Episode 2

✨Bunda untuk Daddy 🎎

2

***

"Lo harus datang Ste"

"Iya gue usahain Rin"

"Oke gue tunggu, kalo gitu gue pergi dulu ya, bye Ste" lambaian Erin dibalas anggukan oleh Stella

Stella membolak-balik kan undangan di tangannya, disana tertulis acara ulangtahun Vini putri dari sahabatnya Erin. Sebenarnya dia malas untuk datang, karena disana pasti yang datang dengan anaknya, sedangkan dirinya akan sendirian. Hal itu mengingat kan dirinya dengan mendiang anaknya.

Stella menghela nafas lelah, segera berdiri dari cafe tempatnya bertemu dengan Erin, dia bergegas menuju mall untuk membelikan kado untuk keponakan nya itu.

***

Suasana sangat ramai, beberapa tamu sudah hadir, rumah Erinpun disulap menjadi berhiaskan balon-balon yang lucu, beberapa anak kejar-kejaran, memeriahkan acara ini.

Setelah memberikan kado untuk Vini dan berbincang-bincang dengan Erin, Stella memutuskan untuk pulang saja, karena sebenarnya dirinya kurang enak badan.

Stella berjalan keluar rumah, tak sengaja dirinya melihat anak kecil yang duduk sendirian dikursi taman samping rumah Erin. Stella berniat menghampiri nya.

"Hai" Stella melambaikan tangannya ketika sampai didepan anak kecil yang sedari tadi menunduk

"Boleh Aunty duduk disini" ucap Stella setelah tak mendapat jawaban sebelumnya

Anak kecil itu lantas mengangguk lesu, Stella mendudukkan dirinya disamping anak kecil itu.

"Nama kamu siapa sayang" Stella menoleh kearah pria kecil disamping nya

"Aiden" jawab anak kecil itu hampir berbisik

"Kenapa gak masuk kedalam, teman-teman sedang bermain didalam"

"Aiden gak mau kesana"

"Kenapa?" Tanya stella bingung karena Aiden masih saja menunduk bahkan saat menjawabnya

"Disana semua bersama mommy, sedangkan Aiden tidak punya mommy" Stella tersentak mendengar jawaban Aiden

"Memangnya mommy Aiden kemana kalau boleh aunty tahu"

"Kata Daddy mommy ada disurga, waktu Aiden tanya dimana surga Daddy bilang tempatnya jauh, Aiden tidak bisa kesana" ucapnya sendu

Stella terenyuh mendengar nya "lalu Aiden kesini sama siapa"

"Sama Aunty Fara, tapi Aunty Fara bilang ada urusan jadi Aiden disini sendiri, nanti dijemput pak Udin"

Terlihat jelas wajah sedih dari Aiden, kalau dilihat-lihat andai saja Rafa masih hidup kurang lebih usianya seperti Aiden, Stella jadi merindukan anaknya.

"Mau Aunty temenin kedalam"

Aiden mendongak menatap Stella "bagaimana dengan anak Aunty"

"Sama seperti mommy Aiden, anak Aunty juga sudah disurga sana" jawab Stella tersenyum mendongak menatap langit

Aiden mengikuti arah mata Stella yang menatap langit,  dia memilin ujung bajunya "boleh Aiden memanggil Aunty mommy" ucapnya gugup

Stella tersenyum "bagaimana kalau Bunda Stella" saran Stella

Aiden melihat kearah Stella "Bunda Stella?" Tanyanya

Stella mengangguk "iya nama Aunty Stella, dulu anak Aunty juga memanggil Aunty Bunda" jelas Stella

Aiden berbinar "oke Bunda"

Keduanya tersenyum "yuk" ajak Stella diangguki Aiden

Stella menggenggam tangan Aiden menuntunnya menuju kediaman Erin, mengikuti acara sampai selesai.

Setelah berpamitan Stella menggendong Aiden keluar rumah keluarga Erin.

"Itu pak Udin" tunjuk Aiden ketika melihat pak Udin berdiri disamping mobilnya

"Tuan muda" sapa pak Udin ketika Aiden dan Stella sampai di depannya dan membukakan pintu

"Bunda, Aiden pulang dulu ya" ucap Aiden ketika Stella sudah menurunkan nya

Sedangkan Pak Udin bingung kenapa tuan mudanya memanggil perempuan didepannya dengan sebutan Bunda, dan kemana Fara yang notabene calon ibu sambung Aiden.

"Iya sayang, Aiden hati-hati ya"

Pak Udin menunduk hormat kepada Stella yang dibalas senyuman, dan segera berlari memutar mobil menuju kursi kemudi.

Aiden membuka kaca mobilnya melambai kearah Stella "dah Bunda"

Stella membalas lambaian Aiden, setelah mobil agak jauh stella menghelas nafas dan berjalan menuju mobilnya.

"Pak udin" panggil Aiden ketika didalam mobil

"Ya Tuan"

"Pak Udin tahu rumahnya Bunda Stella gak"

"Bunda Stella" monolog pak Udin "siapa itu tuan muda"

"Ck, Bunda Stella pak Udin, yang tadi gendong Aiden"

Pak Udin menggeleng "Bapak tidak tahu tuan"

"Hufftt" Aiden menekuk bibirnya "bapak tahu nomor hpnya"

"Tidak tuan" cicit pak Udin menggeleng tak enak melihat wajah anak majikannya murung

***

Ditempat lain Sandy sedang bertemu dengan klien penting disalah satu restoran ternama di Jakarta. Sebenarnya tadi dia bersama Fara -kekasihnya- mengantar putra semata wayangnya ke acara ulangtahun temannya.

Namun belum sampai menginjakkan kaki dirumah teman Aiden, Alvin sang asisten memberitahu kalau ada janji dengan klien, kalaupun tidak penting pasti Sandy akan menolak, namun ini adalah kolega bisnis dari luar negeri, jadi mau tidak mau dirinya harus menemuinya. Dan meninggal kan Aiden dengan Fara.

Baru lima menit Sandy selesai dengan urusan bisnisnya dia melihat Fara sang kekasih yang juga berada di restoran  itu bersama teman-temannya. Lalu pikirannya teralih tentang anaknya, kalau Fara disini lalu Aiden dimana. Apakah acaranya sudah selesai, tapi ini baru satu jam dia meninggalkan mereka. Dan yang dia tahu acara ulangtahun seperti itu akan lebih dari satujam.

Sandy bergegas menghampiri Fara, "Fara, dimana Aiden" tanyanya to the point

Fara cukup terkejut melihat Sandy berada disini, terlihat dirinya sangat gugup.

"Aiden masih dirumah temannya sayang" Fara berusaha bersikap biasa saja dengan bergelayut dilengan Sandy

"Kenapa kamu disini, bukannya menemani Aiden disana"

Volume suara Sandy naik, membuat teman-teman Fara yang melihatnya ngeri, dan memilih diam pura-pura tidak melihat dan mendengar.

"Ta-tadi aku ada pemotretan dadakan sayang, jadi aku tinggal Aiden sebentar, lagian aku juga sudah menelpon pak Udin untuk menjemputnya" bela Fara sedikit gugup melihat kilat kemarahan dimata Sandy

Tanpa menjawab perkataan Fara, Sandy segera berlalu meninggalkan Fara, dia berniat menghubungi mamanya.

"Halo ma, Aiden dimana" ucap Sandy ketika sambungan terhubung

"Bukannya Aiden pergi keacara ulang tahun temannya, sama kamu dan Fara kan San"

"Sandy ada meeting penting ma.."

"Omaaa..." terdengar suara anak kecil diseberang yang diyakini adalah suara anaknya Aiden

"Sandy mama perlu penjelasan kamu"

Tut

Sambungan ditutup sepihak, Sandy menghela nafas lelah, pasti mamanya akan memarahinya setelah ini.

***

"Omaa" teriakan Aiden menggema dirumah mewah kediaman Van Houten

"Oma tadi Aiden ketemu Bunda Stella, dia baik sama Aiden oma"

"Bunda Stella, siapa dia sayang" tanya Laras as mama Sandy a.k.a oma Aiden sambil memangku cucunya

"Tadi Aiden ketemu Bunda waktu dirumah Vini, dia temenin Aiden waktu Aunty Fara ninggalin Aiden disana sendirian oma"

Laras tersentak "Aunty Fara ninggalin kamu sendirian sayang"

Aiden mengangguk "iya oma katanya Aiden pulang bareng pak Udin" jelas Aiden dengan polosnya

"Oma oma" Aiden menggoyang-goyang lengan Laras yang terbengong

"Ya sayang"

"Oma Bunda Stella baik sama Aiden, kata Bunda Aiden boleh makan coklat tapi tidak boleh banyak-banyak"

"Bunda juga bilang Aiden boleh berteman sama semua orang, gak boleh pilih-pilih"

Terus saja Aiden membicarakan tentang Bunda Stella yang Laras tidak tahu siapa dia, dan bagaimana rupanya. Tapi menurut cerita Aiden sepertinya wanita itu orang baik.

"Ma dimana Aiden" tanya Sandy ketika sampai dirumah

"Apa maksudnya dengan kamu meninggalkan Aiden sendirian diacara seperti itu Sandy"

"Maafkan Sandy ma"

"Lalu dimana Fara"

"Dia ada pemotretan ma" jawab Sandy lesu

"Bagus, perempuan itu lebih memilih kerjaan ketimbang mengurus anakmu, ingat ya Sandy kamu menikah bukan untuk kamu sendiri, tapi mencari sosok ibu untuk Aiden"

"Sandy tahu ma"

"Lalu"

Sandy membuang nafas lelah "nanti Sandy akan bicara dengan Fara"

"Ingat pesan mama" tuntut Laras berlalu menuju kamarnya meninggalkan Sandy diruang tengah

***

"Lo ada masalah apa sama Sandy Far" tanya teman Fara bernama Desi

"Huh ini gara-gara anak nya Sandy, dia ninggalin gue diacara ulangtahun anak-anak nya itu, gue bosen kan harus ikut acara begituan, bahkan sebenarnya gue gak suka sama anak-anak, merepotkan"

"Gue tinggal aja tuh anak disana, biar nanti dijemput sama supir pribadinya, biar gue bisa seneng-seneng disini sama kalian, eh tahunya Sandy malah meeting disini juga, sial"  gerutu Fara

"Heh lo lupa pacar lo itu duda dengan satu anak, kalau lo mau bapaknya lo juga harus nerima anaknya" ucap wanita didepannya yang berpakaian mini

"Kalau saja Sandy bukan orang kaya dan tampan gue pasti mikir duakali buat jadi istrinya"

"Hahahaha putusin aja beres" sahut wanita sebelah nya

"Enak aja lo, susah payah gue dapetin sekarang lo nyuruh gue putusin, gue gak mau"

"Iya, lo juga gak jelek-jelek amat Far, banyak lah yang mau sama lo"

"Sialan lo gue emang cantik, memang banyak tapi gak ada yang setajir Sandy" ujar Fara tersenyum miring

"Lo harus pura-pura baikin anaknya" ujar teman berpakaian abu2

"Ya gue akan berusaha" ujar Fara tersenyum licik

***

Hot

Comments

Nyudo

Nyudo

oh boy!

2023-08-18

0

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

👍👍

2022-10-02

0

Haya Wata

Haya Wata

fara culaz

2022-05-27

0

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play