GADIS CULUN ISTRI SANG IDOLA KAMPUS

Suara pura-pura batuk, membuat pandangan Senja, dan juga Jackson ter-alihkan. Dan di sana ke dua nya mendapati Dalia, yang datang dengan membawa segelas minuman dingin, dan makanan ringan. Gadis muda itu meletakkan minuman di atas meja, sembari menyimpulkan senyuman di bibir nya, senyuman yang tersimpan sebuah makna di dalam nya.

"Seperti nya, aku datang di waktu yang tidak tepat," ujar Dalia, masih dengan memasang senyum penuh arti.

"Nggak! Itu hanya perasaan kamu saja," sahut Senja cepat, namun wanita itu tak dapat menyembunyikan wajah nya yang nampak memerah, akibat malu dengan apa yang terucap dari bibir Dalia.

Dalia hanya menyambut nya dengan senyuman. Mengalihkan pandangan nya pada sang Kakak, yang juga tengah mengukir senyum di wajah tampan nya.

Setelah beberapa menit kemudian.

"Senja, ngomong-ngomong sekarang kamu tinggal sama siapa? Sebab Papa mu baru saja meninggal," tanya Jackson penasaran.

Raut wajah Senja berubah seketika. Ntah, sampai kapan dia akan menutupi kenyataan tentang diri nya yang telah menikah dengan seorang Galaxy Alfadharan. Senja menarik napas nya dalam, dan dia pun bersuara setelah beberapa detik kemudian, "Aku hanya tinggal sendiri." ucap Senja.

"Apa, kamu nggak takut, sendirian? Bukan Abang bermaksud menakuti mu. Bukan kah daerah kamu itu,---" ucap Jackson tak sanggup melanjut kan ucapan nya, akibat rasa tidak enak hati pada Senja.

"Aku udah biasa, kok, Kak!" sahut Senja dengan penuh keyakinan.

"Gitu-yaa," sahut Jackson datar, namun dengan ekspresi wajah yang nampak berbeda.

"Senja, Bagaimana kalau kamu menjual rumah itu, dan mencari tempat yang lain saja. Sebab aku sebagai sahabat mu pun khawatir, kalau kamu tinggal sendirian di sana. Takut nya, sesuatu yang buruk terjadi. Kita-kan nggak akan pernah mengetahui hati manusia," ujar Dalia memberi saran, ia khawatir dengan sahabat nya.

"Terima kasih, karena sudah begitu mengkhawatirkan aku. Tapi, aku yakin, aku akan baik-baik saja!" sahut Senja penuh keyakinan, dan pasangan Kakak-beradik itu, hanya menyambut nya dengan helaan napas nya yang berat.

"Terus, bagaimana dengan orang yang menabrak Papa mu, sebab yang Abang dengar dari Dalia, kalau kamu nggak membawa masalah ini ke jalur hukum, dan memilih menyelesaikan secara kekeluargaan."

"Dia bertanggung jawab penuh pada kehidupan ku. Orang nya begitu baik. Bahkan sangat baik. Sangat berbeda, dengan---." Senja tak mampu menyelesaikan ucapan nya, saat hampir saja dia menyebut kan nama Galaxy Alfadharan.

"Sangat berbeda dengan siapa?" tanya Dalia, dengan menatap lekat-lekat pada Senja.

"Tidak, bukan siapa-siapa!" sahut Senja cepat, dan Dalia hanya mengerucutkan bibir nya.

"Kalau boleh Abang tahu, siapa orang yang sudah menabrak Papa kamu itu?" tanya Jackson.

Raut wajah Senja berubah seketika, mendengar lontaran pertanyaan yang baru saja mengalir dari mulut Jackson. Semua orang pasti mengenal, siapa itu Marvin Alfadharan. Seorang pengusaha sukses, dan semua orang pun tahu, kalau lelaki paruh baya itu adalah ayah kandung dari Galaxy.

Dan jika Senja menyebut nama pria itu, tentu saja tentu saja akan langsung terbawa pada Galaxy. Dan untuk saat ini, Senja belum siap pernikahan nya dan Galaxy di ketahui oleh siapa pun.

"Senja---," panggil Dalia tiba-tiba, saat mendapati Senja yang nampak melamun. Membawa pandangan nya pada Dalia, yang saat ini tengah menatap nya dengan tatapan penuh arti, "Kamu kenapa? Seperti nya ada hal yang kamu pikirkan." tanya Dalia curiga.

"Tidak. Aku sedang tidak memikirkan apa-apa," sahut Senja cepat, namun tak dapat menyembunyikan kegundahan di wajah nya.

\*\*\*

Kediaman Alfadharan.

Sebuah mobil mewah melaju pelan memasuki area kediaman milik Marvin Alfadharan. Saat mobil kendaraan roda empat nya telah terparkir, Galaxy tak langsung turun dari dalam mobil. Pria itu masih berada di dalam sana.

"Awas, kau Senja! Aku akan memberi mu pelajaran!" geram Galaxy, dengan langsung turun dari dalam mobil. Pria itu mengira kalau saat ini, Senja sudah berada di rumah.

Galaxy mengayun kan langkah kaki nya, masuk ke dalam rumah. Baru saja memasuki ruang tamu, pria itu sudah di sambut kedatangan nya oleh sang mama.

"Gala, kamu sudah pulang?"

"Baru saja, Maa--," "sahut nya lesu. Mendapati tak ada nya Senja yang saat ini tengah bersama putra nya, Mama Lani segera melayangkan pertanyaan.

"Gala--, di mana Senja?" tanya Lani melihat-lihat keberadaan Senja.

Raut wajah Galaxy berubah seketika, dengan semakin memperdalam tatapan nya pada sang Mama, setelah mendengar apa yang baru saja terucap dari bibir wanita paruh baya itu, "Senja belum pulang, Ma?" tanya Galaxy.

Wajah Mama Lani seketika berubah menyeramkan, mendengar pertanyaan balik dari anak laki-laki nya itu, "Lohh, kenapa malah kamu menanyakan nya pada Mama? Bukankah sebenar nya kamu harus lebih mengetahui di mana dia?! Bahkan kalian satu kampus!" ucap Lani heran.

Galaxy merasa kesal, dan seperti nya tidak terima, "Kenapa jadi, Mama yang menyalahkan Gala?! Memang Gala, harus terus mengekori Senja kemana-mana. Dia itu bukan anak kecil, Maa!" dengus Galaxy.

"Tapi, dia sekarang adalah tanggung jawab mu, Gala! Dan sekarang cepat kamu telpon dia, dan tanya, di mana dia sekarang, dan jemput dia!" ucap Lani.

"Tapi, Maa--," sahut Galaxy yang nampak keberatan.

"Gala! Senja itu istri kamu. Di luar dari kamu mencintai nya atau tidak, dia tetap menjadi tanggung jawab kamu. Dan sebaik nya kamu telpon dia, dan tanya, di mana dia sekarang, dan jemput dia!" hardik Mama Lani, dan segera mengayunkan langkah kaki nya berlalu dari ruangan itu, meninggalkan Galaxy yang terlihat begitu emosi saat ini.

Mengepalkan erat kedua tangan nya, menyalurkan amarah yang tengah berkobar di dalam diri nya saat ini, "Senja! Kamu benar-benar menguji kesabaran ku!" hardik Galaxy, dengan nada penuh emosi, dan segera berlalu dari dalam rumah nya.

Galaxy tak menyangkah akan seperti ini hidup nya. Galaxy merasa hidup nya berubah 100%, karena seorang Senja Zehren. Berkali-kali menghubungi wanita yang berstatus istri nya itu, Senja merijek nya, "Awas kau, Senja! Aku akan membalas mu, nanti! Tidak pernah ada wanita yang memperlakukan aku seperti ini!" ucap Galaxy marah.

Dan ia pun kembali menghubungi Senja, dan setelah beberapa detik kemudian, wanita 22 tahun itu mengangkat nya.

"Halo!" ucap Senja diseberang telpon.

"Hei, gadis bodoh! Kamu di mana?!" tanya Galaxy dengan nada penuh emosi.

"Bukankah aku mengatakan, kalau tidak usah menjemput ku. Aku tidak mau kamu menurunkan ku di jalan seperti tadi pagi!" sahut Senja dengan nada suara nya yang terdengar kesal.

"Aku juga tidak sudi menjemput mu, bodoh nya kalau bukan karena Mama yang memaksa! Dan cepat katakan di mana kamu sekarang?!" tanya Galaxy yang bertambah emosi.

"Aku, di jalan XX."

"Tunggu aku. Aku akan menjemput mu, sekarang!" sahut Galaxy kesal, dan segera memutuskan sambungan telepon nya.

Setelah sambungan telepon nya dan Senja berakhir, Galaxy segera memutar haluan menuju area di mana Senja berada saat ini.

Hingga beberapa menit kemudian, lelaki ber-alis tebal itu telah berada di lokasi, di mana ada nya Senja.

"Di mana dia?" gumam Galaxy, sembari mengedarkan pandangan nya, saat telah memarkirkan kendaraan roda empat nya.

Sehingga pandangan itu terkunci, saat dari jauh pria itu mendapati ada nya Senja, yang saat ini melambai-lambaikan tangan nya pada seorang lelaki dewasa.

Dan itu membuat Galaxy begitu tertarik, "Siapa pria itu? Apakah kekasih nya?" gumam Galaxy, dan setelah pria itu berlalu dari sana,

Galaxy mendapati Senja yang tengah berlari kecil menuju pada nya. Terus menatap pada Senja, dengan tatapan yang tak biasa. Hingga diri nya tercengang, saat Dita mengetuk pintu mobil, dan Galaxy segera menurunkan kaca mobil nya.

"Kalau kamu nggak mau aku ikut bersama mu, aku akan naik taksi saja. Tenang aja, aku nggak akan mengatakan apa pun pada Mama, dan Papa!" dengus Senja.

"Masuk!" sahut nya datar, dan segera membuka pintu untuk Senja dari dalam, namun tatapan itu kembali Galaxy bawa pada arah depan.

\*

Bersambung.................