NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10. PERASAAN TERPENDAM

Suara gelak tawa menyabut kedatangan Aruna, dahi Aruna berkerut. Langkah kaki Aruna berhenti mendadak, ia kembali menoleh ke arah belakang. Tidak ada kendaraan siapa pun yang terparkir di pekarangan rumah, kecuali mobil milik Jakson. Kepalanya kembali menoleh ke arah pintu yang terbuka, Aruna kembali mengayunkan langkah kaki yang sempat terhenti.

"Kamu masih ingat aja cerita memalukan itu, Jak," katanya terdengar malu-malu.

Jakson mengulum senyum, "Tentu aja aku masih ingat. Nggak ada satu pun yang aku lupakan bahkan sampai detik ini."

Aruna mengernyit, kehadirannya yang secara tiba-tiba membuat keduanya mendadak berhenti berbincang-bincang. Elena tersenyum ramah ke arah Aruna, dan berdiri. Jakson pun ikut berdiri, ia melirik Aruna dengan tatapan mata yang sulit untuk gadis ini terka.

"Kamu masih ingat Elena, bukan? Dia sahabatku. Dia pun sempat datang ke pesta ulang tahun Mentari," tutur Jakson, kembali memperkenalkan Elena, "dia, Aruna. Adiknya almarhumah istriku."

Elena mengangguk, dan berkata, "Dia cantik."

Aruna sama sekali tidak tersipu mendengar pujian Elena, hanya menarik paksa kedua sisi bibirnya ke atas.

"Ah, aku rasa Mbak Elena jauh lebih cantik. Saking cantiknya Mas Jakson sampai tid-"

"Kamu pasti capek, sana gantilah pakaian. Mbok Imah sedang menyiapkan makan malam, dan bantu Mentri untuk bersiap-siap untuk makan malam bersama. Elena akan ikut makan malam bersama kita," potong Jakson, seakan tahu kata-kata tajam yang akan dikeluarkan oleh Aruna.

Elena menatap Jakson dan Aruna secara bergilir, gadis berambut sepinggan itu tersenyum masam. Mengulum bibir merah merekahnya, kepalanya mengangguk.

"Kalo gitu, aku tinggal dulu Mbak Elena," ujar Aruna seramah mungkin.

Elena mengangguk sekilas sebagai jawaban, Aruna melangkah kembali memasuki ruangan keluarga. Jakson tersenyum lembut saat atensi Elena tertuju padanya.

"Ayo, duduk," kata Jakson lembut.

Elena duduk kembali, sesekali matanya memandang foto besar di ruangan tamu. Di dinding masih terpasang kokoh foto pernikahan Jakson dan Kinanti-almarhumah istri Jakson, serta foto tumbuh kembang Mentari.

"Dia kelihatan beda dengan Kinanti," celetuk Elena, "dia kelihatan lebih cantik dan ceria, memang masa muda paling menyenangkan untuk dipandang."

"Tapi, di mataku, kamu jauh lebih cantik daripada Aruna. Kamu tidak pernah berubah, sampai detik ini pun masih sama," balas Jakson memuji kecantikan Elena yang tidak lekang oleh waktu.

Elena sontak saja terkikik geli, dan berkata, "Kamu emang ya, dari dulu sampai sekarang nggak pernah berubah. Kalo udah memujiku, terkensan berlebihan. Gimana bisa kamu bandingin kecantikan perempuan berusia 23 tahun dengan perempuan yang udah kepala tiga ini, hm."

Jakson mengeleng sekilas, di matanya Elena tidak pernah kehilangan kilaunya. Sebanyak apapun permata di dunia ini, kilau Elena paling memukau. Sayangnya, takdir tidak berpihak padanya. Lantas bagaimana dengan sekarang, Jakson jelas tidak memiliki Kinanti di sisinya. Sedangkan Elena, wanita cantik ini dalam proses perceraian.

Tampaknya Jakson lupa, fakta bahwa dirinya telah menikahi Aruna. Turun ranjang, menikahi adik iparnya sendiri. Keputusan yang diambil karena terpepet, ia tidak bisa membiarkan Mentari diambil pihak keluarga istrinya. Apalagi wanita yang diam-diam masih dicintai ini masih berstatus istri orang, walaupun rumah tangganya mengalami retak parah.

"Wah, manis sekali. Pria brengsek," gumam Aruna bersandar di dinding pemisah ruang tamu dan ruang keluarga.

Aruna sama sekali tidak memasuki kamarnya, ia malah bersandar di dinding. Hanya untuk menguping pembicaraan keduanya, hatinya sakit. Lantas bagaimana dengan perasan kakaknya, apa yang sebenarnya terjadi. Aruna tidak tahu perihal rumah tangga yang dinilai sangat sempurna, nyatanya retak seribu.

"Aku harus cari tau sampek ke akar-akarnya," monolog Aruna lirih.

Mentari kebetulan keluar dari kamar, Aruna tersenyum cerah. Ia melangkah menuju Mentari, keponakan tercinta tidak boleh tahu permasalahan orang dewasa. Aruna di sini bukan untuk Jakson, ia di sini untuk Mentari. Tujuan utamanya adalah kebahagiaan keponakannya, sebagaimana Kinanti mencintainya. Kakanya bahkan membelikan rumah untuk Aruna, hanya agar Aruna merasa nyaman tinggal di Ibu Kota. Agar kedua orang tuanya tidak pusing akan tinggal di mana saat ke Ibu Kota.

Meskipun tidak besar, rumahnya nyaman dengan dua kamar. Kinanti pun diam-diam membiayai uang kuliah Aruna, gadis cantik ini berhutang banyak pada kakaknya.

...***...

Perlahan Aruna memasuki ruangan kerja Jakson, matanya mengedar saat berada di dalam ruangan. Aruna memicingkan kedua matanya, pencahayaan dari rumah tetangga sebelah menyeruak ke dalam ruangan. Pintu ditutup pelan, Aruna sudah memastikan Jakson berada di kamarnya. Sudah saatnya Aruna beraksi, mengingat setiap Jakson terbang keluar kota. Ruangan kerja akan dikunci, hanya saat pria itu ada di rumah ruangan ini tidak akan dikunci.

"Aku harus mulai dari mana buat cari tau?" tanya Aruna pada dirinya sendiri.

Kakinya melangkah menuju meja kerja, di atas meja ada beberapa tumpukan buku serta foto keluarga. Tidak ada yang aneh, tangan Aruna menarik laci meja. Tangannya bergerak mengeluarkan beberapa benda di dalam laci.

"Nggak ada apa-apa di sini," gumam Aruna pelan.

Ia menutup perlahan laci meja, sebelum berjongkok. Perlahan menarik lagi kedua, kembali tangannya merogoh isi laci. Hanya ada beberapa berkas-berkas tentang penerbangan, Aruna mendesah kasar. Laci kembali didorong ke dalam, ia menarik laci ketiga, beberapa kali tarikan.

"Dikunci," kata Aruna, dahinya berlipat, "kenapa yang ini dikunci? Jangan-jangan ada di sini?"

Aruna berdiri perlahan, matanya mengedar. Melangkah menuju rak-rak buku di sudut ruangan, tidak ia dapati apapun di sana. Kedua kakinya kembali bergerak ke arah lemari di sudut ruangan sebelah.

...TAP! TAP!...

Tubuh Aruna menegang, pupil matanya melebar. Gadis cantik itu panik, mencari tempat persembunyian. Ia melangkah terburu-buru ke arah balkon, menarik perlahan pintu ke samping. Bersembunyi di balik pot besar balkon, pintu terbuka terdengar jelas bersamaan dengan lampu yang dihidupkan menerangi seluruh ruangan.

Pintu ditutup perlahan, Jakson mengerut dahinya. Melangkah lebar menuju pintu balkon yang terbuka, degup jantung Aruna bertalu-talu. Bahkan dahinya dipenuhi boleh peluh, mendapati Jakson berdiri di ambang pintu balkon yang terbuka. Bagaimana bisa Aruna sebodoh itu, sampai lupa menutup pintu hanya karena panik.

"Apakah aku lupa menutup pintu balkon?" Jakson bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Aruna menahan napas, Jakson menutup pintu perlahan. Melangkah menuju meja kerjanya, duduk di bangku. Jakson mendesah berat, matanya melirik ke arah bingkai foto keluarga.

"Kamu nggak akan marah, bukan? Elena adalah perempuan baik. Dia juga seorang Ibu yang hebat, aku pikir. Jika aku menikahinya, Mentari akan mendapatkan sosok Ibu sesungguhnya. Bahkan dia akan memiliki seorang teman tidak akan kesepian, kamu tau bukan kalo Elena memiliki putri yang lebih tua 1 tahun dari Mentari," tutur Jakson, ia tersenyum geli.

Sudah pasti tidak akan ada jawaban, lagi-lagi Jakson menghela napas berat. Keputusan salah, ia akan menceraikan Aruna cepat maupun lambat. Dengan begitu semuanya akan bahagia, jika ia tahu lebih awal Elena ingin bercerai. Sudah pasti tidak akan ia menikahi Aruna terburu-buru.

'Menjijikan, pria gila. Dasar laki sialan.' Aruna hanya bisa memaki di dalam hati. Menatap tajam punggung lebar Jakson, tangan Aruna rasanya gatal ingin menarik setiap helai rambut Jakson.

Bersambung....

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!