“Maafkan bunda nak, bunda terpaksa melakukan hal ini” Isak tangis Shanaya Anindya Nugraha memenuhi kamarnya
Bertemu dengan Rain Sky Allendra orang yang dulu merenggut mahkota yang paling berharga dalam hidupnya, membuat harus menyembunyikan rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang.
Akankan semua rencana Embun berjalan dengan mulus atau dia akhirnya mengalah pada keadaan yang tidak memihak padanya?....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 10 Niat Bryan
Arsen mematikan sambungan telepon nya dengan Rania, lalu menatap ke arah Bryan dan Hendrik yang masih duduk di sofa yang ada di ruangan Arsen.
“Kalian kenapa belum pergi, silahkan pergi! aku juga mau jalan sebentar lagi” usir Arsen
“Kau beneran nggak mau ikut Arsen?” tanya Hendrik
“Nggak…” tegas Arsen
“Kalau begitu aku dan Bryan pulang dulu” ucap Hendrik
“Ya silahkan “ sahut Arsen, setelah itu Bryan dan Hendrik pergi meninggalkan Arsen sendiri di ruangannya.
“Aku pulang dulu Arsen…” ucap Bryan lalu menepuk bahu Arsen dengan pelan seolah memberikan semangat untuk sahabat nya itu.
[sepertinya Bryan benar menyukai Naya, dan apa yang Bryan katakan tadi banyak benarnya juga, bagaimana Naya menghadapi mama kalau benar dia hamil anakku, tapi itu jangan dipikirkan dulu, yang penting aku harus tahu dulu keadaan Naya] gumam Arsen dalam hati.
Arsen kembali melanjutkan kerjanya yang masih ada beberapa did meja kerjanya, dia sudah memutuskan untuk datang ke restoran tempat Naya bekerja, saat jam kerjanya selesai.
[Aku akan menunggu Naya pulang, dan akan mengajak nya bicara] Arsen melirik jam yang ada di meja kerjanya, tidak lama setelah itu diapun segera pergi, menuju restoran dimana dia bertemu dengan Naya.
Sedangkan Bryan dan Hendrik tidak jadi ke tempat Naya, mereka makan di tempat lain.
“Arsen masih gengsi untuk mengakui perasannya pada Naya, seperti yang aku bilang Arsen itu sudah lama menyukai Naya, makanya dia tidak pernah serius dengan wanita yang dekat dengan nya selama ini, tapi dia tidak menyadari hal itu, lebih tepatnya Arsen menyangkal hati kecilnya” ucap Bryan
“iya aku setuju dengan apa yang kau katakan, yang jadi pikiran ku saat ini, apa kau serius untuk bersaing mendapatkan Naya dengan Arsen?” tanya hendrik penasaran.
“Kita lihat nanti aja Hendrik, kalau soal Naya aku tertarik dengannya, tapi kalau Arsen bisa memperjuangkan cintanya pada Naya aku akan mundur, aku juga nggak mau bersaing dengan sahabatku sendiri”
“Aku hanya berharap Arsen bisa lebih tegas mengambil keputusan, karena ini mengenai anak yang ada dalam mimpinya kemarin, kau tahu bagaimana kerasnya nyonya Rima, dan betapa sulitnya Arsen selama ini, menghadapi aturan keluarganya “ jelas Bryan
“Aku hanya khawatir kalian berdua akan berselisih paham karena Naya, aku nggak mau kalian berantem” ucap Hendrik
“Ha ha ha kau nggak usah cemas Hendrik, kita lihat besok informasi tentang Naya, kalau memang benar mereka berdua punya anak, aku nggak akan mengganggumu usaha Arsen untuk mendapatkan cinta Naya”
“Aku hanya tertarik dan menyukai Naya masih belum di tahap mencintai dan ingin memiliki nya, dan kata kataku tadi hanya untuk memompa semangat Arsen” jelas Bryan
“Syukurlah kau bisa berpikir jernih Bryan, jujur aku khawatir dengan kalian berdua, aku tidak bisa membantu Arsen karena ini menyangkut dengan kedua orang tuanya Arsen, aku nggak berani” jelas Hendrik
“Semoga Arsen kuat untuk menghadapi masalah yang akan datang padanya, dia harus menyelesaikan dulu hubungannya dengan Rania, dan aku yakin itu tidak akan gampang” terang Bryan
“Ya Rania akan melakukan berbagai cara agar Arsen mau menikahinya, ini akan rumit sekali, kalau Naya ada dalam pusaran hubungan mereka, aku kok kasihan ya” balas Hendrik sejenak dia terdiam lalu menoleh pada Bryan
“Bryan aku dapat merasakan niat yang ada di hatimu, apa benar kau ingin menyelamatkan Naya dan juga anaknya?” tanya Hendrik dengan wajah penasaran.
“Ha ha ha akhirnya kau mengerti dengan niatku, tadi kau yakin sekali menyebut Naya dan anaknya, kau bisa menjelaskan ini padaku Hendrik?” tegas Bryan
“Hhmm kau ini terlalu teliti, kita lihat besok aja” sahut Hendrik sambil tertawa kecil.
“Aku harap semua akan baik baik saja, dan hubunganku dan Arsen nggak perlu retak hanya kerena persoalan ini” imbuh Bryan
“Aku tahu kau pasti bisa melakukan hal ini Bryan, membantu sahabat bukan berarti selalu mendukung sahabat kita, tapi dengan membuat dia bisa mengambil keputusan yang tepat dan berani mendengarkan kata hatinya sendiri “ balas Hendrik
“Betul aku setuju semoga Arsen bisa melalui semua ini, dan aku yakin dia akan memperjuangkan apa yang dia yakini benar” imbuh Bryan
“Aku lupa akan berangkat ke luar negeri, kau bantu Arsen untuk memperbaiki semuanya” ucap Hendrik
Sedangkan Arsen saat ini sudah menunggu Naya di parkiran restoran tempat Naya kerja,” itu Naya aku akan menghampiri nya sekarang” ucap Arsen lalu bergegas keluar dari mobilnya dan berjalan dengan tergesa gesa me arah Nyaa yang sedang jalan sendirian saat ini.
“Naya….” panggil Arsen, mendengar namanya di panggil oleh seseorang membuat Naya berhenti berjalan lalu menoleh ke arah belakang dari mana suara itu datang.
“Arsen….” gumam Naya dalam hati, setelah itu bergegas melanjutkan langkah kakinya pergi menjauh dari Arsen yang langsung mengejar Naya.
“Naya tunggu! aku mau bicara” panggil Arsen lagi, sambil menarik tangan Naya agar berhenti berjalan.
“Maaf tuan, tolong lepaskan tangan anda…” ucap Naya
“Oh iya maaf maaf, aku hanya ingin bicara Naya” sahut Arsen buru buru melepaskan pegangan tangannya dari tangan Naya
“Anda lancang sekali tuan” ketus Naya
“Maaf Naya, aku hanya ingin bicara sebentar“ ucap Arsen sambil menatap lekat ke arah wanita yang sudah mengisi hatinya sejak saat itu, saat dia meniduri Naya dengan paksa.
“Maaf anda mau bicara apa tuan, saya tidak punya urusan dengan anda, terus kenapa anda ingin bicara dengan saya” tegas Naya, dia melakukan hal ini karena ingin menjauh dari Arsen, dia takut nantinya kehadiran Nolan diketahui oleh Arsen.
“Aku masih ada urusan denganmu Naya, makanya kita harus bicara” jelas Arsen
“Hari sudah malam tuan Arsen, nanti saya telat pulang ke rumah saya, kalau mau bicara carilah waktu yang tepat, jangan malam hari kayak gini” tukas Naya
“Hanya disini aku bisa menemui kamu Naya, dan aku tidak mau menganggu jam kerja kamu di restoran ini, makanya saat kamu pulang kerja aku berusaha menemuimu” jelas Arsen
“Sudah malam tuan Arsen saya harus pulang, jalanan sudah mulai sepi” sahut Naya
“Ikutlah dengan ku, aku akan mengantarkan mu pulang Naya” balas Arsen
“Maaf tuan Arsen,aku nggak bisa, jangan paksa aku, aku harap kamu mengerti…” sahut Naya dia masih bisa berpikir jernih saat ini, kalau dia terlalu kasar pada Arsen nanti malah dia curiga ada yang dia tutup dari Arsen.
Arsen menarik nafas panjang,” aku hanya ingin bertanya satu hal Naya, apa kamu hamil karena perbuatan ku saat itu?” tanya Arsen
Mendengar apa yang ditanyakan Arsen tadi membuat Naya terkejut, jantung Naya berdegup kencang, dia menatap Arsen yang juga sedang menatap tajam ke arah Naya.
“Oh ya tuan Arsen aku juga ada satu pertanyaan untukmu, apa kamu yang mengirimkan uang dua milyar ke rekening ku, setelah kau ambil mahkota yang sangat aku jaga? tolong jelaskan tuan Arsen, maksud anda apa, mengirim uang segitu banyaknya” tanya Naya dengan cepat.
Kamu harus tegas Sen...