Hidup terkadang membawa kita ke persimpangan yang penuh duka dan kesulitan yang tak terduga. Keluarga yang dulu harmonis dan penuh tawa bisa saja terhempas oleh badai kesialan dan kehancuran. Dalam novel ringan ini kisah ralfa,seorang pemuda yang mendapatkan kesempatan luar biasa untuk memperbaiki masa lalu dan menyelamatkan keluarganya dari jurang kehancuran.
Berenkarnasi ke masa lalu bukanlah perkara mudah. Dengan segudang ingatan dari kehidupan sebelumnya, Arka bertekad mengubah jalannya takdir, menghadapi berbagai tantangan, dan membuka jalan baru demi keluarga yang dicintainya. Kisah ini menyentuh hati, penuh dengan perjuangan, pengorbanan, keberanian, dan harapan yang tak pernah padam.
Mari kita mulai perjalanan yang penuh inspirasi ini – sebuah cerita tentang kesempatan kedua, keajaiban keluarga, dan kekuatan untuk bangkit dari kehancuran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Michon 95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 : Pertemuan Tak Terduga
"Apa maksudnya ini?" Ralfa mengerutkan dahi, masih bingung dengan mimpi aneh yang baru saja dialaminya. Dia terbangun dengan perasaan aneh, seolah ada pesan yang ingin disampaikan, tetapi semua itu menguap begitu saja. Selama 30 menit, dia berusaha keras memikirkan makna mimpi itu, tetapi tak ada hasil. Akhirnya, dia memutuskan untuk melupakan mimpi itu dan menikmati hari libur sekolahnya.
Dia menghabiskan waktu dengan bermain ponsel dan menonton film, sampai...
"Ah.., aku sangat bosan, apa yang harus aku lakukan?" keluhnya dengan nada mengeluh.
Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya. Kenapa tidak melakukan sesuatu yang berguna untuk mengisi waktu liburannya? Dia menunggu ayahnya pulang dari kantor, dan saat melihat ayahnya pulang bersama Viktor, tangan kanannya, Ralfa merasa ini adalah saat yang tepat.
Ayahnya masuk ke dalam ruang kerja bersama Viktor. Ralfa mengetuk pintu dengan penuh semangat.
"Silakan masuk."
Ralfa masuk, dan melihat ayahnya sedang mengobrol dengan Viktor. Tanpa basa-basi, dia bersujud di depan ayahnya sambil berkata, "Ayahanda, tolong ajarilah anakmu ini ilmu bisnis!" dengan nada bersungguh-sungguh.
Spontan, ayahnya dan Viktor terkejut.
"Ada apa denganmu, Ralfa?" tanya ayahnya dengan nada bingung.
"Apa yang sudah terjadi pada Anda, Tuan Ralfa?" tanya Viktor dengan nada panik.
"Aku sangat ingin belajar bisnis, dan ayahanda yang mengajariku langsung."
"Baiklah, Papa akan mengajarimu," jawab ayahnya, masih dalam keadaan terkejut. "Tapi kenapa harus sampai bersujud?"
Ralfa pun berdiri dan menjawab, "Aku hanya sedang meniru adegan di film yang aku tonton," sambil tersenyum lebar.
"Kamu ini, buat Papa khawatir saja. Papa kira ada apa tadi," jawab ayahnya dengan nada geram.
"Tapi, ngomong-ngomong, kenapa tiba-tiba minta begitu pada Papa?"
"Aku sedang bosan, dan ingin mulai belajar bisnis."
"Baiklah, tapi sebelum itu, kamu besok ikut Papa ke rumah salah satu teman baik Papa."
"Dan kamu juga harus menuruti perkataan Papa besok, kalau tidak Papa tidak akan mengajarimu."
"Baik, Pa," jawabnya tanpa pikir panjang.
Keesokan Harinya
Keesokan harinya, Ralfa bersemangat untuk pergi ke rumah teman ayahnya.Mobil mewah ayahnya meluncur di jalanan, dan Ralfa merasa terpesona dengan pemandangan di sekelilingnya.
Setelah beberapa waktu, mereka tiba di sebuah mansion megah yang tidak kalah besar dengan rumah mereka. Tembok tinggi dan pagar yang kokoh mengelilingi halaman yang luas, dikelilingi pepohonan rindang.
Mereka masuk ke dalam dan disambut oleh pelayan yang mengantarkan mereka ke ruang tamu. Di sana, terlihat seorang pria bersetelan pejabat yang mirip dengan ayah Ralfa. Sepertinya orang itu adalah teman yang ayah maksud.
Begitu melihat mereka, pria itu langsung menyambut dengan hangat. "Jonathan, teman lamaku, bagaimana kabarmu?"
"Faisal, temanku, kabarku baik-baik saja," jawab ayah Ralfa.
Di samping Faisal, berdiri seorang pria yang tampak serius—Daigo, tangan kanan Faisal. Ralfa merasakan hawa permusuhan antara Viktor dan Daigo. Ada sesuatu yang tidak beres di sini, pikirnya.
"Ralfa, ini adalah Faisal, teman baik Papa," kata Jonathan, memperkenalkan mereka.
"Senang bertemu denganmu, Ralfa," sapa Faisal dengan senyuman hangat.
"Senang bertemu dengan Anda juga, Pak," jawab Ralfa, berusaha terlihat percaya diri meskipun hatinya berdebar.
Namun, saat Ralfa menatap sekeliling, dia merasakan sesuatu yang aneh. Di mana semua orang?
Tiba-tiba, Faisal berkata, "Sayang, kemarilah, ada tamu yang harus kamu temui."
"Sebentar, Ayah," jawab suara lembut dari dalam rumah.
Ralfa terkejut mendengar suara itu cukup familiar baginya. Suara itu... pikirnya, jantungnya berdegup kencang.
Tiba-tiba, pintu terbuka, dan seorang gadis berambut panjang dengan mata cerah muncul. Saat mereka berdua bertatapan, Ralfa dan gadis itu terkejut.
"Kamu..." seru Ralfa, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Gadis itu, Adelia, juga tampak terkejut. "Ralfa? Kenapa kamu di sini?"
Momen itu terasa seperti waktu berhenti. Ralfa tidak menyangka akan bertemu Adelia di sini.
"Ini... ini rumahmu?"