Episode 13

✨ Bunda untuk Daddy 🎎

13

***

Hari berikutnya Aiden mengajak oma nya pergi menjenguk Stella, sebenarnya itu saran dari Sandy, hanya saja dirinya malu untuk berucap langsung dengan mamanya.

*Flashback on

"Aiden ajak oma jenguk Bunda yuk" ucap Sandy yang tengah menemani anaknya bermain mobil-mobilan

Aiden mendongak dan mengangguk antusias

"Omaa jenguk Bunda Stella yuk, sama Daddy" tunjuk Aiden kearah Daddy nya

"Iya sayang, oma ganti baju dulu ya"

Flashback off*

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab Stella dan juga Sari

"Tante, Aiden" Stella terkejut melihat ada Aiden dan Laras

Aiden berlari dan langsung naik ke brangkar memeluk Stella. "Aiden kangen sama Bunda, Bunda cepet sembuh ya"

"Iya sayang, Bunda juga kangen sama Aiden" jawabnya tersenyum melihat wajah menggemaskan Aiden

Sandy masuk keruangan dan duduk disofa.

"Bagaimana kabarmu Ste, maafkan tante baru sempat kesini" sesal Laras

"Alhamdulillah sudah mendingan tan, maaf merepotkan"

Laras mengelus lengan Stella, "tidak ada yang direpotkan, kau bahkan dulu ketika Aiden sakit menunggu nya sampai sembuh"

"Stella ikhlas tan menemani pria tampan ini" gemas Stella menciumi wajah Aiden

"Geli Bunda" Aiden tertawa berusaha menghindar dari ciuman Stella

Sandy hanya memperhatikan kebersamaan Stella dan anaknya, dia tersenyum melihat keduanya tertawa.

"Kamu siapa nya Stella" Laras melihat kearah Sari

Sari mengulurkan tangan kearah Laras hendak mencium tangannya, "saya Sari bu, pegawai dibutiknya mbak Stella"

Laras mengangguk, "panggil tante saja"

"Eh, iya tante" jawab Sari sungkan

"Orangtuamu dimana Ste" Laras mengalihkan matanya pada Stella

Stella menoleh kearah Laras, "ayah di Bandung tan, ibu Stella sudah meninggal"

"Oh maaf..-"

"Gapapa tan" sela Stella

"Ayah kamu tidak kesini" itu suara Sandy

Semua menoleh kearah Sandy, "aku tidak memberitahu ayah kalau aku dirawat" jawab Stella

"Kenapa Stella" Laras menyahut lembut

"Aku tidak mau merepotkan ayah dan keluarga barunya" Laras dan Sandy menyernyit bingung

Sedangkan Sari yang sudah mengetahui perihal keluarga Stella hanya diam sambil mengajak Aiden bermain disofa.

"Setelah ibu meninggal ayah menikah lagi" jelas Stella yang melihat raut kebingungan dari keduanya

"Kamu bilang ayah kamu dibandung, lalu kamu dijakarta dengan siapa" tanya Laras

"Dulu setelah menikah mendiang suami dapat promosi jabatan di Jakarta, jadi kami memutuskan pindah dan menetap disini"

"Ada family di Jakarta?"

"Kalau family tidak ada tan, tapi kalau teman rasa family ada" ujar Stella tersenyum

Sangat manis, Sandy tertegun terpesona oleh senyuman Stella.

"Ehem" Laras berdehem menyadarkan Sandy dari keterpesonaannya terhadap Stella

Stella yang merasa diperhatikan menoleh kearah Sandy, keduanya saling menatap, namun segera Stella memutus kontak matanya.

Sandy yang mendengar sindiran mamanya pun ikut berdehem, dan menetralkan wajahnya kembali.

Sedangkan Laras dan Sari senyum-senyum melihat keduanya salah tingkah khususnya Sandy yang ketahuan menatap Stella.

***

Beberapa hari kedepan Laras rutin mengunjungi Stella dirumah sakit, dirinya kasihan sebab tak ada satupun keluarga Stella yang menemani, setidaknya ini bentuk balas budinya terhadap Stella dulu.

Kemarin Sandy terbang keluar negeri guna urusan bisnis selama satu Minggu, dan berlanjut keluar kota selama satu bulan.

Selama Sandy diluar kota Laras mengizinkan Aiden sering berkunjung ke butik Stella sekedar bermain. Tentunya setelah Stella diperbolehkan pulang oleh dokter.

Bahkan hampir setiap hari sepulang sekolah Aiden mampir ke butik Stella, tak jarang Laras juga ikut berkunjung sekedar bertegur sapa.

Jery yang awalnya kaget dengan kehadiran Aiden di butik Stella lama kelamaan mulai terbiasa, bahkan Jery sempat terkejut akan panggilan Bunda yang diucapkan Aiden.

"Ste dia anak siapa"

"Ini Aiden, anakku" ucap Stella asal membuat Jery melotot

"Sejak kapan kau menikah, kenapa kau tidak mengundang ku Ste" Jery mengintimidasi

"Hahaha aku bercanda Jery" Stella menepuk pundak Jery

"Ehm, dia anak temanku" lanjut Stella

Jery memicing melihat keseriusan dimata Stella. Dan Stella mengangguk-angguk

Jery menghela nafas melihat kearah Aiden yang fokus mewarnai.

"Tapi kalaupun dia anakmu tidak masalah Ste, dia pria kecil yang tampan" Jery mencubit pipi Aiden

"Hei tampan, siapa namamu" tanya Jery kepada Aiden

Aiden mendongak, "Aiden om"

"Bagaimana kalau besar nanti kau jadi menantuku"

"Menantu itu apa om" tanya Aiden polos

Plak

Stella memukul lengan Jery, "jangan mengajari hal buruk padanya Jer"

Stella beralih melihat Aiden, "Aiden jangan dengarkan om ini ya, Aiden lanjut mewarnai saja oke"

Aiden mengangguk dan melanjutkan kegiatannya mewarnai.

"Hei kenapa, dia akan aku jodohkan dengan Caramel"

Plak

Lagi, Stella memukul lengan Jery, "kau lupa Caramel baru berumur lima bulan Jery, kau ayah yang gila" Stella memelankan suara ketika menyebut kalimat terakhir, dia tidak ingin Aiden mendengar kata-kata yang kurang baik.

"Hahahaha kenapa kau yang marah Ste, mungkin kalau aku bicara dengan orangtua Aiden mereka akan setuju" goda Jery menaik turunkan alisnya

Stella memicing menatap Jery yang masih terbahak, "dasar gila" ucapnya pelan

***

Tak beda jauh dengan Jery, Rega yang beberapa kali mengunjungi Stella kebutik selalu melihat Aiden disana. Dia juga penasaran kenapa anak itu memanggil nya Bunda.

"Kenapa dia memanggilmu Bunda Ste" protes Rega

"Memangnya kenapa?"

"Dia bukan anakmu Ste, bagaimana kalau orang lain salah paham"

Stella berbalik menatap Rega, "aku tidak perduli tanggapan orang lain Ga, aku tidak merasa keberatan Aiden memanggilku Bunda, lagipula aku yang memintanya memanggilku Bunda"

"Tapi bagaimana dengan orangtuanya"

"Ibunya meninggal, dan ayahnya sama sekali tidak keberatan" telak Stella

Rega melotot, "jadi dia anak seorang duda" tebak Rega

Stella mengangguk, "iya"

"Lalu dimana ayahnya" tanya Rega, sebenarnya dia kesal karena Stella dekat dengan anak seorang duda, entahlah dia merasa mempunyai saingan

"Keluar kota"

"Apa tidak ada keluarga nya, kenapa dia selalu berada disini Ste, dia bukan siapa-siapa mu"

Stella menatap sinis Rega, "ada apa denganmu Ga, kenapa kau bicara seperti itu"

Rega maju memegang kedua lengan Stella, "aku tidak suka kau dekat-dekat dengannya Ste" ucapnya melembut

Stella mundur melepaskan cengkeraman Rega, "maksud kamu"

Rega mengacak rambutnya frustasi, "kau dekat dengan anak seorang duda, sangat mungkin kau juga dekat dengan ayahnya Ste, aku tidak menyukai kau dekat dengan laki-laki lain"

Stella tersentak, sebenarnya sudah lama dirinya mengetahui bahwa Rega mempunyai rasa padanya, namun Stella menampik pikiran itu, dia merasa tidak pantas untuk seorang Rega yang masih belum pernah menikah, tampan dan kaya, sedangkan dirinya seorang janda.

"Ke- kenapa" tanyanya ragu

"Karena aku su ..-"

"Bundaaa"

Teriakan Aiden menghentikan ucapan Rega, Rega mengerang frustasi.

"Aku pergi dulu Ste" ucapnya seraya meninggal kan butik Stella

Stella menatap Rega yang berjalan keluar dari butiknya. "maafkan aku Rega" ucapnya lirih

***

Dua hari berikutnya Stella menemani Aiden camping di puncak. Acara sekolah.

Itu permintaan dari Laras serta Aiden, Aiden terus saja merengek agar Stella mau menemani nya camping, dia berucap semua temannya pergi dengan mommy nya, dirinya juga ingin ditemani mommy.

Aiden tidak mau pergi dengan Fara, dia tidak suka dengan Fara, lagipula Stella juga tidak begitu yakin dengan Fara, alhasil dirinya setuju untuk menemani Aiden camping selama dua hari.

Disana dia bertemu dengan sahabat nya Erin, Erin sangat terkejut melihat Stella yang datang dengan Aiden.

"Lo ada hubungan apa sama bokap Aiden" cecar Erin setelah keduanya duduk di kursi panjang melihat anak-anak bermain dipasir

"Gak ada Erin, gue cuma dekat dengan Aiden tidak dengan ayahnya"

Erin memicing, "lo yakin"

"Yakin Erin, lagipula Sandy sudah punya calon istri"

Erin berfikir, "ah iya aku pernah melihat Aiden diantar wanita dulu, jadi itu benar calon ibu tiri Aiden"

Stella mengangguk, "sepertinya begitu"

Erin semakin mendekat kearah Stella, "tapi Ste gue lebih setuju kalau lo yang jadi ibu tiri Aiden"

Stella menjauhkan wajahnya, "jangan ngawur Rin"

"Ih gue serius Ste, lagipula Aiden kelihatan akrab banget sama lo"

"Dan lo tahu" Stella menanti ucapan Erin selanjutnya

"Daddy Aiden itu ganteng banget Ste, duren, duda keren, tajir, siapa yang gak mau sama doi" Erin senyum-senyum membayangkan wajah Sandy

Stella menoel pipi Erin, "jangan gila Rin, lo udah punya suami, udah ada Vini juga"

"Hehehe cuma bayangin aja Ste" ucap Erin menyengir

***

JANGAN LUPA FOLLOW 😘

Doakan saja author rajin ngetik, mood baik, dan ide gak buntu,  biar bisa update tiap waktu xixixi😁😁

Hot

Comments

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

🤗🤗

2022-10-13

0

jOjO

jOjO

Bagaimana besar nanti kau jadi menantuku..?

2020-08-23

0

ciciatjeh

ciciatjeh

semangat Thor😍 kalau kena writerblock.. baca komik aja sambil ganggu kucing

2020-04-25

4

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play