Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kiss Me
Akhirnya tanpa banyak berpikir Elara menerima black card tersebut meski Elara sendiri tidak tahu akan dia gunakan untuk apa kartu eksklusif itu. Yang penting terima saja dulu.
Siapa tahu kartu itu bisa berguna dimasa depan nanti. Mengingat dia hanya akan dijadikan istri simpanan oleh Eden, entah sampai kapan.
"Baiklah, aku menerimanya. Terimakasih."
"Hanya terimakasih?"
Elara tampak bingung. Apalagi yang diinginkan pria mesum ini?!
Seolah tahu kebingungan yang melanda perempuan itu, Eden lantas berucap dengan tidak tahu malu.
"Kiss." Eden menyentuhkan jari telunjuknya kebibir lalu menggerakkannya dengan gerakan sensual.
Sontak ucapan Eden membuat Elara melebarkan matanya.
"Apa?!"
"Kiss me."
"Tapi kita sudah berciuman tadi."
"Kiss me Elara." kali ini Eden menggeram tak sabar.
Elara mengepalkan kedua tangannya, rasanya ingin sekali dia menonjok wajah pria mesum yang suka memaksanya ini.
Sayangnya Elara tidak memiliki keberanian melakukan itu. Hingga akhirnya lagi-lagi Elara hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Eden.
Dengan gugup dan ragu, Elara berjinjit sembari memegang kedua bahu Eden yang kokoh, dan...
CUP!
Satu kecupan kecil dari Elara berhasil mendarat, bukan dibibir Eden melainkan dipipinya. Membuat Eden terpaku sesaat ketika perasaan asing yang entah itu apa tiba-tiba merambati hatinya.
"Sudah."
Suara Elara menarik kesadaran Eden. Dia mengerjap lalu kemudian berdeham.
"Baiklah, aku berangkat. Ingat pesanku, kau harus sudah dirumah sebelum aku pulang, dan jangan pernah mencoba berhubungan dengan lelaki manapun selain diriku, mengerti?"
Elara menghela napasnya lalu mengangguk dengan enggan.
"Ya, aku mengerti."
*
*
"Bagaimana dengan persiapan surat-surat pernikahanku bersama Elara, apa sudah kau urus Lander?" Eden berbicara sembari menatap laptopnya dengan ekspresi serius, sementara jarinya bergerak lincah diatas keyboard.
Saat ini dirinya sedang berada didalam mobil menuju kekantor.
Lander yang sedang menyetir menoleh kearah kaca spion.
"Sudah Tuan. Semuanya sudah rampung sesuai dengan perintah anda." jawab Lander.
Eden tersenyum puas.
"Good. Itu artinya hanya tinggal menunggu waktu saja bukan?"
Lander mengangguk.
"Ya, benar Tuan."
Lagi Eden tersenyum puas.
"Kau memang selalu bisa diandalkan Lander."
"Terimakasih Tuan."
Untuk beberapa saat keheningan membentang didalam kabin mobil itu. Ekspresi Lander berubah gusar seolah ada sesuatu yang memberati pikirkannya. Lander pun akhirnya memberanikan diri bertanya.
"Maaf Tuan jika saya lancang, bagaimana jika Tuan Besar sampai tahu kalau anda diam-diam akan menikah lagi dengan Nona Elara? Tuan Besar pasti akan sangat marah mendengarnya. Dan kemungkinan beliau tidak akan tinggal diam."
Eden mengangkat pandangan, netranya kini menatap tajam kearah spion yang memantulkan wajah Lander.
"Pria tua itu tidak akan tahu jika kau tidak membuka mulutmu Lander. Aku tahu jika Ayahku selalu meminta laporan padamu atas segala tindak-tandukku diluar sana padanya. Tentu, kau boleh melaporkan juga tentang Elara pada pria tua itu, tapi nanti, setelah aku menikah dengannya."
Lander menelan ludah.
Ya, dia memang selalu melaporkan segala yang dilakukan Tuan Muda Eden pada Tuan Besar Wilson Dwight atas perintah pria paruh baya itu. Tapi sebagian besar laporan Lander adalah hal-hal mengenai pekerjaan.
Untuk urusan pribadi, Lander hanya melaporkan tentang kebiasaan tuan mudanya yang memang sudah diketahui sebelumnya oleh tuan besar.
Seperti masih seringnya Tuan Eden keluar masuk klub malam dan menghabiskan waktunya bersama wanita penghibur di klub malam itu.
Selebihnya Lander memilih menutup mulut, termasuk soal perempuan yang akan dijadikan istri simpanan oleh tuannya saat ini.
Bisa dibilang, Lander lebih loyal pada Eden ketimbang Tuan Wilson.
"Saya akan menutup mulut Tuan. Anda tidak perlu meragukan kesetiaan saya."
"Akan ku pegang kata-katamu Lander."
Lander mengangguk.
"Baik Tuan."
Eden menghembuskan napas kasar. Pandangannya kembali pada layar laptopnya.
Sesungguhnya dia tidak benar-benar ingin menikahi Elara. Eden bisa saja memaksakan kehendaknya terus-menerus pada perempuan itu tanpa status pernikahan.
Tak peduli perempuan itu nantinya akan hamil atau tidak. Yang Eden inginkan hanyalah mereguk kenikmatan dari tubuh perempuan polos yang tidak menginginkannya itu, sepuas-puasnya.
Setelah dia bosan, dia akan membuangnya dengan kejam dan tanpa menoleh lagi.
Tetapi rencana Eden berubah kala sang ayah menghubunginya pagi itu. Membuat jiwa pembangkang Eden muncul.
Eden yang merasa sang ayah selalu memonopoli kehidupannya, berniat membangkang. Dan dia akan menjadikan Elara sebagai alat pembangkangannya dengan menikahi perempuan itu.
*
*
"Elara!"
Elara yang baru saja turun dari mobil tepat diarea lobby rumah sakit, disusul dua bodyguard kepercayaan Eden yang berdiri dibelakangnya, langsung menoleh keasal suara.
Netranya membulat sempurna ketika dia melihat Nero ada dirumah sakit ini dan tengah berjalan cepat kearahnya.
Astaga, apa yang dia lakukan disini?! Bagaimana jika pengawal Eden melaporkan Nero pada Eden?!
Elara mencoba memberi kode pada teman kerjanya itu melalui sorot mata dan bibirnya yang bergerak-gerak agar lelaki itu menjauh.
Tetapi sayangnya Nero sama sekali tidak mengerti dengan kode yang diberikan Elara, hingga tahu-tahu lelaki itu sudah berdiri dihadapan Elara dengan napas sedikit terengah.
"Elara, akhirnya kita bertemu lagi! Kau baik-baik saja?" Nero menyentuh kedua pundak Elara dengan ekspresi cemas.
Refleks Elara pun memegang tangan Nero.
"Aku baik-baik saja Nero. Kau kenapa ada disini?"
"Aku mengkhawatirkanmu."
"Nona." salah satu bodyguard Eden mencoba menegur Elara. Membuat Elara dan Nero sontak menoleh kearahnya.
Elara pun tersadar dan dia segera melepaskan tangan Nero dari pundaknya.
"Mereka siapa El?" tanya Nero. Matanya menatap tak suka pada kedua bodyguard Eden.
"Mereka..."
"Kami adalah pengawal Tuan Eden Dwight yang diperintahkan untuk menjaga Nona Elara."
Sontak Elara dan Nero tampak terkejut.
"APA??! TUAN EDEN DWIGHT?!" ucap Elara dan Nero secara bersamaan.
Ya, bagaimana tidak terkejut, Elara baru tahu jika nama lengkap Eden adalah Eden Dwight.
Pria jahat mesum yang sudah memperkosanya selama ini adalah putra mahkota dari seorang taipan kaya raya nomor satu yang bisa dibilang berkuasa di negara mereka, Wilson Dwight.
Astaga! Kenapa sejak awal Elara tidak menyadarinya?!
Elara jelas tahu dari berita televisi yang dia lihat, bahwa Eden Dwight sudah menikah dengan salah satu putri seorang pengusaha yang latar belakang keluarganya sepadan dengan keluarga pria itu.
Lalu kenapa pria itu masih mencari istri lain dengan menawarkan pernikahan padanya?
Elara menyentuh kepalanya yang mendadak pening.
Elara pikir Eden masih lajang. Elara pikir status istri simpanan yang ditawarkan pria itu hanya sebatas istri yang tidak boleh diketahui dilingkup pertemanannya saja, mengingat pria itu adalah pria bebas.
Tapi ternyata dugaan Elara salah! Pria itu sudah menikah. Dan dia akan menikah dengan suami orang!
Disisi lain, Nero pun tak kalah shocknya.
Kenapa Elara bisa berurusan dengan Eden Dwight? Apa jangan-jangan pria yang mengaku sebagai suami Elara semalam dia adalah Eden Dwight?!
Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Elara bisa menikah dengan Eden Dwight putra mahkota keluarga Dwight, sementara pria itu sudah memiliki istri?!
Jangan-jangan benar yang dikatakan Gio kemarin, kalau Elara...
"Nona, sebaiknya anda tidak membuang waktu. Sebentar lagi ibu anda akan segera dioperasi." ujar Reymond, bodyguard yang tadi memperkenalkan diri sebagai bodyguard Eden mencoba mengingatkan.
Elara mengerjap. Dia pun mengusap wajahnya dengan telapak tangan.
"Ah ya, aku hampir saja lupa. Ayo kita kesana!"
"Elara!" tiba-tiba Nero mencekal lengan Elara, membuat Elara menghentikan langkah.
Dan disaat bersamaan, Reymond mencengkram lengan Nero.
"Tuan, sebaiknya anda lepaskan tangan anda dari Nona Elara." ucapnya dingin.
Nero meringis saat lengannya dicengkeram dengan kuat. Dia pun melepaskan cekalan tangannya dari Elara.
"Nero, maafkan aku. Sebaiknya kita bicara nanti. Aku harus pergi menemui ibuku dulu."
"Aku ikut Elara!"
"Anda tidak boleh ikut Tuan!" sergah Reymond.
"Kenapa tidak boleh?!"
"Karena Tuan Eden tidak mengizinkan pria asing berada disekitar Nona Elara."
Elara kembali menyentuh kepalanya. Pening.
"Maaf Tuan Reymond, Nero ini adalah teman kerjaku. Dia bukan pria asing. Jadi biarkan saja dia ikut dengan kita, ya." bujuk Elara.
"Tidak bisa Nona. Tuan Eden akan marah jika beliau sampai tahu."
Elara memejamkan mata tampak frustasi. Kini pandangan Elara beralih pada Nero. Dengan perasaan bersalah, Elara mengatupkan tangannya didepan dada lalu kemudian menggenggam tangan Nero.
"Nero, maafkan aku. Kita bicara lain waktu."
"Tapi El."
"Maafkan aku Nero." Elara segera melepaskan tangannya dari Nero, lalu pergi meninggalkan lelaki itu.
"El! Elara!" Nero hendak mengejar, tetapi teman Reymond menghadangnya, sementara Reymond sendiri mengikuti Elara.
*
*
Pukul delapan malam, Elara baru saja tiba dirumah. Elara begitu larut menunggui sang ibu hingga dia lupa waktu. Dan Elara yakin, Eden pasti akan marah padanya.
Dengan perasaan takut perlahan Elara membuka pintu kamar. Ternyata dugaannya benar. Baru satu langkah memasuki kamar, pandangan matanya langsung bersirobok dengan Eden yang sedang duduk di sofa.
Pria itu menatapnya tajam.
"Baru pulang?"
*
To be continued
Halo kakak yang baik hati. Jangan lupa tinggalkan like, komen, hadiah dan votenya yaa. Jangan lupa kasih ulasan bintang 🌟 🌟 🌟 🌟 🌟 juga jika suka dengan ceritanya, terimakasih ❣️🥰
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/
yes yes yes positif itu mah elara hamil anak Eden senang hatiku Thor 😄😄😍
Elara /Heart/ Eden selalu