NovelToon NovelToon
Antara Dia Dan Dirimu

Antara Dia Dan Dirimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kiara Safira Azzahra harus menelan pil pahit mendapati kekasihnya tiba-tiba tidak ada kabar berita. Ternyata ehh ternyata, kekasihnya......

😱😱😱😱

Penasaran????

Yuk kepoin cerita author yang bikin kalian mewek-mewek baper abiss....

Hanya disini.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Hey!"

Kia menoleh ke arah Banyu yang menyapanya. Wajahnya terangkat, namun tidak ada keramahan di dalam ekspresinya. Terlalu tenang. Terlalu santai menyimpan semuanya sendiri.

"Kok kemarin nggak masuk? Elo bolos ya?" tanyanya. Seperti biasa, Banyu menampilkan wajah tengilnya.

"Gue kesiangan," jawab Kia.

Sebelum benar-benar pergi dari parkiran, dia membetulkan tas ranselnya. Tas ransel sederhana---tapi menyimpan banyak kenangan di dalamnya.

"Hah, kesiangan? Serius?" Banyu tersenyum. Tersenyum menyebalkan, menurut Kia.

"Elo begadang main ep-ep, makanya kesiangan?" cerocos Banyu---dengan bersusah payah mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu.

Kia memutar bola matanya malas. Lalu sedikit menoleh ke arah Banyu yang masih mengikuti di belakangnya.

"Eh, pipi elo lebam-lebam, elo abis digebuki siapa?" tanyanya, sudah berdiri di depan Kia. Terpaksa gadis itu langsung berhenti melangkah.

"Elo nggak usah kepo deh?" galak Kia, "Dan ini bukan gara-gara digebukin seseorang, tapi karena gue jatuh. Puas, elo!"

"Nggak mungkin?" ujarnya. Masih saja mengejar langkah Kia.

"Kalau jatuh nggak mungkin kale? Pasti ada yang jahatin elo. Ayo ngomong, siapa yang tega ngelakuin ini?"

"Ih, Banyu. Elo itu selain nyebelin, ternyata elo kepo banget! Jauh-jauh dari gue.....!" Kia mendorong tubuh Banyu mundur.

"Gue kan perduli....!"

Langkah Kia langsung terhenti, dia menoleh, menatap wajah Banyu tajam.

"Jangan sok perduli sama gue! Kita nggak sedekat itu, ingat itu!" katanya, tegas. Seperti membangun tembok besar.

Kia melangkah pergi dengan cepat, sementara Banyu masih berdiri terpaku, menatap kepergiannya yang begitu tiba-tiba.

Namun satu hal yang membuatnya penasaran dan tertantang---ialah sikap Kia yang judes dan misterius. Itulah yang membuat Banyu semakin ingin dekat dengan gadis itu.

Kia berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya, berusaha menghindari pertanyaan Banyu yang baginya terasa sangat mengintimidasi. Tentu saja, hal itu membuat Kia merasa risih dan tidak nyaman. Meski Banyu tampak seperti sosok yang perduli di matanya, kenyataannya mereka hanyalah teman sesama mahasiswa.

"Ki.....?" panggil Anne yang tiba-tiba sudah berdiri didepannya.

"Astaga. Kaget tau, Ne!" omel Kia.

Anne terkekeh kecil, "Lagian elo, jalan kayak dikejar hantu!"

Kia meringis.

"Dikejar siapa sih, elo?" tanya Anne, celingukan mencari tahu apa yang membuat sahabatnya berlarian begitu. Namun dia tidak melihat hal yang mencurigakan.

"Nggak ada. Gue cuman pengen cepet-cepet ke kelas," katanya.

Keduanya pun berjalan menuju kelas bersama.

"Kenapa kemarin bisa kesiangan?" tanya Anne---kini mereka sudah berada di kelas. Sebagian anak-anak menatap keduanya dengan tatapan aneh. Namun keduanya terlihat cuek, nggak perduli.

"Gue nggak bisa tidur. Semua badan gue sakit. Kepala gue pusing?" adunya.

Anne menelisik wajah sahabatnya. Ia paham---kalau badan Kia sakit, kepala pusing, pasti terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu. Anne sudah sangat paham dengan kondisi tersebut.

Tanpa ragu, Anne menelisik wajah sang sahabat yang memang masih terdapat bekas lebam di pipi, dan luka pecah di sudut bibir, karena masih belum hilang seratus persen.

"Nyokap elo lagi yang ngelakuin ini?" tanyanya. Tangannya menyingsing baju panjang Kia. Dan benar saja, masih ada jejak kebiruan di sana.

Kia menganggukkan kepalanya.

"Sebenarnya nyokap elo itu beneran nyokap kandung bukan sih?" Anne kesal, "Kalau nyokap kandung---nggak bakal sesadis ini, Ki! Dia tuh mirip kayak nyokap tiri!" kata Anne, berapi-api. Gadis itu bener-bener kesel melihat sahabatnya terluka hampir setiap hari.

Bukan sekali dua kali, tapi berkali-kali Anne melihat itu. Bahkan saat mereka sama-sama duduk di bangku sekolah menengah atas, acapkali Anne melihat tubuh Kia terluka seperti itu. Herannya tak ada satu pun keluarga yang membela ataupun perduli dengannya.

"Kalau gue mati---kuburin gue di dekat makam kakek gue ya? Karena dia satu-satunya orang yang peduli dengan gue?" ucap Kia, wajahnya sendu.

PLAKKK...

"Aduh!" pekik Kia, meringis. Anne tiba-tiba menggeplak lengannya.

"Kalau do'a itu yang baik-baik?" sungutnya, "Malaikat denger baru tau rasa!"

Kia tertawa kecil.

Yah, hanya Anne satu-satunya orang yang benar-benar peduli dengannya. Dari dulu sampai sekarang.

"Elo katanya pengen buktiin ke nyokap elo? Kalau elo tuh bisa berhasil walau hanya seorang desainer grafis?"

"Heum," angguknya, "Gue emang pengen nunjukin ke nyokap gue, kalau seorang desainer grafis juga bisa sukses dan berhasil!" ujarnya.

"Kalau begitu, berhenti memikirkan soal kematian!" ucap Anne.

Kia tersenyum ringan. Menatap wajah Anne dengan tatapan yang rumit.

"Kalau elo mau, elo bisa cari kos. Pergi dari sana!" katanya lagi, "Rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman, bukan tempat yang mengerikan. Bukan tempat yang hanya menciptakan ketakutan-ketakutan!" Anne menatap dalam-dalam.

"Apa gue bisa?"

"Kenapa nggak?" katanya, "Gue akan bantu!"

Kia nampak berpikir.

"Atau elo mau tinggal di rumah gue? Gue yakin, nyokap gue akan setuju banget?"

"Gue sudah sering ngerepotin elo. Gue nggak mau ngerepotin lo lagi?"

"Gue udah bisa menebak lo akan ngomong kayak gini!" Anne tertawa kecil, "Dari dulu, elo emang kayak gitu? Padahal gue seneng banget kalo tiap hari direpotin elo?"

"Kita cuman temen,"

"Tapi rasa saudara. Elo lupa kalau kita sering bertukar celana dalam," kata Anne ngakak. Kia langsung membekap mulut sahabatnya yang tak berfilter itu.

Sambil geleng-geleng kepala, Kia mendengus sebel.

Bisa-bisanya Anne bicara seperti itu di kelas. Bagaimana kalau didengar mahasiswa lain.

Jam pelajaran baru saja dimulai ketika Pak Regan melangkah masuk ke kelas. Dosen muda dan terkenal tegas itu segera menarik perhatian semua mahasiswa, bukan hanya karena sikapnya yang disiplin, tapi juga karena parasnya yang membuat beberapa bisikan geli terdengar pelan di antara barisan bangku.

Begitu pak Regan masuk ke kelas, semua langsung diam, tatapan mata lurus menatap wajah tampan dosen muda itu, terutama mahasiswi yang mengidolakannya.

"Buka buku halaman 70. Kalian bisa baca, dan pahami. Kalau tidak mengerti, bisa ditanyakan!" ujarnya. Suaranya berat, namun mengandung ketegasan.

"Baik, Pak," jawab mereka semua serempak membuka buku dengan pelan. Sesekali tatapan para mahasiswi memandang penuh takjub.

"Disitu kalian bisa pelajari beberapa contoh tipografi yang efektif, seperti ; tipografi yang jelas dan mudah dibaca--- yaitu menggunakan font yang sederhana dan mudah dibaca, seperti Arial, Helvetica, atau Times New Roman. Lalu, tipografi yang kreatif dan unik--- kalian bisa menggunakan font yang unik dan kreatif, seperti font script atau font dengan gaya khusus, untuk menambahkan kesan yang berbeda pada desain. Terus ada tipografi yang konsisten--- yaitu menggunakan font yang sama atau serupa di seluruh desain untuk menciptakan kesan yang konsisten dan profesional. Dan ada tipografi yang kontras--- yaitu menggunakan font dengan ukuran, warna, atau gaya yang berbeda untuk menciptakan kontras dan menarik perhatian. Terakhir, tipografi yang hierarkis----menggunakan font dengan ukuran dan gaya yang berbeda untuk menciptakan hierarki visual dan memudahkan pembaca memahami informasi. Simak baik-baik!" ujarnya tegas.

"Dan tugas untuk kalian! Kalian harus bisa membuat contoh desain website menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik dan membuat konten lebih mudah dibaca!"

"Jadi kami harus membuat desain websitenya, Pak?" tanya salah satu mahasiswa.

"Ya. Saya tunggu kreativitas kalian?" tukas dosen muda itu.

"Dan untuk tugas yang kemarin, hari ini adalah hari terakhir pengumpulan tugas. Saya harap setelah ini ---tugas itu sudah ada di atas meja saya!' katanya lagi.

"Siap, Pak." Sahut semuanya.

Tiba-tiba Banyu berdiri, dan berkata, "Tapi, saya belum buat, Pak!"

Tatapan Banyu dan Regan saling bertemu. Seketika, kening Regan mengerut tajam menatap pemuda itu.

"Kamu mahasiswa baru?" tanyanya.

"Iya, Pak," angguk Banyu.

Regan langsung mengangguk, lalu ia menoleh ke arah Kia yang sedang menunduk, sibuk dengan buku di depannya. Entah kenapa ada perasaan aneh yang terlalu rumit untuk dijabarkan.

"Kamu bisa bertanya pada Kia. Dia salah satu mahasiswi teladan di kelas ini?" katanya, membuat Kia yang sedang membaca buku langsung mengerjap kaget.

"Saya...?" gumamnya tak percaya.

"Bantu mahasiswa baru kita, Ki. Kamu bisa kan?" ucap Regan, dan ini adalah pertama kalinya bagi Kia dan Regan saling menatap lebih dari lima menit.

"Kenapa harus saya, Pak? Kan ada yang lain?" protes Kia.

"Karena design kamu yang paling mendekati sempurna. Jadi---saya pilih kamu untuk membantu mahasiswa baru itu," katanya, "Ah, siapa nama kamu?" tanyanya pada Banyu.

"Banyu, Pak," jawab Banyu, mengulas senyum manis sambil melirik Kia, sementara Kia terlihat cemberut.

Anne terkekeh kecil, lalu menyenggol lengan sahabatnya, "Kayaknya kali ini Elo harus nambah setok sabar  ....!"

"Ish, Anne ah.....!!!!"

Bersambung.....

Komen dong......

1
Mintarti
lanjut thor
Aditya hp/ bunda Lia
semangat Kia ... 💪💪
Mintarti
woooee ternyata ratu ga punya aklak ank yg di banggakan jatuhlah dia
Mintarti
ibuk e edan kwi greget aku ,ibuk durhaka
Mintarti
sapa suruh tante ada udang dibalik rempeyek/Grin/
Mintarti
ntar lulus kedokteran ratu belum tentu laku
Mintarti
nasib baik tk ada yg tau sabar kia Alloh pd saatnya akan angkat derajat mu
Aditya hp/ bunda Lia
kayaknya Kia mau di suruh jadi pacar boongan lagi .... 🤭
Aditya hp/ bunda Lia
baca dari awal koq aku baru ngeh kalo ratu mantannya pak dosen itu kakak nya Kia .... faktor U dah makin lemot ajah nih otak ... 🙈
Aditya hp/ bunda Lia
harus super duper tegasnya pak dosen jahat juga gak apa-apa lah kalo Sama cewe ulet bulu modelan si ratu mah
Gustinur Arofah
klo bisa dilahirkan maunya di orang tua yg kaya raya, tak ada yg meminta untuk dilahirkan dr perbuatan apa pun, miris bgt klo sampe seperti itu. 😭😭😭
Aditya hp/ bunda Lia
ternyata benar .... yakinlah Ki kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu
Oma Gavin
rumit banget hidup kia, tetap semangat dan tegar kia raih cita" mu tunjukkan pada mereka yg meremehkan mu
Gustinur Arofah
😭😭😭😭
Aditya hp/ bunda Lia
Oh tidak jadi Kia anak dari si perampok? 😱
benarkah???
Aditya hp/ bunda Lia
ternyata Banyu leukimia... 🥺🥺
Aditya hp/ bunda Lia
pasti di kasih kerjaan Sama om Guntur ...
Aditya hp/ bunda Lia
udah Kia Ama pak dosen ajah banyu sama Anne ... 🤭
Oma Gavin
ayo bayu gercep jgn sampai keduluan pak dosen
Aditya hp/ bunda Lia
cerita dosen muda selalu bikin nagih baca .... lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!