NovelToon NovelToon
DIVINE SIN

DIVINE SIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dark Romance
Popularitas:550
Nilai: 5
Nama Author: Ellalee

''Di balik malam yang sunyi, sesuatu yang lama tertidur mulai bergerak. Bisikan tak dikenal menembus dinding-dinding sepi,meninggalkan rasa dingin yang merayap.ada yang menatap di balik matanya, sebuah suara yang bukan sepenuhnya miliknya. Cahaya pun tampak retak,dan bayangan-bayangan menari di sudut yang tak terlihat.Dunia terasa salah, namun siapa yang mengintai dari kegelapan itu,hanya waktu yang mengungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DI AMBANG KEPUTUSAN

"Sementara di sisi lain, sebuah rumah tua berdinding kayu yang remang-remang,eomma nya haeun, Park Seol-ah berdiri kaku di tengah ruang utama. Lilin-lilin yang redup menari di angin seakan menertawakan ketakutannya. Nyonya Seo, dukun tua dengan mata yang tajam seperti pisau, menatap Seol-ah dengan dingin.

“Seol-ah…” suara Nyonya Seo pecah di keheningan, berat dan memaksa, “kau melanggar janji kita.”

Seol-ah menunduk, bibirnya gemetar, tapi tidak mampu bersuara. Ia tahu setiap kata yang keluar bisa menjadi kutukan baginya sendiri.

“Setiap detik yang kau abaikan… kau memberi ruang bagi kegelapan untuk mengintai anakmu,” lanjut Nyonya Seo, langkahnya perlahan mendekat. Lilin-lilin bergoyang, menimbulkan bayangan-bayangan aneh yang merambat di dinding.

Seol-ah menelan ludah. “Saya… saya hanya ingin melindungi Haeun…” suaranya nyaris tak terdengar.

Nyonya Seo mencondongkan tubuh, wajahnya hanya beberapa inci dari Seol-ah. “Melindungi? Kau pikir itu melindungi? Kau mengundang nasib buruk, Seol-ah. Kau diberi waktu seminggu. Seminggu untuk memperbaiki kesalahanmu… atau bayangan itu akan menelan yang kau cintai.”

Hati Seol-ah berdetak keras, seakan meresapi setiap kata yang keluar dari mulut dukun itu. Angin malam berdesir melalui jendela retak, membawa bisikan yang tak kasatmata, seolah mengintai, menunggu setiap langkahnya.

Seol-ah menunduk, gemetar di tengah kegelapan yang tebal, menyadari betapa rapuhnya dirinya di hadapan dunia yang ia sendiri tak mengerti.

"

"Siang telah tiba, sinar matahari menembus jendela kantin, menyorot meja-meja yang penuh dengan gelak tawa dan aroma lauk yang menggoda. Haeun duduk di bangku, piring di depannya setengah penuh, tapi tangannya tak menyentuh makanan sama sekali. Matanya tertuju pada layar ponselnya, jari-jarinya ragu menekan tombol panggil.

“Eomma…” gumamnya pelan, hampir tersedak oleh kekhawatiran yang menghantuinya. Dia menekan layar, menunggu nada sambung, tapi suara eomma-nya tak pernah terdengar. Puluhan panggilan tak terjawab berkedip di layar, masing-masing seolah berteriak dalam sunyi, tapi tetap tak ada jawaban.

Haeun menelan ludah, perasaan cemas merayap ke dalam dadanya. Ia mengetuk layar sekali lagi, berharap eomma-nya mengangkat, tapi yang terdengar hanyalah nada sibuk yang monoton, dingin, dan tak peduli.

Di sampingnya, Jae-hyun duduk diam, tatapannya tak lepas dari Haeun. “Kenapa kamu menatap layar terus?” suaranya rendah, dingin, tapi ada kehangatan samar di balik nada misteriusnya.

Haeun menoleh sebentar, wajahnya merah oleh rasa malu dan cemas. “Eomma… tidak menjawab. Aku…” suaranya terhenti, tak ingin mengakui ketakutannya di hadapan Jae-hyun.

Dia menatap lagi layar ponselnya, berharap secercah tanda bahwa ibunya baik-baik saja. Tapi hanya ada lampu berkedip panggilan tak terjawab.

"Haeun tetap menatap layar ponselnya, jari-jarinya bergerak tanpa tujuan di atas layar, menunggu jawaban yang tak kunjung datang. Piring di depannya setengah penuh, namun lidahnya tak menyentuh nasi hangat yang mulai menguap aromanya.

Jae-hyun menatapnya dari samping, wajahnya dingin, matanya tajam menelusuri raut wajah Haeun. Suara kantin yang ramai seolah tak masuk ke telinganya, semua tawa dan obrolan hanyalah latar belakang. Dia mencondongkan tubuh sedikit, menatap Haeun dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Makanlah dulu,” ucapnya pelan, suaranya rendah dan dingin, namun ada nada perhatian yang terselip di antara kata-katanya. “Mungkin eomma-mu belum sempat mengangkat teleponmu.”

Haeun menatapnya, bibirnya mengecup kata-kata itu dalam diam. Suasana di sekeliling mereka seakan membeku sejenak, hanya tatapan Jae-hyun yang menjadi jangkar kenyamanan. Ia menelan ludah, mencoba meyakinkan dirinya untuk makan sedikit, meski hati kecilnya masih gelisah.

Dari sisi lain kantin, bisik-bisik para siswa terdengar samar.

“Lihat mereka… si culun itu sama si… hmm, cowok itu, aneh banget ya?” suara seorang siswi kecil melintas, disertai tawa tipis yang memecah keheningan kantin di dekat meja mereka.

“Ganteng sih… tapi aneh banget, ya,” sahut siswi lain, menambahkan bisikan yang tak sengaja terdengar oleh Haeun.

Haeun menunduk, wajahnya memerah, namun ada rasa hangat aneh yang merayap di hatinya. Ia menatap Jae-hyun, yang tetap duduk diam, seakan tidak peduli pada bisik-bisik itu, namun kehadirannya membuat Haeun merasa terlindungi.

Jae-hyun mengangkat satu alisnya, menatap Haeun singkat. “Jangan terlalu memikirkan kata-kata mereka,” ujarnya dingin, suaranya seperti bayangan malam yang membungkus kantin. “Mereka tidak tahu apa yang mengawasi di dekatmu.”

Haeun menelan ludah. Kata-kata itu membuat bulu kuduknya merinding, tapi di saat yang sama, ada rasa aman yang aneh, seakan Jae-hyun mampu merasakan kekhawatirannya dan menempelkannya seperti perisai yang tak terlihat.

Dia akhirnya mengambil sendok, perlahan memasukkan nasi ke mulutnya. Setiap suapan terasa berat, namun tatapan Jae-hyun yang dingin tapi penuh perhatian membuat hatinya sedikit tenang. Bisik-bisik di kantin berlanjut, tapi seolah jauh di belakang, tidak bisa menembus perlindungan yang Jae-hyun berikan.

“Pelan saja,” katanya lagi, singkat, dingin, tapi suaranya memiliki ritme yang menenangkan. “Makanlah… supaya tetap kuat.”

"Haeun mengangguk kecil, mencoba tersenyum samar, meski rasa cemas tentang eomma-nya masih menghantuinya. Tapi untuk pertama kalinya pagi itu, di tengah keramaian yang dingin dan bisik-bisik yang nyaring, Haeun merasa seakan dunia yang aneh ini tidak terlalu menakutkan. Karena di sampingnya, ada seseorang yang tetap diam, namun hadir sebagai penjaga bayangan yang misterius.

"Bel aula terasa hangat dengan sinar matahari yang menembus jendela, namun di dalam kelas itu, udara tiba-tiba menjadi tegang saat pintu terbuka dengan kasar.

Haeun menoleh, jarinya masih menahan pena, ketika sosok eomma nya, Park Seol-ah, muncul di ambang pintu. Wajahnya tegang, matanya memancarkan campuran ketakutan dan kemarahan, langkahnya cepat dan tegas seakan menuntut Haeun untuk segera mengikutinya.

“Haeun… cepat ikut dengan eomma,” suara Seol-ah bergema, rendah tapi menusuk, membuat seluruh kelas menahan napas. Beberapa siswa bersorak kecil, tapi sebagian menunduk takut, merasakan aura berbeda yang mengelilingi wanita itu.

Haeun terkesiap, kursinya hampir terguling saat ia bangkit. “Eomma? Kenapa…?” gumamnya, suara tertahan di tenggorokan.

Di samping haeun, Jae-hyun duduk dengan wajah dingin, matanya mengerjap tajam menatap Seol-ah. Tanpa bergerak maju, dia menggerakkan satu tangan seakan memberi peringatan. “Jangan… biarkan dia pergi begitu saja,” ucapnya pelan, tapi penuh otoritas, suaranya seakan menahan badai yang tak terlihat.

Seol-ah menatap Jae-hyun singkat, tanpa tersenyum, matanya seperti menembus ke dalam jiwanya, dan ada ketegangan aneh antara mereka. Haeun menunduk, bingung dan takut, namun langkah ibunya terlalu cepat dan tegas untuk diabaikan.

“Pak Guru!” Seorang guru berlari mendekat, menahan Seol-ah di ambang pintu. “Apa yang terjadi? Kenapa anak ini harus pergi sekarang?”

Seol-ah menatap guru itu dengan tajam, suaranya lirih tapi berat. “Tidak ada waktu… dia harus ikut saya. Segera....Jangan menghalangi.”

Haeun menatap sekelilingnya, melihat teman-temannya terkejut dan bisik-bisik memenuhi udara. Jae-hyun tetap diam, tangannya masih di pinggangnya, menahan Haeun agar tidak bergerak terlalu cepat. Pandangan mereka bertaut, dingin tapi sarat arti.

Haeun merasa jantungnya berdebar. Ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang gelap dan menekan di sekitar ibunya. Sosok Seol-ah begitu mengerikan, bukan karena wajahnya, tapi karena aura yang seakan menelan seluruh cahaya di kelas itu.

“Haeun…” suara Jae-hyun terdengar lebih lembut, tapi tetap tegas. “Jangan ikut dia sekarang… kamu tidak tahu apa yang menunggu di luar sana.”

Haeun menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca. Di satu sisi ia ingin patuh pada eommanya, namun di sisi lain ada perasaan aneh yang menahan dirinya, insting yang tak ia mengerti.

Seol-ah menatapnya, seolah membaca pikiran Haeun, lalu suaranya menjadi lebih lirih, menekankan urgensi. “Haeun… percayalah pada eomma, ini satu-satunya jalan. Kita tidak punya waktu lagi.”

Bisik-bisik siswa semakin keras, beberapa menunduk takut, beberapa menatap dengan rasa ingin tahu. Jae-hyun tetap menatap Haeun, matanya dingin namun penuh kewaspadaan. Ia tahu, ada kegelapan yang mengintai dari balik tatapan ibunya, sesuatu yang Haeun tidak bisa lihat, tapi ia rasakan.

Haeun merasa hatinya tertarik di antara dua dunia,antara kepercayaan pada ibunya dan dorongan misterius dari Jae-hyun. Dunia di sekitarnya tiba-tiba terasa sunyi, hanya suara langkah kaki, detak jantung, dan bisikan-bisikan yang belum terucap.

Langkah Seol-ah tertahan saat guru masih menatapnya, Jae-hyun tetap menahan Haeun. Tapi Haeun bisa merasakan satu hal: malam yang penuh misteri belum berakhir, dan siang yang seharusnya cerah ini justru dibalut oleh kegelapan yang tak terlihat.

" hyun.. ah,,,, gwenchana..... " akhirnya haeun mengeluarkan suaranya dengan lirih menatap jae-hyun dengan lembut.

" eomma tidak akan menyakiti ku.... " sambung nya lagi dan melepaskan tangan

jae-hyun yang memegang nya dengan erat, dia tidak tahu bahwa bahaya sedang mengikuti nya dan itu semakin membuat jae-hyun frustasi karena keputusan haeun yang salah.

"Di setiap pilihan yang salah, ada rahasia yang tersenyum di kegelapan, menanti untuk mengubah segalanya."

1
Ngực lép
Bikin klepek-klepek!
Zhunia Angel
Gemes deh!
Kakashi Hatake
Bagus banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!