dia tersenyum kemudian mengambil ponsel guna menelepon Stella.

***

Jam menunjukkan pukul lima sore waktunya bagi Stella menutup butik dan pulang kerumah.

Baru saja mengunci pintu suara rega menyambut nya.

"Jadi pulang bareng"

Stella mengangguk. Stella menyanggupi pulang dengan Rega karena merasa tidak enak sewaktu menolak ajakan Rega makan siang.

Rega menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Intan yang berjalan di trotoar tak sengaja melihat mobil Rega melintas, senyumnya memudar kala mengetahui didalam mobil Rega ada seorang perempuan.

Dia menunduk lesu, "kapan aku bisa duduk disamping kemudinya" monolog Intan

Sementara didalam mobil Stella tak sengaja melihat Sandy yang sedang berjalan beriringan dengan Fara, Fara yang bergelayut dilengannya.

Stella merasakan sesak di dadanya. Dia terus memperhatikan dua sejoli itu, sampai posisinya menengok kebelakang.

"Kamu lihat apa Ste?" tanya Rega

Stella kembali ke posisinya. "ah tidak ada"

"Kamu yakin?"

Stella mengangguk, tersenyum meyakinkan Rega.

Stella bingung dengan perasaannya sendiri, kenapa dia merasa kesal Sandy bersama wanita lain yang notabene adalah calon istri Sandy.

Kenapa sekarang dirinya merasa tidak suka Sandy dekat wanita lain. Stella merasa seperti menjadi pelakor. Astaga dia memukul kepalanya sendiri.

Apa bedanya dengan yang diucapkan Fara waktu itu. Tidak-tidak dia tidak boleh suka dengan Sandy.

Rega tahu terjadi sesuatu dengan Stella, namun apa daya jika Stella tidak berniat menceritakan, dirinya juga tidak bisa memaksa.

***

.

.

.

Happy weekend 💞💞

Hot

Comments

Annisa Sohibatul

Annisa Sohibatul

pengen baca sii tp gabisa he

2022-12-24

0

🍭ͪ ͩ印尼🇮🇩小姐 ᗯ𝐢DYᗩ☠ᵏᵋᶜᶟ

🍭ͪ ͩ印尼🇮🇩小姐 ᗯ𝐢DYᗩ☠ᵏᵋᶜᶟ

kunci nya pake koin atau poin ya, Thor?

2022-04-10

0

Anonymous

Anonymous

Lanjut

2022-03-15

0

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play