Yora turun dari angkot kemudian berlari menuju mobilnya
" Jalan!" perintah Yora ketika berada di dalam mobil
" Non...apakah Non tidak berlebihan dalam penyamaran kali ini?" tanya Bimo yang khawatir pada kesterilan nona mudanya
" nggak...gue gak berlebihan kok" ucap Yora dengan entengnya
Bimo hanya bisa mengiyakan apa yang sudah dilakukan oleh nonanya
Sesampainya dirumah...
Yora langsung merebahkan diri disofa ruang tamunya
" non...silahkan minumannya" ucap pelayan seraya menyodorkan nampan berisi beberapa gelas lengkap dengan minuman favoritnya
Yora mengambil salah satu minumannya, ia memandangi seisi rumah " buat apa punya bar dirumah sendiri tapi gak ada yang minum disana" batin Yora yang merasa kesepian
"Bim...lo bisa gak bantu gue?" tanya Yora yang tengah merapikan penampilannya
" saya akan bantu sebisa saya" ucap Bimo menyanggupi
" ok kalau begitu...cari informasi tentang anak yang bernama Stella...cari tau marganya beserta kesehariannya!" perintah Yora dengan ambisinya
" baik non...akan saya cari sekarang" ucap Bimo seraya pergi meninggalkan Yora yang duduk disofa
" Lo!! kemari!!" perintah Yora pasa pelayan yang tengah mengelap vas bunga
" ya non... ada apa?" tanya pelayan itu dengan hormat tanpa memandang
" Lo ikut gue belanja" perintah Yora seraya menaruh gelas diatas meja
" baik non" ucap Pelayan itu menyanggupi
Yora pergi kekamarnya untuk bersiap diri
" huft...capek juga pakai kaca mata seperti ini!" batin Yora seraya melepas kacamatanya
Tak lama kemudian...Yora sudah selesai bersiap diri... ia memakai baju selutut berwarna peach dengan kerah baju yang mencapai lehernya,rambutnya yang bergantung dibiarkan tergerai,tas kecil yang ikut memadukan keserasian juga tak lupa ia bawa,ia juga memakai sepatu berhak 2cm berwarna pink ikut berpaduan dengan kulit putih yang dimiliki Yora. Semua pelayan yang berada dibawah seakan takjub melihat nonanya yang begitu berparas cantik
" mobilnya sudah siap?" tanya Yora yang sedang sibuk mengecek barang bawaan ditas kecilnya
" sudah non" jawab satu orang pelayan dengan tatapan yang tak lepas dari Yora
" bagus kalau gitu" ucap Yora yang langsung meninggalkan rumah tanpa salam
ketika sampai di depan rumah...supir Yora membukakan pintu mobil untuk Yora masuk
" lo...duduk didepan" ucap Yora pada pelayan yang diajak untuk berbelanja
" baik non" jawab pelayan itu
" non...mau belanja dimana?" tanya Supir dengan perasaan canggung
" mall seperti biasa" jawab Yora acuh
Supir itupun menjalankan mobilnya menuju mall yang Yora maksud
Setibanya disana....
Yora keluar dari mobilnya setelah dibukakan pintu oleh supirnya
" hey...lihat bukankah itu pewaris perusahaan Tristha ya...?" ucap salah satu pembeli ketika melihat Yora keluar dari mobilnya
" iya...gak salah lagi...seperti rumornya dia begitu cantik dan elegan..kira kira siapa ya..yang bakal jadi pendampingnya" ucap salah satu pembeli lainnya
" eh... senang sekali melihat non Yora disini... apa yang nona inginkan? saya bisa bantu cari" tanya menejer mall tersebut
" hmm...gue pengen lihat model keluaran terbaru milik mall ini!" ucap Yora dengan datar
" baiklah mari saya antar" ucap menejer tersebut menunjukkan jalan
Menejer tersebut menunjukkan beberapa pakaian yang baru saja diimpor dari Amerika
" ini non..silahkan dilihat" ucap menejer mempersilahkan
Yora melihat satu persatu model baju tersebut dan tak lupa melihat merk baju tersebut tanpa terlewat satupun
"baik... bungkus semuanya" perintah Yora pada menejer tersebut
" baik non...terima kasih karena tekah berbelanja disini" girang menejer tersebut
" yo...lama tak jumpa kawan lama!" ucap salah seorang yang berada di samping Yora
Yora hanya melihat sekilas kemudian mengacuhkan seraya melihat model edisi terbatas yang ditunjukkan karyawan mall tersebut
" ck...si Stella lagi!" batin Yora sebal
" memangnya kita kenal dekat ya?" tanya Yora dengan angkuhnya karena kejadian di SMA
" Yora...masa lo lupa sih sama gue?" tanya Stella tak percaya
Yora memutar bola matanya
" bungkus semua pakaian ini lalu kirim kekediaman Tristha" perintah Yora tanpa merespon pertanyaan Stella
" baik Non" ucap karyawati tersebut
Yora pergi meninggalkan Stella yang tengah berdiri memaku disana,Yora berjalan menuju kasir untuk membayar total belanjanya
" total semuanya Rp248.545.000-," ucap petugas kasir tersebut
Yora segera membayar dengan kartu kredit tanpa batas penyimpanan
" terima kasih...selamat berbelanja kembali" ucap petugas kasir tersebut
Yora keluar dari toko pakaian itu kemudian berjalan menuju tempat minuman dijual
" bak...satu coklat moka " ucap Yora memesan minuman
" dingin apa panas dek?" tanya penjual itu
" dingin aja" jawab Yora singkat
Tak lama kemudian pesanan Yora selesai
" berapa bak?" tanya Yora yang tengah membuka dompetnya
"25.000" jawab penjual itu ramah
Yora membayarnya dengan uang 50.000
" sebentar kembaliannya ya.." ucap penjual itu
" gak usah bak" tolak Yora sambil lalu berjalan keluar menuju toko perhiasan
ketika sampai disampai didepan pintu masuk,Yora bertabrakan dengan Arnold hingga minuman yang ia pegang tumpah mengenai pakaian mereka berdua
" ah...ck... gimana sih jalan kok gak pakai mata" gerutu mereka berdua ketika minumannya tumpah mengenai pakaiannya
Mereka berdua saling pandang
" glek...kok bisa ketemu dia disini sih" batin Yora ketika melihat Arnold
" Wulan?" Spontan Arnold ketika melihat Yora
Badan Yora seketika melemas ketika Arnold berkata seperti itu
" Wulan siapa tuan? dia adalah Yora tuan muda!" ucap asisten pribadi Arnold
" lo siapa sih? bukannya minta maaf malah lihatin gue kayak gitu" sebal Yora yang nyatanya takut setengah mati
" lo Wulan kan?" tebak Arnold lagi
Yora mengernyitkan dahinya
" Wulan? Halu lo!" ucap Yora pergi dari hadapan Arnold dengan menabrak bahu Arnold dengan keras
" maaf tuan muda...yang anda maksud sebagai Wulan siapa? dia adalah pewaris keluarga Tristha, tuan muda!" ujar Asisten Arnold mengingatkan
" pewaris keluarga Thirsta? kenapa gue rasa dia punya kesamaan dengan Wulan ya?" batin Arnold yang masih bingung
" tuan...saya tau anda tidak mengenal Non Yora karena dia adalah pewaris yang selama ini tidak diketahui wajahnya oleh keluarga kalangan teratas,jadi tidak heran anda merasa non Yora persis dengan teman tuan disekolah karena selama ini dia tidak pernah hadir dalam acara temu keluarga kalangan elit" ujar asisten itu lebih rinci
" mana mungkin gue salah orang! gue gak bakal lupa sama orang yang pernah menolak pertunangan dengan gue". batin Arnold
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments