NovelToon NovelToon
"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: PrinsesAna

Kisah menakjubkan tentang perpindahan Jiwa seorang Ratu Mafia ke dalam Tubuh seorang Gadis Cupu yang diabaikan dan direndahkan oleh keluarganya.
Gadis Cupu itu terus-menerus dianggap tidak berarti oleh keluarganya.
Namun semua hinaan dan pandangan meremehkan itu tak pernah mempu mematahkan semangat nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PrinsesAna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Jessika dan Manda menahan tawa mereka dengan mengatupkan bibir rapat-rapat saat melihat wajah polos Nabila yang berhadapan dengan Risa, yang menatap tajam ke arahnya.

"Udah, yuk cabut. Kalian bertiga gue antar ke ruang kepala sekolah," ucap Ara kepada mereka berempat.

"Yuk, Ara. Serem banget tatapan Risa, kayak mau makan orang aja. Risa kenapa sih?" tanya Nabila sambil memasang ekspresi tak bersalah.

Ara melangkah lebih dulu diikuti oleh Nabila, Manda, Jessika, dan Risa. Dengan ekspresi datar dan tatapan dingin, Ara dan Risa terlihat seperti yang Nabila gambarkan—datar seperti tembok.

Kelima sahabat itu berjalan lurus melalui kerumunan di area yang disebut "inti bruiser." Mereka acuh tak acuh, bahkan tanpa melepas pandang ke arah gerombolan tersebut. Vania sendiri hanya menatap Ara dengan kebencian di matanya.

"Jadi ternyata kita salah, Ara bukan mau caper. Dia cuma nungguin temennya aja, hahaha," ujar Lucas sambil tertawa.

"Mana tatapan matanya dingin banget, bikin gue merinding," timpal Ryan sambil bergidik.

"Semakin badass aja sih si Ara, bener-bener bikin ngeri," tambah Alvin yang juga ikut merasa terintimidasi oleh tatapan Ara.

"Tapi anak baru itu bertiga cakep-cakep banget ya? Apalagi yang bawa mobil kemarin. Lucu banget tuh, gemes," ujar Lucas sambil mencubit pipi Alvin untuk menggambarkan ekspresi gemasnya.

"Mereka bening-bening banget cuy. Boleh nih nanti salah satu gue gebet," kata Ryan sambil menggerakkan alisnya naik turun.

"Mana ada cewek mau sama buaya buntung modelan lo," sergah Alvin dengan nada nyelekit.

"Parah, bener tuh. Cewek nggak bakal mau lah sama playboy kayak lo, Yan. Hahaha," tambah Lucas sambil ngakak bersama Alvin.

Yang lain hanya diam mendengarkan celotehan mereka.

"Udah lah, cabut," ujar Gio yang tampak sudah lelah melihat tingkah ketiga temannya.

Mereka pun meninggalkan area parkiran. Namun sebelum benar-benar pergi, mereka memastikan untuk mengantar si 'bos', yakni Ara dan kawan-kawan baru itu, ke ruang kepala sekolah karena sebagai anak baru, mereka belum tahu kelasnya masing-masing.

Ara dan Manda memasuki kelas setelah mengantar tiga sahabat Ara ke ruangan kepala sekolah.

Ara, sejak kapan sih kamu bersahabat sama Nabilla, Jessika, dan Risa? Kok aku enggak tahu? tanya Manda, yang dari tadi sudah menahan rasa penasarannya.

Mereka sahabat kecilku, Man, balas Ara santai.

Tentu saja Ara tak mungkin bilang kalau mereka adalah teman saat dia masih memakai nama Alea.

Pantas saja aku enggak tahu, hehe, jawab Manda sambil tersenyum lebar.

Tak lama, seorang guru masuk ke kelas bersama tiga murid baru yang Ara temui di parkiran tadi: para sahabatnya.

Wah, hebat! Kita sekelas sama mereka. Pasti bakalan seru banget! seru Manda yang langsung heboh sendiri.

Ara hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah Manda. Sudah bisa dipastikan bahwa Nabilla akan menemukan teman baru yang kelakuannya mirip dengannya.

Selamat pagi, anak-anak, sapa Bu Rina, guru matematika.

Pagi, Bu! jawab seluruh kelas serempak.

Pagi ini ibu membawa teman baru untuk kalian. Silakan, anak-anak, perkenalkan diri kalian, ujar Bu Rina sambil mempersilakan murid-murid baru itu maju ke depan kelas.

Halo, kenalin, nama aku Jessika Maida Dominic. Biasanya dipanggil Jessika, ucap Jessika memperkenalkan dirinya dengan ramah.

Hai, nama aku Nabilla Kusuma, biasa dipanggil Ila. Semoga kita bisa berteman baik ya, guys, kata Nabilla sambil tersenyum manis.

Risa Almira Dirgantara. Risa, ucap Risa singkat dengan raut wajah datar.

Sontak seluruh penghuni kelas melongo melihat cara berkenalan Risa yang begitu berbeda dari dua sahabat lainnya.

Baiklah, silakan kalian duduk di bangku di dekat Ara dan Manda, ujar Bu Rina sambil menunjuk kursi kosong.

Ketiga murid baru itu pun berjalan menuju tempat duduk yang dimaksud.

Ara duduk sebangku dengan Manda. Di belakang mereka duduk Nabilla dan Jessika. Sementara Risa memilih duduk sendiri di bangku paling belakang. Katanya, biar tidak ada yang mengganggunya selama pelajaran berlangsung.

Baiklah anak-anak, kita lanjutkan materi yang tertinggal kemarin, ujar Bu Rina sambil memulai pembelajaran.

Skip waktu istirahat.

Baiklah, kita lanjutkan minggu depan. Silakan istirahat, ucap Bu Rina sembari meninggalkan kelas.

Ara, aku laper banget, merengek Nabilla kepada Ara.

Kantin, jawab Ara singkat sambil berdiri, diikuti oleh teman-temannya.

Sepanjang perjalanan menuju kantin, banyak murid lain yang memuji kecantikan Ara. Namun ada juga yang menaruh rasa iri.

Bukan hanya Ara, keempat sahabatnya pun memiliki paras cantik dan memikat.

Setibanya di kantin, mereka langsung menuju meja pojok yang kebetulan masih kosong.

"Biar gue aja yang pesenin, kalian mau pesan apa?" tanya Manda yang masih berdiri sambil menunggu teman-temannya memberikan pilihan.

"Gue pesan mi ayam bakso sama jus jeruk aja, Man," jawab Jessika yang sudah duduk nyaman di kursinya.

"Samain aja semuanya biar gak ribet," sahut Ara sambil fokus memeriksa ponsel karena banyak pesan dari sekretarisnya terkait pekerjaan.

"Yuk, Manda, kita aja yang pesan," ajak Nabila sambil menyeret Manda ke antrean.

Tak lama, Nabila dan Manda kembali dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.

"Yuhuuu, makanannya udah sampai!" seru Nabila dengan keras, menyebabkan mereka jadi pusat perhatian seluruh kantin.

"Duh, anak ini kebiasaan banget," omel Jessika kesal pada Nabila yang berteriak. Sementara itu, Risa dan Ara hanya sesekali melirik dan kembali fokus ke ponsel masing-masing.

"Lu benar-benar deh, noh lihat tuh pada ngeliatin lo. Gak malu apa?" lanjut Jessika yang masih mengomeli Nabila.

"Hehehe, maaf ya Jess, Ila khilaf," jawab Nabila santai tanpa rasa bersalah sambil nyengir lebar.

Manda yang duduk di sebelah Nabila hanya tertawa pelan melihat tingkah temannya itu.

"Nih makanan udah siap. Yuk makan! Ila udah lapar banget," ucap Nabila sambil menyuap mi ayam ke mulutnya.

Dari kejauhan, Vania memperhatikan Ara dan teman-temannya. Sementara geng Bruiser belum muncul. Ini adalah kesempatan untuk membuat Ara semakin dibenci orang-orang.

Vania berjalan cepat ke arah Ara sambil menunduk, dengan satu mangkuk bakso panas di tangannya. Saat mendekati Ara, Vania berpura-pura terjatuh sehingga mangkuk bakso itu tumpah mengenai tangan Ara.

Pyarrr!

Vania jatuh terduduk tepat di samping Ara, menunduk dengan ekspresi penuh kesedihan.

Namun, Ara tetap duduk tenang menikmati makanannya tanpa menunjukkan rasa terganggu sedikit pun. Teman-temannya pun hanya melirik sekilas lalu melanjutkan makan mereka tanpa komentar.

"ARA! APA LAGI YANG UDAH LO LAKUIN KE ADEK GUE, BAN*SAT!" teriak Arga yang tiba-tiba muncul berlari ke arah Vania. Di belakangnya, anggota inti Bruiser pun mengikuti.

Manda terisak sambil mengadu kepada Arga, menunjukkan tangannya yang memerah akibat terkena kuah bakso panas.

Sementara itu, Arga yang kesal langsung menarik tangan Ara yang tetap diam tak bergeming, malah asyik makan.

"Lihat apa yang udah lo lakuin sama adik gue!” teriak Arga tepat di depan Ara.

Ara hanya melirik sekilas ke arah Vania sebelum kembali menatap Arga. Arga menelan ludahnya dengan susah payah saat menghadapi tatapan dingin Ara.

"Hei, jangan asal tuduh aja lo! Jelas-jelas Ara duduk tenang makan. Itu malah adik kesayangan lo sendiri yang jatuhin dirinya sendiri,” kata Manda yang tidak terima jika Ara disalahkan.

"Tau tuh! Gangguin orang makan aja," tambah Jessika dengan kesal.

"Kenapa cewek itu duduk di situ kayak pengemis aja? Nangis belum makan ya? Kalau gak ada uang, nih biar aku bantuin," ucap Nabila dengan muka polosnya. Nabila memang sering terlambat mengerti situasi.

Semua orang tertawa mendengar ucapan Nabila yang spontan, sementara Vania mengepalkan tangan erat akibat perkataannya.

Ara menatap Arga tajam sambil berkata dengan suara tenang tetapi penuh ketegasan, "Gue gak ngelakuin apa pun sama adik lo. Kalau lo gak percaya, silakan cek CCTV atau tanya semua penghuni kantin. Gue udah bilang jangan ganggu hidup gue. Anggap aja kita orang asing. Gue bukan adik lo dan lo bukan keluarga gue. Jadi stop gangguin gue.

Dan gue sudah ingetin lo, jangan cari masalah. Kalau mau, ambil semua yang lo mau dari keluarga gue. Gue udah gak butuh orang tua atau kakak. Ngerti gak lo? Haaa?

Kalau masih mau coba-coba, silakan, tapi jangan sampai nyesel karena nyawa lo taruhannya."

Semua orang di kantin diam sesaat, merasa ngeri mendengar ucapan Ara. Mereka menelan ludah dengan susah payah.

Ara melepaskan tangannya dari genggaman Arga dan segera beranjak keluar dari kantin.

"Denger kan? Mau nyawa melayang gara-gara bikin masalah sama Ara? Lo emang belum tahu kalau Ara ngamuk," celetuk Jessika sambil menyusul Ara, diikuti oleh Manda, Nabila, dan Risa.

"Dasar bodoh," ucap Risa datar dan dingin sambil berlalu mengikuti sahabatnya.

Mereka meninggalkan geng Arga dan Vania yang masih terdiam, mencoba mencerna kata-kata Ara tadi. Tentang bermain, soal nyawa—apa sebenarnya yang sedang disembunyikan oleh Ara?

Arka juga tetap diam di tempatnya setelah mendengar ucapan adiknya. Ia memang jarang bersikap tegas pada Ara, lebih banyak pasif dan tidak menunjukkan perhatian.

Namun ucapan Ara tadi membuat hatinya terasa perih.

"Apa gue salah selalu diam dan gak pernah bela adik gue?" pikir Arka dalam hati.

"Nia, kita ke UKS ya biar abang bantu," ujar Arga yang akhirnya tersadar dan membantu Vania. Vania hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Mine," bisik salah satu pemuda dalam hati, meskipun wajahnya tetap datar.

#.Terima kasih atas dukungan kalian! Aku bakal usahain tetap up tiap hari dan lebih dari satu bab ya. Hihihi gimana nih? Mau langsung kasih pelajaran buat Vania atau main-main dulu?

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Deyana: Makasih ya kak..
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Ceritanya dapet banget.
Deyana: thanks banget kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!