Episode 6

✨ Bunda untuk Daddy 🎎

6

***

Sesampainya dirumah Aiden langsung berlari kedalam rumah dan memeluk Omanya. Laras terkejut dengan tingkah cucunya.

Laras membawa Aiden dalam gendongannya "Aiden baik-baik saja" tanyanya khawatir

"Dia hanya kelelahan Tante" jawab Fara yang baru masuk bersama Sandy

***

Malamnya Aiden terserang demam, Laras mengompres Aiden serta menemaninya tidur.

"Bagaimana kalau kita bawa Aiden kerumah sakit ma" tanya Sandy khawatir

"Mama sudah memberinya obat penurun panas, kita lihat sampai besok pagi kalau masih belum turun kita bawa kerumah sakit" jelas Laras

Paginya Aiden benar-benar dibawa kerumah sakit karena panas yang tak kunjung turun.

"Bagaimana keadaan anak saya dokter" tanya Sandy setelah dokter selesai memeriksa Aiden

"Aiden harus rawat inap beberapa hari pak, panasnya sangat tinggi ditakutkan bisa kejang" jelas sang dokter

"Berikan yang terbaik untuk cucuku" Vero berucap

"Pasti pak, saya permisi"

Setelah menyelesaikan berbagai prosedur rumah sakit, Aiden dipindahkan dikamar rawat VVIP khusus anak-anak.

"Bunda" terdengar Aiden berucap dengan mata tertutup sepertinya dia mengigau

"Bunda"

Laras, Sandy dan Vero menoleh satu sama lain.

"Apa perlu kita memanggil Bunda nya" tanya Laras

"Tidak usah ma, Aiden sudah mendapatkan perawatan disini, pasti sebentar lagi akan membaik, dia hanya mengingau" jelas Sandy

Laras hanya mengangguk dan menggenggam tangan cucunya.

"Oma Aiden haus" ujar Aiden ketika tak berapa lama terbangun dari tidurnya

"Aiden makan dulu ya sayang habis itu minum obat" Laras membujuk cucunya

Aiden menggeleng "tidak Oma"

"Aunty suapin ya sayang" bujuk Fara yang siang tadi berkunjung kerumah sakit ketika mendengar kabar calon anak asuhnya masuk rumah sakit

"Tidak mau" Aiden masih menggeleng "Aiden mau makan bubur sumsum oma"

Laras berbinar "iya sayang Oma buatin ya, Oma pulang dulu nanti kesini lagi" Laras hendak berdiri namun dicegah Sandy

"Tidak usah ma, biar Fara yang buatin Aiden bubur" Sandy melihat kearah Fara

Sedangkan yang dibicarakan terkejut, bagaimana dirinya membuat bubur sumsum sedangkan masak saja dia tidak pernah.

"Biar Fara pulang sama Sandy, sekalian Sandy mengambil berkas yang tertinggal dirumah"

"Baiklah, mama disini temani Aiden"

***

Di kediaman keluarga Van Houten

"Heh kamu, buatkan bubur sumsum cepat" ucap Fara pada Moly sang kepala pelayan

"Untuk siapa Nona"

"Jangan banyak tanya, buruan sana" usir Fara dengan tangannya

Fara melangkah menuju kamar Sandy dilantai dua.

"Kenapa kamu disini Fara" tanya Sandy ketika Fara memasuki kamarnya

"Aku kangen sama kamu" Fara menghampiri dan bergelayut manja di lengan Sandy

Sandy melepaskan tangan Fara "bukankah seharusnya kamu membuat kan bubur untuk Aiden"

"Aku sudah menyuruh Moly membuatnya, lagian kita sudah lama tidak bermesraan sayang" Fara kembali bergelayut dilengan Sandy

Lagi, Sandy melepaskan tangan Fara "seharusnya kamu melihat cara Moly membuat nya, supaya bisa bukannya malah disini"

"Ck kenapa sih San, apa gunanya pembantu kalau sebagai majikan kita masih turun tangan"

"Fara apa kamu lupa kalau Aiden sedang sakit, seharusnya kamu sebagai calon ibunya khawatir dengan keadaan Aiden, bukan malah seperti ini"

"Apa kamu hanya menginginkan ku, tidak beserta Aiden" tuduh Sandy

"Tidak sayang, siapa bilang aku tidak khawatir, aku khawatir kok, lagipula sekarang Aiden sudah ditangani dokter kan, pasti sebentar lagi akan sembuh" bela Fara

"Sebaiknya kamu turun dan membantu Moly menyiapkan bubur untuk Aiden"

"Huh, oke baiklah" Fara berbalik meninggalkan kamar Sandy, hatinya kesal, niat hati ingin bermesraan dengan Sandy malah gagal.

Sandy hanya geleng-geleng melihat sikap Fara, dia selalu berfikir apa pilihannya sudah benar dan tepat dengan menjadikan Fara sebagai istri dan ibu untuk Aiden.

Apa Fara bisa menjadi ibu yang baik untuk Aiden atau malah sebaliknya. Karena sebenarnya diapun tidak yakin atas perasaan nya terhadap Fara.

Waktu itu dirinya melihat Aiden yang sepertinya sangat membutuhkan sosok seorang ibu, karena saat itu dirinya tengah dekat dengan Fara, lantas dia mengatakan pada Fara apakah dirinya mau menjadi ibu sambung untuk Aiden. Dengan antusias Fara setuju, dan mengklaim bahwa dirinya calon istri dari seorang pengusaha kaya raya Sandy Van Houten.

Sandy saat itu bahkan tidak mempunyai perasaan apapun terhadap Fara, atau mungkin sampai saat ini perasaan itu masih sama tidak bertambah.

Fara duduk di ruang makan menunggu Moly yang sedang membuat bubur sumsum, sama sekali dia tidak berniat untuk melihat atau menbantu, dia memilih untuk melihat-lihat sosial media diponselnya.

Sekitar sepuluh menit Sandy turun dari kamarnya dilantai dua, dia melihat Fara yang sedang asik bermain ponsel bahkan sesekali tertawa. Sandy hanya geleng-geleng kepala. Hatinya selalu berucap 'semoga dia tidak salah pilih, dia berharap ini yang terbaik untuk Aiden'

***

Malamnya dirumah sakit Aiden terus saja mengigau memanggil nama Bunda.

Dokter segera memeriksa keadaan Aiden dan terus bergumam menyebut Bunda.

"Panasnya semakin tinggi, masukkan obat melalui infus" ucap dokter pada suster disampingnya

"Dimana Bunda nya" tanya dokter

Dokter bingung melihat keempat orang dewasa ini diam, pikir dokter mungkin terjadi masalah keluarga.

"Saya sarankan membawa Bunda nya kesini, siapa tahu dengan kehadiran Bunda nya Aiden bisa sembuh, tolong jangan pikirkan ego kalian, tapi pikirkan kesembuhan Aiden" ujar dokter seraya berlalu meninggalkan ruangan

"Apa tak sebaiknya memanggil nya San" ucap Laras melihat kearah Sandy setelah dokter keluar dari ruangan.

Fara berbisik pada Sandy "tidak perlu memanggil nya bukankah dokter sudah memberikan obat tadi, kita tunggu sampai besok pagi"

Sandy sebenarnya tidak tega melihat putranya, namun ucapan Fara mempengaruhi niatnya yang akan membawa Bunda bertemu Aiden.

"Kita tunggu sampai besok pagi ma, semoga panas Aiden menurun"

Laras tidak menyahut hanya memandang kearah cucunya yang terlihat pucat.

Paginya Aiden sama sekali tidak mau makan serta meminum obatnya, dia selalu merengek meminta bertemu dengan Bunda.

"Aiden, dia bukan siapa-siapa kita, jadi jangan terus-terusan memintanya kesini" bentak Sandy yang frustasi mendengar rengekan anaknya

"Sandy jaga bicaramu" Laras tak kalah membentak Sandy

"Kau lupa Aiden sedang sakit, apa salahnya meminta Stella kesini, kau terlalu egois San" cecar Laras jengah dengan sifat putranya yang menganggap enteng penyakit cucunya

Tiba-tiba Aiden kejang-kejang, Laras segera menekan tombol darurat, beberapa dokter datang dan memeriksa. Selama kejang Aiden terus saja menyebut Bunda walau lirih namun masih terdengar oleh dokter.

"Apa bundanya masih belum kesini" tanya dokter

"Sebentar lagi dok" jawab Laras  berbohong

"Sebaiknya cepat bawa Bunda nya kesini nyonya, kasihan Aiden tubuhnya semakin melemah, disamping panas mungkin dirinya juga rindu dengan Bunda, sosok ibu sangat diperlukan dalam kondisi seperti ini, sesekali berfikir lah anda sebagai anak kecil" jelas sang dokter

Setelah memberikan suntikan kepada Aiden, dan memastikan Aiden tidak lagi kejang dokter pamit undur diri.

"Biar papa yang mencari Stella" Vero hendak beranjak dari posisinya, dia memikirkan saran dokter dan tidak tega melihat kondisi cucunya

"Tunggu pa" cegah Sandy

"Biar Sandy yang mencarinya"

"Tapi San" Fara hendak memprotes

"Ini demi Aiden, kamu disini saja" Sandy merogoh sakunya mengambil ponsel guna menghubungi Alvin

"Siapkan mobil, saya keluar dari rumah sakit segera"

"Siap tuan"

Sandy kembali mendial nomornya

"Halo tuan"

"Pak Udin anda mengetahui dimana Stella tinggal"

"Tidak tuan, tapi sepertinya guru pengajar tuan muda tahu"

"Terimakasih pak Udin"

"Sama-sama tuan"

"Kita ke sekolah Aiden" Sandy berucap ketika sudah masuk di dalam mobil

"Siap tuan" jawab Alvin

Sekitar 30 menit Sandy sampai disekolah Aiden dan langsung menemui Bu Dewi, memang benar Stella sempat meninggalkan kartu nama dan Sandy sangat beruntung.

Setelah berbincang sebentar dan Bu Dewi yang mendoakan agar Aiden cepat sembuh Sandy bergegas menuju alamat yang tertera pada kartu ditangannya.

Sandy membaca kartu tersebut, disana tertulis

'Stella boutique'

Lengkap dengan alamat serta nomor pribadi.

***

Hot

Comments

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

semangat terus

2022-10-06

0

Sneha

Sneha

good work

2022-03-01

0

Sneha

Sneha

good

2022-02-27

0

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play