NovelToon NovelToon
Selir Alam Gaib

Selir Alam Gaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis:
Liora, seorang gadis muda, dipaksa menjadi pengantin pengganti tanpa mengetahui siapa calon suaminya. Namun saat tirai pernikahan terbuka, ia terseret ke dalam Azzarkh, alam baka yang dikuasai kegelapan. Di sana, ia dinikahkan dengan Azrakel, Raja Azzarkh yang menakutkan, dingin, dan tanpa belas kasih.

Di dunia tempat roh jahat dihukum dengan api abadi, setiap kata dan langkah bisa membawa kematian. Bahkan sekadar menyebut kata terlarang tentang sang Raja dapat membuat kepala manusia dipenggal dan digantung di gerbang neraka.

Tertawan dalam pernikahan paksa, Liora harus menjalani Upacara Pengangkatan untuk sah menjadi selir Raja. Namun semakin lama ia berada di Azzarkh, semakin jelas bahwa takdirnya jauh lebih kelam daripada sekadar menjadi istri seorang penguasa neraka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 10

“Putri An Yu, Yang Mulia Raja ingin bertemu dengan Anda,” ucap Nyonya Veyra, membungkuk dengan suara lembut namun penuh tekanan.

Liora menghela napas, menatap perempuan itu dengan wajah kesal.

“Kenapa Raja ingin bertemu? Ada apa kali ini?” tanyanya, malas.

“Yang Mulia tidak menyampaikan alasan, hanya memerintahkan agar Anda segera datang.”

“Dasar… kalau ada perlu, seharusnya dia yang datang, bukan memanggilku seperti ini,” gumamnya lirih, tapi langkah kakinya tetap menuju aula utama. Bayangan api di sepanjang koridor menari di dinding batu hitam, menciptakan bayangan yang bergerak seperti tangan-tangan roh lapar.

Ketika tiba di ruang kerja Raja, sosok bertopeng hitam dengan mata merah gelap, sedang berdiri membelakangi meja besar yang dipenuhi gulungan mantra dan tinta darah.

Kenapa matanya gampang sekali berubah warna? Ujar Liora.

“Ah, kau datang,” ucapnya datar tanpa menoleh.

“Ada apa Yang Mulia memanggilku?” tanya Liora dengan suara dibuat sopan, meski wajahnya masih murung.

“Aku memang memanggilmu,” jawabnya tenang, “tapi ada urusan yang harus kuselesaikan lebih dulu. Kau bisa menunggu di sini.”

Alis Liora terangkat tinggi. “Jadi kau memanggilku hanya untuk menyuruhku menunggu? Bukankah lebih baik aku tak datang?”

Raja tidak menjawab. Ia berbalik dan melangkah keluar bersama para pengawalnya. Namun Liora, yang sudah kehilangan kesabaran, mengekori dari belakang.

“Yang Mulia! Setidaknya jelaskan dulu mengapa aku dipanggil...!”

Suara langkah mereka bergema di lorong panjang menuju gerbang tertua di istana bawah tanah, Gerbang Vardelhrim, tempat di mana roh-roh dikurung dan dihakimi.

Vaelis dan Dreya, dua dayang setia Liora, mengikuti dari belakang dengan tatapan khawatir.

“Putri, sebaiknya jangan ikut lebih jauh,” bisik Vaelis.

“Kenapa?” tanya Liora pelan.

“Gerbang Vardelhrim bukan tempat untuk makhluk hidup. Di sana roh menjerit tanpa akhir,” jawab Dreya, suaranya bergetar.

Namun rasa penasaran Liora mengalahkan ketakutannya. Ia tetap berjalan mengikuti Raja hingga gerbang raksasa berukir tengkorak terbuka dengan raungan berat.

Udara dingin, bercampur aroma logam dan belerang, menyergap mereka. Di balik gerbang, berdiri Kaelith, penjaga gerbang tinggi, berambut perak panjang, dengan mata tajam seperti bara. Ia menunduk memberi hormat.

“Yang Mulia, ruang penghakiman telah siap,” lapornya.

Azrakel hanya mengangguk lalu berjalan menuju dua pintu besar di dalam. Ia memilih pintu sebelah kiri.

“Putri, kita jangan ikut,” bisik Vaelis lagi sambil menahan tangan An Yu.

“Kenapa? Apa yang ada di balik pintu itu?”

“Itu penjara roh, tempat mereka yang dikutuk selamanya,” sahut Dreya cepat.

Namun rasa ingin tahu An Yu sudah meluap. “Aku hanya ingin melihat sebentar. Tidak akan terjadi apa-apa.”

Ia menepis tangan kedua dayangnya dan melangkah masuk.

Begitu tubuhnya melewati tirai energi biru yang memisahkan dunia hidup dan mati, jeritan menggema dari segala arah. Ruangan itu besar, gelap, tapi berkilau cahaya biru dari dinding kristal yang menjadi penjara ribuan roh. Wajah-wajah pucat menempel di balik lapisan itu, tangan mereka menekan permukaan seperti kaca, mata mereka kosong namun marah.

“Lepaskan kami!”

“Beri kami tubuh!”

“Permaisuri… Permaisuri!”

Liora terpaku. Ia menggenggam erat lengan Vaelis, sedang Vaelis memegangi Dreya dengan wajah pucat.

“Dewa... tempat apa ini,” bisik Liora.

Suara jeritan makin keras, hingga satu sosok roh muncul lebih dekat dari yang lain. Matanya merah menyala, rambutnya hitam panjang berantakan, dan suaranya serak seakan tenggorokannya robek.

“Permaisuri Su Wan! Tolong aku! Tolong aku, Permaisuri!”

Tubuh Liora menegang. Roh itu menatapnya penuh permohonan, seperti mengenalnya.

“Aku bukan permaisuri,” bisik Liora gugup.

Tapi roh itu menjerit lebih keras, tangannya menembus cahaya biru, berusaha meraih Liora.

“Tolong aku, Permaisuri! Mereka berkhianat padaku!”

Jeritan itu menembus kepala Liora seperti pisau. Ia menutup telinganya, berlutut kesakitan, telinganya berdenging, darah nyaris menetes dari hidungnya. Vaelis dan Dreya pun ikut terhuyung, menjerit menahan rasa sakit.

Seketika cahaya merah membelah ruangan. Azrakel muncul, diikuti Kaelith dan pengawal iblis. Ia mengangkat tangan, mengeluarkan mantra dalam bahasa kuno.

“Diamlah, roh pengkhianat!”

Gelombang api hitam meledak, menyapu roh itu. Jeritan terhenti seketika, dan seluruh ruangan menjadi hening.

Azrakel menatap tajam ke arah Liora yang terkulai di lantai. Tanpa berkata apa-apa, ia menunduk dan mengangkat tubuhnya ke dalam pelukannya. Sentuhan tangannya dingin seperti batu, tapi anehnya menenangkan.

Ia membawanya keluar dari gerbang.

Dreya dan Vaelis hanya bisa membungkuk dalam-dalam, ketakutan, saat Raja berjalan melewati mereka membawa sang putri.

Di lorong istana, Selir Hua melihat pemandangan itu. Senyum tipisnya sirna, digantikan tatapan iri.

“Raja… bahkan menggendongnya?” gumamnya lirih, suaranya bergetar oleh amarah yang disembunyikan.

Azrakel menurunkan Liora di atas ranjang hitam di kediamannya sendiri. Api biru dari obor dinding menyorot wajah pucat sang putri, matanya tertutup rapat, bibirnya sedikit membiru.

Beberapa saat kemudian Nyonya Veyra datang tergesa, membawa kendi kecil berisi ramuan darah iblis.

“Yang Mulia,” katanya menunduk. “Ini ramuan pemulih energi roh.”

Azrakel mengambil kendi itu dan menuangkannya perlahan ke mulut Liora. Cairan merah kental itu mengalir, dan keajaiban terjadi, warna di wajah An Yu kembali, napasnya stabil, matanya perlahan terbuka.

Ia menatap sekeliling, kebingungan.

“Apa… yang terjadi?” suaranya serak.

Raja duduk di sisi ranjang, menatapnya dengan mata yang kini berubah lembut. “Kau seharusnya tidak mengikuti ke Gerbang Vardelhrim.”

“Itu karenamu,” jawab Liora tanpa sopan santun. “Kalau kau tidak memanggilku lalu pergi begitu saja, aku tak akan tersesat di tempat mengerikan itu!”

“Dan kalau aku tak datang menjemputmu, kau mungkin sudah menjadi abu bersama roh-roh terkutuk.”

Liora menatapnya tajam. “Kenapa… roh itu memanggilku Permaisuri Su Wan?” tanyanya pelan.

Seketika mata Raja berubah kelam. Hening panjang menggantung di antara mereka.

“Itu bukan urusanmu,” jawabnya akhirnya.

“Tapi...."

“Cukup.” Suaranya dingin seperti es. “Tidurlah. Tubuhmu belum pulih.”

Liora memalingkan wajah, berbaring membelakangi Raja. Namun detak jantungnya masih berdebar tak karuan. Ia masih bisa merasakan sentuhan tangan Raja di kulitnya, dingin tapi hangat di dada, campuran yang membuatnya bingung dan takut sekaligus.

Azrakel menatapnya beberapa lama sebelum berdiri. Tapi sebelum ia sempat melangkah, suara lembut Liora kembali memanggilnya.

“Kenapa kau baik padaku, padahal kau selalu terlihat benci?”

Raja berhenti, tapi tidak menoleh. “Karena kau mengingatkanku pada seseorang yang seharusnya sudah kulupakan.”

Suara pintu menutup perlahan. Liora menatap langit-langit hitam di atasnya, napasnya pelan. Nama Su Wan berputar-putar di kepalanya, menggoda rasa ingin tahunya yang tak kunjung padam.

Malam itu, langit Azzarkh berwarna ungu gelap. Dari menara tertinggi, Raja berdiri memandangi lembah roh yang bergelora di bawah sana.

Kaelith muncul di belakangnya.

“Yang Mulia, roh yang tadi menyerang Putri An Yu… ia menyebut nama Permaisuri Su Wan.”

“Aku tahu.”

“Apakah mungkin… reinkarnasinya?”

Azrakel memejamkan mata, angin dingin menerpa jubahnya.

“Tidak. Jiwa Su Wan telah kutenggelamkan sendiri ke dasar Sungai Neraka. Ia tak mungkin kembali.”

“Tapi roh itu mengenali sang putri.”

“Cukup, Kaelith. Jangan bahas lagi.” Suara Raja berubah berat, mengandung bayangan rasa bersalah.

1
Cucu Doank
liora dah mulai berubah , 😄
Cucu Doank
bagus, akhirnya keadilan di tegakkn..
Kustri
☕teman u/menulis thor
Kustri
☕💪💪💪
Lyza Yessy
bs gak ya sang raja jd bucin😁
Lyza Yessy
semangat up ya kak author 💪💪💪😊😊
Irsyad layla
tolong diperiksa lagi typonga ya thor
Lyza Yessy
aku tunggu up nya thor, semangat up nya ya thor💪💪😊
Kustri
☕semangat UP yaa
Kustri
👍👉👉👉
Kustri
hehee... kirain pengen balik ke dunia nyata, ealah malah betah

krn di dunia nyata kamu g diperhatikan, g disayang
Kustri
kira" yg diperjuangkan apa yaa🤔

apa mungkin bgmn cara'a spy kembali ke dunia sebenar'a, bgtukah thor🤭💪
Kustri
apa liora dijadikan tumbal🤔😩
Lyza Yessy
d tunggu up nya thor
Maria Mariati
hellehhhh 🤣🤣🤣
Ririn Wati
great
Ben Aben
goodddddddd......
Syifa Nabila
suka semua novel karya author
Nanda
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
M.S Inisial
menarik Thor, genre baru y thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!