NovelToon NovelToon
Ketika Aku Menemukanmu

Ketika Aku Menemukanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Ini adalah kisah tentang seorang ibu yang terabaikan oleh anak - anak nya di usia senja hingga dia memutuskan untuk mengakhiri hidup nya.
" Jika anak - anak ku saja tidak menginginkan aku, untuk apa aku hidup ya Allah." Isak Fatma di dalam sujud nya.
Hingga kebahagiaan itu dia dapat kan dari seorang gadis yang menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehangatan Bersama Fatma

*****

Keesokan harinya, Kanaya dan Fatma mendatangi dokter Shafa ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi nya.

" Apa rasa nya sangat sakit?" Tanya Dokter Shafa.

" Sangat sakit dokter. Bahkan orang yang melihat saya mengatakan kalau saya pucat." Jawab Kanaya.

" Apa ada yang melihat kamu kesakitan?"

" Seharus nya semalam saya meeting dengan relasi perusahaan dokter. Tapi tiba - tiba saja dada saya terasa sangat sakit. Saya sampai nggak sanggup untuk bertahan dokter. Saya langsung pergi dan minum obat pengurang rasa sakit."

" Sakit nya langsung hilang?" Tanya dokter Shafa lagi.

" Sakit nya meman hilang, dok. Tapi... Setelah itu tubuh saya terasa sangat lemah." Jawab Kanaya.

Dokter Shafa menatap dalam Kanaya. Dia bisa melihat nya setelah melakukan pemeriksaan tadi jika kondisi Kanaya semakin melemah.

" Apa keadaan anak saya baik - baik saja, dokter?" Tanya Fatma.

Dokter Shafa menatap Fatma sejenak lalu kembali menatap Kanaya.

" Saya melihat jika kemoterapi yang kita lakukan tidak berpengaruh apa pun pada kondisi Kanaya. Seperti kita harus melakukan suntikan hormon. Untuk menyerang langsung ke titik kanker nya." Jelas dokter Shafa.

" Dokter, kemoterapi saja sudah membuat rasa tidak nyaman apa lagi dengan suntikan - suntikan yang lain. Saya rasa saya tidak sanggup dokter." Tolak Kanaya.

" Apa tidak ada cara lain, dokter? Tolong dokter... Tolong lakukan pengobatan tanpa menyakiti anak saya." Pinta Fatma.

Darah Kanaya berdesir mendengar permohonan Fatma barusan. Dia bisa melihat betapa Fatma begitu menyayangi nya dan menginginkan kesembuhan untuk Kanaya.

" Kita bisa melakukan nya satu persatu. Tapi saya tidak janji tidak akan menyakiti Kanaya. Karena virus yang bersarang di tubuh Kanaya bukan lah virus biasa. Dan kita perlu kekuatan lebih untuk menghancurkan kan nya." Jawab dokter Shafa.

" Untuk itu, saya akan pikirkan lagi dokter. Jangan mencoba membujuk saya melakukan nya."

" Saya tidak akan melakukan nya, Naya. Saya serah kan semua keputusan nya pada kamu." Jawab dokter Shafa pasrah.

*

*

*

Langkah Kanaya dan Fatma gontai menjauh dari ruangan nya dokter Shafa. Begitu pun dengan Fatma.

Sungguh dia sangat prihatin dengan kondisi Kanaya sekarang ini.

" Bagaimana aku akan membujuk Naya untuk melakukan terapi berikut nya jika terapi yang pertama saja sudah gagal?" Bathin Fatma.

" Apa aku harus menyerah sekarang? Aku ingin mencoba terapi yang selanjut nya. Tapi aku ragu. Bagaimana jika terapi yang kedua juga gagal? Sampai kapan aku akan bertahan dalam keadaan seperti ini?" Bathin Kanaya.

" Bunda ..." Panggil Kanaya.

Fatma berhenti dan menoleh pada Kanaya.

" Bunda duluan saja keluar, Naya mau ke toilet sebentar ya bunda."

" Bunda temani saja ya, Nak. Siapa tahu Naya butuh sesuatu nanti di dalam." Usul Fatma.

" Nggak perlu, bunda. Naya cuma mau buang air kecil saja kok. Sebentar."

" Ya sudah. Bunda tunggu di depan ya."

Kanaya mengangguk pelan seraya tersenyum.

Kedua nya berjalan dengan arah yang berbeda.

*

*

*

Kanaya sedang membereskan barang - barang di meja kerja nya saat jam kantor sudah menunjukkan jam pulang.

" Mau pulang bareng aku nggak, Nay?" Tawar Bella.

" Terima kasih, Bella. Aku bareng pak Aris saja. Sudah janji tadi." Tolak Kanaya lembut.

" Ciyeeee yang baru jadian. Jadi harus pulang bareng nih cerita nya?" Ledek Bella.

Kanaya melirik Bella dan tersenyum kecil.

" Sampai aku terabaikan nih. Aku sekarang merasa kesepian nih. Mulai terabaikan oleh sahabat ku sendiri." Rengek Bella dengan raut wajah sedih nya.

" Ih... Bella. Nggak gitu, Bel. Tadi mas Aris bilang mau mampir ke rumah. Mau ketemu sama bunda. Maka nya kita harus pulang bareng kan?"

" Mau ikut boleh?"

" Ya nggak lah. Ini itu obrolan serius antara bunda dan ms Aris. Orang luar jangan ikut campur." Kanaya melambaikan tangan nya ke wajah Bella.

" Kejam amat sih. Tapi aku senang dengar nya. Itu arti nya pak Aris serius sama kamu. Dia bakalan melamar kamu sama bunda."

Kanaya tersenyum dan bersandar di punggung kursi.

" Rasa nya kayak mimpi ya, Bel. Nggak nyangka mas Aris seserius ini sama aku. Selama ini aku pikir mas Aris cuma iseng aja godain aku. Ternyata dia setulus itu dengan aku." Ucap Kanaya dengan pandangan ke langit - langit kantor.

Bella menggeser tubuh nya ke sebelah Kanaya. Ikut tersenyum melihat sahabat nya yang sangat bahagia.

" Aku ikut senang, Nay. Melihat kamu bahagia seperti ini, aku jadi malah terharu. Sayang orang tua ma Aris sudah meninggal. Kalau nggak, kamu bakalan punya ibu dan ayah mertua kan."

" Yah... Jalan takdir nya sudah begitu, Bel. Aku nggak punya orang tua kandung. Bahkan orang mertua aku juga nggak punya. Tapi aku senang. Aku punya bunda sekarang. Bunda yang selalu mendukung dan sayang dengan aku. Ada yang masakin aku setiap hari. Ada yang bangunin aku kalau aku telat bangun. Ada yang ngomel - ngomel kalau aku kerja sampai larut malam." Ucap Kanaya mengingat kebersamaan nya dengan Fatma.

*  *  *

Malam itu jam sudah menunjukkan jam setengah 12 malam. Tapi Kanaya masih sibuk dengan tumpukan  kertas serta laptop nya.

" Naya..."

" Ya bunda."

" Mau sampai kapan kamu mengerjakan semua itu? Sudah tengah malam, Nak. Kamu harus istirahat. Apa kerjaan kamu itu lebih penting dari kesehatan kamu?"  Omel Fatma.

" Sebentar lagi, bunda. Bunda kalau sudah ngantuk tidur duluan saja."

" Besok bunda mau temui bos kamu di kantor." Ucap Fatma.

Mendengar ucapan Fatma, Kanaya kaget dan menghentikan gerak jari nya di atas laptop.

" Bunda mau ngapain ketemu sama bos Naya?" Tanya Kanaya heran.

" Bunda mau bilang sama dia supaya nggak ngasi kamu kerjaan yang berat di rumah. Apa kurang waktu kamu sudah seharian di kantor? Terus di rumah masih juga harus kerja gitu?" Jawab Fatma dengan tegas.

Kanaya tersenyum dan bangkit dari meja kerja nya. Dia duduk di sebelah Fatma dan bergelayut manja di lengan sang bunda.

" Bunda... Harus nya kerja ini tadi selesai di kantor. Tapi Naya nggak bisa ngerjakan nya. Nggak kejar waktu nya makanya Naya sambung lanjut di rumah."

" Tapi ini sudah tengah malam. Kamu juga harus istirahat. Jangan karena pekerjaan kamu, kamu sampai mengabaikan kesehatan kamu, Naya. Bunda nggak suka. Lebih baik sekarang kamu tidur. Kerja nya kamu lanjut saja besok di kantor." Fatma menatap wajah Kanaya dengan sendu.

Kanaya mengangguk cepat. Tak ingin Fatma semakin marah pada nya.

" Iya, bunda. Iya. Naya nggak lanjut kerja lagi."

Kanaya beranjak dan merapikan semua berkas di meja nya.

" Ayo... Kita istirahat." Ajak Kanaya menarik lengan Fatma.

" Nggak terpaksa kan ini?" 

Kanaya menggeleng.

" Kalau gitu malam ini bunda mau tidur di kamar kamu saja. Takut nya nanti kalau bunda masuk kamar, kamu malah lanjut kerja lagi."

" Ih... Bunda. Nggak percaya banget sih sama anak nya."

" Bukan nggak percaya. Tapi kamu anak nya suka ngeyel." Jawab Fatma.

*  *  * 

" Nay..."

" Hhmm... "

" Kebayang nggak sih kalau anak nya datang dan mau bawa bunda pergi? Dia kan masih punya keluarga."

" Mereka sudah membuang bunda. Jadi untuk apa mereka ingin membawa bunda ikut dengan mereka lagi?"

" Nama nya juga anak, Nay. Lagi khilaf kali kemaren. Sekarang mereka sudah berubah pikiran dan ingin membawa bunda nya pulang. Gimana tuh? Tega kamu pisahin ibu dari anak nya?"

Ucapan Bella ada benar nya juga sih. Dan itu juga yang masih Kanaya pikirkan sampai sekarang. Dia masih belum siap menerima kenyataan jika suatu hari nanti Fatma akan bertemu dengan keluarga nya dan meninggalkan nya.

" Pokok nya aku nggak akan biarin bunda pergi." Kata Kanaya.

" Memang nya bunda kamu mau pergi kemana, Naya?" Tanya Aris.

Kanaya dan Bella tersentak kaget saat Aris tiba - tiba ikut nimbrung perbincangan mereka.

Kanaya dan Bella saling tatap dengan Aris.

1
partini
jadian ma aris tah
partini
baca sinopsisnya penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!