Episode 5

✨ Bunda untuk Daddy 🎎

5

***

Memikirkan ucapan dari orangtuanya Sandy berinisiatif mengajak Fara dan juga putranya untuk jalan-jalan bertiga. Agar hubungan Fara dan Aiden membaik.

Sandy menceritakan perihal Stella kepada Fara, serta Sandy yang memarahi Fara karena terlalu abai dengan Aiden.

Fara sempat marah mengetahui bahwa Aiden memanggil Bunda kepada Stella yang tidak diketahui wajahnya. Namun Sandy jelaskan kalau itu salah Fara sendiri yang tidak peduli dengan Aiden, menyebabkan Aiden lebih nyaman dengan orang lain.

Sandy meminta agar Fara sedikit meluangkan waktunya untuk Aiden, Sandy bahkan rela memberikan sejumlah uang kepada Fara sebagai pengganti beberapa tawaran pemotretan yang dia tolak, bahkan Sandy rela menggantinya dua kali lipat.

Tentu hal itu tidak disia-siakan oleh Fara, padahal Fara hanya pura-pura menolak pemotretan, yang pasti hanya beberapa kali saja dia pemotretan dalam seminggu, sisanya dia habiskan dengan jalan-jalan hura-hura dengan teman-teman nya.

Ketiga nya sampai disalah satu pusat wahana permainan di Jakarta, berkeliling menaiki wahana, hampir satu jam berkeliling mereka memutuskan untuk mengisi perut terlebih dahulu.

"Daddy Aiden mau ice cream" tunjuk Aiden para salah satu stand penjual ice cream

"Oke jagoan" Sandy menggendong Aiden menuju stand penjual ice cream sedangkan Fara menunggu sambil memesan makanan didalam restoran.

Aiden dan Sandy membawa dua cup ice cream dengan rasa coklat serta strawberry. Keduanya menghampiri Fara yang tengah duduk didalam restoran.

Sandy pamit menjauh guna menerima telepon. Karena suasana disekitar restoran sangat ramai.

"Aunty Aiden pengen pipis" ucap Aiden memegang i celananya

"Ayo" ajak Fara

"Kamu masuk kedalam Aunty tunggu disini, jangan lupa disiram ya" ucap Fara ketika sampai di toilet khusus pria

"Aunty bagaimana Aiden melepas celananya, Aiden malu kalau melepas disini"

"Ck, tinggal dibuka apa sudahnya sih" gerutu Fara

"Kalau dirumah biasanya oma yang nemenin Aiden ke toilet"

"Masak iya gue harus masuk ke toilet cowok" ujar Fara lirih

"Heh kamu" panggil Fara pada pria yang sepertinya pegawai restoran

"Saya Nyonya"

"Iya cepetan sini" Fara mengeluarkan selembar uang pecahan seratus ribu dan memberikan kepada pegawai tersebut

"Nih buat kamu, anterin anak saya ketoilet, dia kebelet pipis, buruan"

"Tapi Nyonya.."

"Udah buruan anak saya sudah kebelet itu, mau dia ngompol disini terus kamu yang bersihin"

"Ti-tidak Nyonya"

"Yasudah cepetan"

"Aunty Aiden mau itu" Aiden menunjuk kearah penjual gulali besar

"Tidak boleh, nanti gigi mu rusak" jawab Fara kemudian fokus dengan ponselnya

Aiden menekuk wajahnya lesu "Aunty kalau yang itu boleh"

"Tidak boleh" jawab Fara dengan mata masih memperhatikan ponselnya

"Aunty kita main pancingan yuk" Aiden menarik-narik ujung baju Fara

"Tidak boleh"

"Aunty kita lihat yang .. "

"Tidak boleh tidak boleh tidak boleh, kalau Aunty bilang tidak ya tidak Aiden" bentak Fara yang jengah dengan rengekan Aiden

Aiden langsung menundukkan wajahnya, bahkan hampir menangis.

Dia mendongak melihat Fara yang masih sibuk dengan ponselnya. Merasa tidak diawasi Aiden pun berlari melihat badut yang sedang berpose dengan beberapa anak.

"Hai, aku Tomi, siapa namamu" tanya seorang anak yang juga ikut melihat badut

Aiden menyambut tangan Tomi "aku Aiden"

Keduanya asik melihat badut yang sedang menirukan gaya berenang, gelak tawa memenuhi sekitar.

Fara menyadari bahwa Aiden tidak berada disampingnya, segera dia menoleh keseluruhan penjuru guna menemukan Aiden.

"Anak sialan, menyusahkan saja, kalau Sandy tahu bisa habis gue"

"Kemana sih tuh anak" Fara berjalan menyusuri setiap arena bermain

Sesekali dirinya berteriak memanggil nama Aiden, kakinya sudah lelah mencari Aiden. Fara berhenti sejenak dan melihat kerumunan orang.

"Mungkin dia disana" monolog Fara dan berjalan menuju kerumunan yang ternyata ada pertunjukan badut

Fara menilik sekitar adakah Aiden disana, matanya terfokus pada dua anak kecil yang salah satunya adalah Aiden.

"Itu dia" dengan langkah lebar serta gerutuan dalam hati Fara menghampiri kedua anak laki-laki itu.

Fara menarik lengan Aiden dengan kasar "disini kamu ternyata, Aunty lelah mencari cari kamu Aiden, lain kali kalau pergi itu bilang" bentak Fara

Aiden meringis kala lengannya dicengkeram kuat oleh Fara.

"Siapa kamu" tanya Fara pada anak laki-laki kecil disamping Aiden

"Saya Tomi tante teman Aiden"

Fara melirik dari atas sampai bawah dengan senyum merendahkan, kemudian beralih pada Aiden.

"Berapa kali Aunty bilang Aiden, jangan berteman dengan sembarangan orang, apalagi orang miskin" Fara menoleh sinis pada Tomi

Dilihat dari penampilan pria kecil itu memang bukan dari kalangan atas seperti Aiden.

"Tomi baik kok Aunty"

"Bagaimana kamu tahu dia tidak memanfaatkan kamu Aiden, kalian baru berkenalan kan" jelas kedua pria kecil itu bingung dengan ucapan Fara, mana paham anak sekecil mereka tentang arti memanfaatkan

"Sudah ayo kita pergi dari sini" Fara menarik tangan Aiden

Setelah sampai di kursi restoran segera Fara duduk dan bermaksud memarahi Aiden.

"Jangan sekali-kali kamu kabur dari Aunty Aiden, kalau Daddy tahu kamu hilang dia bakalan marah sama Aunty, sama kamu juga" tatapan tajam Fara mengarah ke Aiden, sedangkan Aiden menunduk takut

Fara menghela nafas lelah

"Dan juga jangan sembarangan kamu menerima orang lain menjadi temanmu, belum tentu dia orang baik"

"Tapi kata Bunda Aiden tidak boleh membeda-bedakan teman" Aiden mendongak menatap Fara

Mendengar Aiden memanggil perempuan lain dengan sebutan Bunda, membuat darah Fara mendidih.

"Jangan bicarakan tentang Bunda mu disini, Aunty tidak suka" bentak Fara

"Lagi pula Aunty sebentar lagi bakal jadi mommy mu Aiden bukan orang lain" Fara menetralkan kembali suaranya

"Tapi Aiden sayang Bunda" cicit Aiden

"Diam" bentak Fara mengejutkan Aiden

"Hiks hiks" terdengar tangisan Aiden membuat Fara semakin frustasi

"Berhenti menangis Aiden" namun Aiden masih terus menangis

"Aiden, Aunty bilang berhenti menangis, nanti Daddy kamu marah" Fara melihat sekitar takut-takut kalau tiba-tiba Sandy datang

Aiden masih sesegukan membuat Fara geram bukan main, kenapa mengurus anak sangat menyebalkan, bisa-bisa dia darah tinggi, dan membuat nya cepat tua, oh tidak dia tidak mau itu terjadi.

Fara mencubit lengan Aiden "Aunty bilang diam ya diam Aiden" Fara melotot kearah Aiden

Seketika Aiden berhenti menangis melihat Fara melotot kearah nya, serta cubitan dilengannya yang terasa sakit, dia sangat takut.

"Anak pintar" Fara tersenyum mengelus kepala Aiden

"Maaf tadi ada telepon penting" ucap Sandy ketika sudah kembali duduk disamping Aiden

"Gapapa sayang" jawab Fara halus berbanding terbalik dengan apa yang telah dilakukan terhadap Aiden beberapa menit yang lalu

"Jagoan Daddy kenapa murung hem" Sandy mengelus kepala Aiden yang menunduk

"Ayo kita lanjutkan permainan nya, Aiden mau main apa" tanya Sandy

Aiden menggeleng "Aiden mau pulang Daddy"

"Lho kok pulang, atau Aiden mau Daddy belikan sesuatu"

Aiden masih menggeleng "Tidak Daddy, Aiden mau pulang"

Sandy merasa ada yang aneh dengan putranya.

"Aiden sudah lelah sayang, lebih baik kita pulang saja, kasihan Aiden kecapean" ujar Fara

Mungkin benar Aiden kecapean bathin Sandy

"Yasudah ayo kita pulang" Sandy menggendong Aiden

Sepanjang jalan menuju parkiran mobil Aiden hanya diam saja serta mengeratkan tangannya yang melingkar dileher sang ayah. Hal itu semakin membuat Sandy khawatir, karena biasanya Aiden selalu berceloteh, bertanya tentang apa yang dia lihat.

Atau mungkin Aiden memang kelelahan sehabis bermain banyak wahana tadi.

***

Hot

Comments

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

semangat

2022-10-05

0

𝄢Sabi♡❥...

𝄢Sabi♡❥...

......

2022-05-23

5

Sneha

Sneha

good

2022-02-13

0

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play