Kejadian yang tidak terduga, seorang agen rahasia yang baru menyelesaikan misi nya.
Namun dia dijebak oleh rekannya sendiri yang memang ingin menyingkirkan dirinya. Sehingga dia harus tidur bersama seorang pria asing.
Olivia namanya, sebagai agen rahasia yang selalu sukses dalam menjalankan misinya. Namun hal itu menimbulkan kecemburuan pada rekannya sendiri.
Sehingga Olivia harus melahirkan tiga anak kembar yang super jenius. Dan mereka pun mengasingkan diri di sebuah desa. Delapan tahun kemudian, mereka kembali ke kota.
Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran baca yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi semata. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Seluruh cerita di dalamnya hanya imajinasi penulisnya semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
"Apalagi? Sudah kubilang keluar dari sini!" Dewa langsung marah tanpa melihat orang yang masuk.
"Tuan, ada berkas yang perlu ditandatangani," kata Jerry.
Dewa mendongak, kemudian meminta Jerry untuk meletakkan di meja kerjanya. Jerry menunggu dokumen itu untuk ditandatangani.
"Tuan, berkas-berkas itu akan ditandatangani segera," kata Jerry.
Dewa pun membuka map dan memeriksa berkas tersebut. Kemudian menandatanganinya dengan cepat. Dewa pun segera meminta Jerry untuk keluar.
Tanpa terasa hari pun sudah sore. Dewa pun bersiap-siap untuk kembali ke rumah. Akhir-akhir ini Dewa merasa pikiran nya tidak tenang.
Apalagi orang yang dicarinya hingga saat ini belum ketemu sama sekali. Sementara kedua orang tuanya selalu mendesak untuk mencari wanita itu.
Dewa keluar dari ruangannya, bersamaan dengan Jerry dan Josua juga keluar dari ruangannya masing-masing.
"Tuan." Jerry dan Josua menunduk hormat secara bersamaan.
"Hmm." Dewa berlalu begitu saja. Melangkah dengan kaki panjangnya menuju lift. Jerry dan Josua menyusul dari belakang.
Di dalam lift, ketiganya tidak ada yang berbicara. Semuanya terdiam dengan pikiran masing-masing.
Hingga tiba di lantai bawah pun mereka tidak ada yang berbicara. Mereka menuju mobil masing-masing.
Sesampainya di rumah, Dewa langsung masuk setelah memarkirkan mobilnya. Adelia dan Robinson yang duduk di ruang tamu pun menyapanya.
"Sudah pulang?" tanya Adelia.
"Iya Ma, aku langsung ke kamar dulu," jawab Dewa.
"Tunggu Nak, tadi Melinda kemari. Apa kamu masih punya hubungan dengannya?" tanya Adelia.
"Jangan bahas dia lagi Ma, dia yang memilih putus dariku," jawab Dewa.
"Sudahlah Ma, jangan terlalu ikut campur urusan anak muda," kata Robinson.
"Mama tidak ikut campur Pa, tapi Mama tidak suka dengan Melinda itu. Entah kenapa Mama merasa tidak cocok sama sekali dengannya," ujar Adelia.
Dewa tidak menanggapi omongan kedua orang tuanya. Dewa hanya berlalu dan naik ke atas menuju kamarnya.
Dewa masuk ke kamarnya, Dewa duduk termenung di sofa kamarnya. Dewa kemudian memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Setelah selesai mandi, Dewa melihat ponselnya berkedip-kedip pertanda ada seseorang yang ingin menembus sistem pertahanan miliknya.
Dewa tersenyum tipis. Entah kenapa dia merasa terhibur dengan situasi seperti itu. Bukannya panik, tapi malah dengan santai duduk di depan komputernya.
Dewa menghidupkan komputernya dan menunggu beberapa saat. Kemudian dengan kelincahan jari-jarinya, ia mengetik keyboard komputer miliknya.
Kali ini Dewa langsung mencari tahu alamat IP hacker tersebut. Namun Dewa malah mendapatkan serangan virus dari lawan.
"Huh, memang cerdik dan licik. Siapapun kalian, tidak akan bisa mengalahkan ku," kata Dewa berbicara sendiri.
Namun baru saja Dewa berbicara seperti itu, komputernya tiba-tiba mendapatkan peringatan dengan tulisan WARNING berwarna merah.
"Gawat, ternyata aku terlalu meremehkan lawan," kata Dewa. Dewa segera mencabut kontak listrik yang terhubung dengan komputernya.
Jika tidak! Sudah dipastikan komputer miliknya akan rusak total dan tidak bisa digunakan lagi.
"Sial! Siapa sebenarnya mereka? Dan apa tujuannya?" gumam Dewa.
Sementara di tempat lain ...
"Ya dia mundur," kata Arden seperti ada rasa kecewa di hatinya.
Mereka belum mendapatkan informasi tentang lengkap tentang Dewa. Hanya foto Dewa yang tersebar di internet sebagai pemilik perusahaan D Robinson group.
Namun mereka yakin jika orang itu adalah papa mereka. Karena mereka benar-benar mirip. Hanya beda versi dewasa dan anak-anak saja.
"Berarti kita tidak bisa mencari informasi tentang papa dong?" tanya Arjun.
"Tenang, kita banyak ide. Bulan depan kita berangkat ke kota, kesempatan itu kita gunakan untuk mencari papa," kara Archer.
Kemudian mereka bertos bertiga. Memang kompak dalam hal apapun yang mereka lakukan.
"Sayang." Olivia mengetuk pintu kamar mereka. Triple A segera menyimpan laptopnya masing-masing.
"Ada apa Ma?" tanya Arden.
"Kalian sebentar lagi akan pergi ke kota. Jadi kalian harus lebih banyak latihan seni beladiri," kata Olivia.
"Tapi kenapa Ma?" tanya Arjun.
"Sayang, kita tidak tahu siapa kawan dan siapa lawan? Kadang orang yang kita kira baik, tapi malah lebih jahat dan menusuk dari belakang," jawab Olivia.
Triple A manggut-manggut mengerti. Olivia juga mengatakan, jika belajar ilmu beladiri bisa menjaga diri sendiri dan juga bisa menolong orang lain.
Akhirnya mereka pun pergi kesebuah lapangan tempat mereka biasanya latihan. Olivia memang mempersiapkan diri untuk mereka.
Karena Olivia tidak bisa selamanya melindungi mereka dari orang jahat. Setidaknya mereka punya kemampuan untuk melindungi diri sendiri jika terjadi sesuatu kepada mereka.
...****************...
Hari yang dijanjikan sudah dekat. Olivia bersama ketiga anaknya pun berangkat ke kota dengan mobil milik Olivia.
Sementara Bu Ana dan bapak kepala sekolah menggunakan mobil jemputan khusus. Awalnya mobil itu untuk menjemput mereka semua. Namun Olivia lebih memilih menggunakan mobilnya sendiri.
"Ma, apa kita akan tinggal di kota?" tanya Arjun.
"Jika kalian menang, kalian akan dipindahkan ke sekolah di kota. Jadi kalian harus bisa menyesuaikan diri kalian nanti saat di kota," jawab Olivia.
Mereka mengangguk serentak. Mereka bertiga duduk di belakang. Sementara Olivia dan Mia duduk di depan.
Mobil mereka sudah keluar dari jalan desa. Sekarang sudah berada di jalan raya menuju kota.
Perjalanan mereka cukup jauh. Hingga memakan waktu beberapa jam untuk sampai ke kota.
Berangkat pagi, hingga menjelang sore barulah mereka tiba di kota. Kini mereka sudah berada di sebuah hotel.
"Maaf Pak, Bu, kami hanya bisa mengantar sampai di sini. Besok kami akan kembali menjemput kalian di sini untuk mengikuti olimpiade matematika," kata seorang pria yang membawa mereka.
Setelah menyewa kamar hotel untuk tamunya, pria itu pun pamit undur diri. Karena masih ada tugas yang harus mereka selesaikan.
"Terima kasih atas layanan baiknya," ucap bapak kepala sekolah.
Mia satu kamar dengan Bu Ana. Sedangkan Olivia satu kamar dengan anak-anaknya. Sementara bapak kepala sekolah sendirian.
Arden, Archer, dan Arjun yang baru pertama kali menginap di hotel pun merasa senang. Mereka langsung ke balkon untuk melihat pemandangan.
Pintu kamar mereka di ketuk. Olivia segera membuka pintu yang ternyata Mia. Mia pun langsung masuk ke dalam kamar Olivia.
"Kalian sedang apa?" tanya Mia.
"Sedang melihat pemandangan Nek," jawab Arjun.
Mia pun menghampiri mereka di balkon. Mia ikut bahagia melihat kebahagiaan cucu-cucunya.
"Bu, sebenarnya aku tinggal di kota ini sebelum ke desa," kata Olivia.
"Benarkah? Lalu?" tanya Mia.
"Aku ingin melihat rumah yang sudah lama aku tinggalkan. Rumah itu tidak ku jual. Karena peninggalan orang tuaku," jawab Olivia.
Ya, Olivia ingin mengajak mereka untuk melihat rumahnya. Olivia juga tidak tahu, seperti apa sekarang rumah yang dia tinggalkan bertahun-tahun.
Rencananya, nanti setelah olimpiade matematika selesai, Olivia akan mengajak mereka untuk melihat rumahnya.