CINTA TUAN MAFIA

Keesokan harinya, Alex di sibukkan mengurus perusahaan. Hari itu ada beberapa pertemuan penting dengan rekan bisnis untuk membahas konsep dan rencana kerja proyek baru yang memiliki potensi besar.

Hingga sore hari, Alex masih berada di kantor, fokusnya terus mengarah pada laptop di hadapannya. Tiba-tiba pintu diketuk, setelah mendapat izin, barulah seseorang terlihat masuk. Ternyata Alvin, ia datang untuk memberitahu suatu hal yang penting. "Tuan, ada informasi penting. Anak buah kita baru saja mendapatkan jejak Nona Dahlia, dia terlihat di sebuah mall di pusat kota bersama seorang pria pagi tadi. Sampai saat ini, mereka masih mengikuti dan menunggu instruksi selanjutnya," kata Alvin.

Alex langsung menoleh, tatapannya beralih ke Alvin. "Perintahkan mereka untuk terus mengawasi dan kirimkan detail lengkapnya ke ponselku," perintah Alex singkat.

"Baik, Tuan!"Alvin mengangguk.

"Nanti malam, aku akan datang untuk menangkap Dahlia sendiri," kata Alex dengan tekad penuh, dan yakin bisa menangkapnya.

Alvin mencoba mengingatkan, "Tapi, Tuan, malam ini ada undangan pernikahan dari kolega penting kita, Tuan Anderson. Beliau sangat mengharapkan kehadiran Anda."

Alex tetap kukuh, "Aku tidak bisa, kau saja yang datang mewakili ku, Alvin. Aku tidak mau kehilangan jejak Dahlia lagi. Dan pastikan kamu memberikan kesan yang baik untuk Tuan Anderson."

Alvin tampak khawatir, "Tapi, Tuan, itu artinya saya tidak bisa menemani anda. Di tambah, Fedrick juga tidak ada di samping anda. Saya khawatir jika anda pergi sendiri,"ujarnya.

"Tenang saja, aku akan baik-baik saja. Aku bisa pergi dengan yang lain," kata Alex dengan nada datar.

"Baiklah, Tuan. Jika ada apa-apa, mohon langsung hubungi saya," ucap Alvin, dan Alex hanya mengangguk sebagai jawaban.

***

Malam hari di kota Hamburg, terhampar dengan gemerlap lampu-lampu Elbphilharmonie yang ikonik, sementara kapal-kapal besar melintas perlahan di Sungai Elbe. Jalan di sekitar Speicherstadt terlihat sunyi, namun tetap memancarkan keindahan arsitektur khas kontainer yang menjulang tinggi.

Seperti yang sudah di rencanakannya sore tadi, malam ini Alex benar-benar pergi mencari Dahlia. Mantan kekasih yang berhasil mengobrak-abrik hatinya. Berdasarkan informasi terbaru dari anak buahnya, Dahlia telah check-in di sebuah hotel sore hari dan saat ini sedang berada di club malam. Alex dan beberapa anak buahnya langsung menuju kesana. Malam ini, Alex mengenakan topi baseball hitam merk NY, dengan jaket kulit berwarna senada. Masker yang menutupi sebagian wajahnya semakin menambah kesan misterius dan tidak mudah dikenali.

Alex memperhatikan sekitarnya, suara musik yang menghentak dan lampu yang berkelap-kelip menciptakan atmosfer yang memacu adrenalin, membuat orang-orang berjoget ria di dance floor dengan penuh semangat. Dengan mata yang tajam, Alex memindai seluruh ruangan, mencari sosok yang dicarinya di antara kerumunan. Hingga akhirnya, pandangannya tertuju pada seorang wanita berambut pirang yang tengah berjoget riang di bawah sorotan lampu, gerakan tubuhnya yang lincah mampu menarik perhatian Alex. "Ah, itu dia," gumam Alex, seringai tipis muncul di balik masker yang menutupi wajahnya.

Saat jarak mereka semakin dekat, tiba-tiba Dahlia berbalik dan pandangan mata mereka bertemu, membuat matanya terbelalak. Meskipun Alex sudah berusaha menyembunyikan diri, tapi Dahlia begitu hafal dengan sosok Alex. Dahlia yang ketakutan langsung berlari ke arah koridor gelap di dalam club tersebut. Tidak mau kehilangan jejak, Alex langsung mengejarnya, berlari dengan cepat melewati kerumunan orang-orang yang menari.

Di lorong sepi, Alex berhasil meraih tangan Dahlia, dia menyeringai dan berkata, "Akhirnya kita bertemu juga, Dahlia."

Dahlia menggelengkan kepalanya dengan panik, ketakutan terlihat jelas di wajahnya. Ia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Alex, tapi tidak bisa, karena Alex menggenggamnya dengan erat.

"Alex, sudah ku-" kata-kata Dahlia terhenti karena suaranya tercekat saat tangan Alex mencekik lehernya, membuat wajahnya memerah karena kekurangan oksigen.

DOR !!!

Tiba-tiba, sebuah peluru melesat menembus lengannya. Ia segera menoleh, melihat siapa yang telah berani bermain-main dengannya. Ketika Alex menoleh, Dahlia langsung mengambil kesempatan untuk memukul tengkuk Alex dengan tongkat besi yang ada di depannya, membuat Alex jatuh terduduk.

Kekasih Dahlia memerintahkan anak buahnya untuk membawa Alex pergi ke suatu tempat untuk menyandranya, namun baru saja mereka akan mengangkat tubuh Alex, tiba-tiba ledakan kecil menggema di lorong, diikuti oleh asap tebal yang memenuhi ruangan. Pandangan mereka menjadi kabur, dan suara-suara di sekitar menjadi tidak jelas.

Dalam sekejap, Alex menghilang, dibawa pergi oleh seorang gadis misterius yang muncul dari balik asap tebal.

...----------------...

Hmm...siapa ya kira-kira gadis itu.....

Ikuti terus kelanjutan critanya, eits tapi jangan lupa tinggalkan Like, coment yahh 🤗