NovelToon NovelToon
Brondong Untuk Kakak Cantik

Brondong Untuk Kakak Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Anak Genius / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kehidupan seorang balita berusia dua tahun berubah total ketika kecelakaan bus merenggut nyawa kedua orang tuanya. Ia selamat, namun koma dengan tubuh ringkih yang seakan tak punya masa depan. Di tengah rasa kehilangan, muncullah sosok dr. Arini, seorang dokter anak yang telah empat tahun menikah namun belum dikaruniai buah hati. Arini merawat si kecil setiap hari, menatapnya dengan kasih sayang yang lama terpendam, hingga tumbuh rasa cinta seorang ibu.

Ketika balita itu sadar, semua orang tercengang. Pandangannya bukan seperti anak kecil biasa—matanya seakan mengerti dan memahami keadaan. Arini semakin yakin bahwa Tuhan menempatkan gadis kecil itu dalam hidupnya. Dengan restu sang suami dan pamannya yang menjadi kepala rumah sakit, serta setelah memastikan bahwa ia tidak memiliki keluarga lagi, si kecil akhirnya resmi diadopsi oleh keluarga Bagaskara—keluarga terpandang namun tetap rendah hati.

Saat dewasa ia akan di kejar oleh brondong yang begitu mencintainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9

Pagi itu, rumah keluarga Bagaskara kembali riuh. Celin yang kini duduk di kelas empat SD sudah semakin tinggi. Rambut panjangnya sering dikepang dua oleh Arini. Sementara Arka dan Aksa sudah duduk di TK, semakin lincah, dan tentu saja semakin banyak tingkah.

“Celin, ayo cepat sarapan. Nanti terlambat!” teriak Arini dari ruang makan.

“Iya, Ma!” sahut Celin, tergopoh-gopoh sambil menuruni tangga dengan buku di pelukan.

Di meja makan, Arka dan Aksa sudah duduk dengan wajah belepotan selai cokelat.

“Kak Celin, aku tadi bikin roti sendiri,” kata Arka sambil menunjukkan roti isi yang penyok di tengah.

Aksa menimpali, “Aku juga! Tapi rotinya jatuh ke kursi dulu, hehehe.”

Celin hanya bisa tertawa. Ia mengusap kepala adik-adiknya. “Waduh, calon koki handal nih. Jangan kasih Papa makan dulu, nanti sakit perut.”

Bagas yang baru turun langsung menimpali, “Hei! Papa denger lho. Tenang aja, apa pun masakan kalian pasti Papa habiskan.”

Semua tertawa. Suasana pagi di keluarga itu selalu penuh hangat, meski kadang ribut kecil.

---

Di sekolah, Celin semakin dikenal sebagai murid yang pintar. Ia sering dipilih untuk lomba cerdas cermat, menulis, bahkan dipercaya jadi ketua kelas. Namun, semua itu membuatnya sibuk. Saking sibuknya, kadang ia pulang sore dan tidak sempat menemani Arka dan Aksa bermain.

Suatu sore, Celin baru pulang dari latihan paduan suara. Begitu masuk rumah, Arka langsung menyambut dengan wajah cemberut.

“Kakak bohong! Katanya mau main puzzle bareng. Tapi Kakak pulang sore terus.”

Aksa ikut-ikutan, “Iya! Kakak janji, tapi nggak tepati.”

Celin menunduk. Rasa bersalah menyelinap. “Maaf, adik-adik. Kakak tadi ada latihan. Aku janji besok kita main, sungguh.”

Arini yang mendengar percakapan itu hanya bisa tersenyum kecil. Ia tahu anak sulungnya sedang belajar membagi waktu. Di malam hari, saat Celin belajar, Arini masuk ke kamarnya.

“Sayang, kamu hebat bisa pimpin teman-teman di sekolah. Tapi jangan lupa, di rumah juga ada yang kamu pimpin: Arka dan Aksa.”

Celin terdiam. Ia menggenggam pensilnya erat. “Iya, Ma. Aku cuma takut kalau aku nggak ikut lomba, Mama dan Papa kecewa.”

Arini menggeleng lembut. “Mama dan Papa akan selalu bangga, bukan karena piala, tapi karena kamu tetap jadi kakak yang sayang adik-adiknya.”

Kata-kata itu menancap di hati Celin. Malam itu, ia menulis di buku hariannya:

"Aku harus bisa adil. Jadi kakak di rumah, jadi murid di sekolah. Biar nggak ada yang kecewa."

---

Di kelas, Celin semakin dekat dengan Siska. Mereka berdua selalu bersama, entah saat belajar atau bermain. Namun, suatu hari, ada murid baru bernama Nayla yang tiba-tiba jadi perhatian semua orang. Nayla pintar menari, suaranya merdu, dan cepat sekali akrab dengan teman-teman lain.

Siska mulai merasa tersisih. Ia cemberut setiap kali Celin bicara dengan Nayla.

“Kamu sekarang lebih sering sama Nayla, ya? Aku kayak nggak punya sahabat lagi,” ucap Siska suatu siang.

Celin panik. “Bukan gitu, Sis. Aku tetap sahabatmu. Nayla cuma teman baru. Kita bertiga bisa main bareng.”

Tapi Siska terlanjur sakit hati. Ia menjauh beberapa hari. Celin sedih, bahkan sempat menangis di rumah.

Arka dan Aksa yang melihat kakaknya murung mencoba menghibur.

“Kak Celin, kalau punya dua boneka kelinci, apa yang Kakak lakuin?” tanya Arka polos.

Celin mengusap air matanya. “Ya aku sayang dua-duanya.”

“Nah! Sama kayak teman. Kakak bisa punya Siska dan Nayla. Hati Kakak kan besar,” kata Aksa dengan gaya bijak khas anak kecil.

Celin tersenyum. “Iya juga, ya. Kakak salah. Aku harus sabar.”

Keesokan harinya, ia mendekati Siska dengan sebuah surat kecil berisi gambar tiga bintang: Celin, Siska, dan Nayla.

“Maaf ya, Sis. Aku nggak mau kehilangan kamu. Kita bertiga bisa jadi tim bintang.”

Siska akhirnya luluh. Mereka berpelukan, sementara Nayla ikut tersenyum. Persahabatan Celin semakin kuat, justru karena masalah kecil itu.

---

Waktu terus berjalan. Arka dan Aksa kini duduk di TK besar. Meski kembar, keduanya punya sifat berbeda.

Arka cenderung berani, suka memimpin, kadang keras kepala. Sementara Aksa lebih pendiam, tapi cepat menangis.

Suatu hari, guru TK mereka melapor pada Arini. “Bu, tadi Aksa sempat diejek anak lain karena tidak mau ikut lomba lari. Dia malah nangis.”

Arini bercerita pada Celin sepulang sekolah. “Sayang, Aksa agak minder. Kamu bisa bantu dia percaya diri?”

Malam itu, Celin duduk di kamar adiknya. “Aksa, kamu tau nggak? Jadi pelan bukan berarti kalah. Kadang orang pelan justru lebih hati-hati. Itu bagus.”

Aksa menatap kakaknya. “Tapi teman-teman bilang aku penakut.”

“Kalau gitu, mulai besok kita latihan bareng. Kakak lari sama kamu. Kita tunjukin kalau Aksa punya keberanian.”

Dan benar. Beberapa minggu kemudian, Aksa berhasil ikut lomba lari kecil di sekolah. Meski tidak juara, ia tersenyum lebar. “Kak Celin, aku bisa! Aku nggak nangis lagi.”

Arka yang biasanya usil pun bertepuk tangan. “Adikku keren! Tapi jangan lupa, aku yang paling cepat!”

Semua tertawa.

---

Suatu malam, hujan deras mengguyur kota. Listrik rumah mati lagi. Celin, Arka, dan Aksa berkumpul di ruang tengah.

“Gelap lagi, Kak. Aku takut,” bisik Aksa sambil memeluk boneka kelinci.

Celin menyalakan lilin, lalu duduk di antara mereka. “Tenang, ada Kakak.”

Ia mulai bercerita tentang tiga bintang di langit—kisah lama yang selalu menenangkan adik-adiknya.

“Kalau kita bertiga bersatu, nggak ada yang bisa bikin takut. Karena kita cahaya. Dan cahaya selalu menang lawan gelap.”

Arka menatap kagum. “Kak Celin kayak pahlawan.”

“Bukan, Ka. Aku cuma kakak. Tapi kalau kalian berdua percaya, kita bisa jadi keluarga paling kuat.”

Arini yang mengintip dari pintu kembali meneteskan air mata. Bagas merangkulnya. “Lihat, Rin. Anak-anak ini bukan cuma tumbuh, tapi saling menjaga. Inilah doa yang kita minta dulu.”

--

Di kelas enam, Celin dipilih mewakili sekolah untuk lomba pidato tingkat kota. Temanya: Keluarga sebagai Cahaya Hidup.

Celin sempat gugup. Ia takut tidak bisa membawakan dengan baik. Tapi Arka dan Aksa selalu menyemangati.

“Kak, kalau deg-degan, bayangin kita duduk di depan. Anggap aja pidato buat adik-adik,” kata Arka.

“Iya, Kak. Aku pasti tepuk tangan paling keras,” timpal Aksa.

Hari lomba tiba. Celin berdiri di podium, melihat banyak orang. Tangannya gemetar. Tapi ketika matanya menemukan Arka dan Aksa di bangku penonton, ia tersenyum.

Pidatonya mengalir indah. Ia bercerita tentang bagaimana sebuah keluarga bisa jadi cahaya, tentang peran orang tua, dan tentang bagaimana seorang kakak kecil bisa belajar menjaga dua adiknya.

"Aku percaya, keluarga adalah bintang di langit hidup kita. Dan aku berjanji, akan selalu jadi cahaya untuk adik-adikku, Arka dan Aksa."

Sorak tepuk tangan menggema. Celin berhasil meraih juara pertama.

Bagas menepuk punggung putrinya, bangga. “Kamu bukan cuma cahaya Bagaskara, tapi cahaya untuk banyak orang.”

---

Malam itu, setelah semua tidur, Celin duduk di kamarnya. Ia membuka buku hariannya, menulis dengan tinta biru:

"Aku sudah kelas enam. Sebentar lagi SMP. Tapi aku nggak mau berubah. Aku tetap kakak untuk Arka dan Aksa. Aku janji akan terus jagain mereka, apa pun yang terjadi."

Di luar jendela, langit penuh bintang. Seolah alam semesta ikut mendengarkan janjinya.

Dan jauh di ruang tamu, Arka dan Aksa yang tertidur saling menggenggam tangan, seakan tahu bahwa selama mereka punya Celin, dunia akan selalu terasa aman.

---

Bersambung...

1
Tiara Bella
Juan bahayain ya tktnya Celin kejebak aja
Noey Aprilia
Hhhmmm....
cakra msti lbih crdik dong....ga cma mlindungi celin,tp jg nyri tau spa juan sbnrnya....mskpn s kmbar udu nyri tau jg sih....
Noey Aprilia
Mngkn tu orng emng brmsalah d luarn sna,tp krna mlutnya mnis ky gula jd dia bsa bkin orng lain prcya....mga aja celin ga kna bjuk rayu setan.....😁😁😁
Tiara Bella
tw²hbs aja hehehe..
Dewi Nafiah
terus lah berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari celin dan ortunya
Mochika mochika
ok
Noey Aprilia
Mngkn juan sngja dtng buat mnghncurkn kluarganya celin,enth dndm msa lalu atw apa....tp yg psti,cakra bkln sllu mlindungi celin.....
Noey Aprilia
Hhhmmm.....
nmanya jg cnta.....ttp brjuang cakra,kl jdoh ga bkln kmna ko....
Cindy
lanjut kak
Noey Aprilia
Smngt trs y cakra.....
kjar celine mskpn cma dgn prhtian kcil,ykin bgt kl klian brjdoh suatu saat nnti.....
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Determined//Determined//Determined/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Aiih jadi inget dulu 😄 kalo soal bintang berjejer 3 🥲
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kasian juga ga bisa menikmati masa remaja
Noey Aprilia
Diam2 suka y cakra....
ga pa2 sih mskpn beda usia,yg pnting tlus....spa tau bnrn jdoh....
Tiara Bella
wow brondong makin didepan.....
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
akhirnya muncul juga nih cowoknya, uhhh... Cakra sedang jatuh cinta... cinta pada pandangan pertama/Shy/
Noey Aprilia
Waahhhh....
nongol jg nih clon pwangnya celine.....
msih pnggil kk sih,tp bntr lg pnggil ayang....🤭🤭🤭
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
ehhhh brondongnya si Cakra ini kah
Fransiska Husun
up up lagi semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!